Dengan BerkahMu...Sekarang dan Di Sini...Sadarilah Jatidirimu sebagai Atma yang tak terpisahkan dengan Paramatma, Sang Hyang Tunggal.
Sebagaimana sinar matahari yang tak terpisahkan dari sumbernya, Matahari.
Keabadian sebuah keniscayaan, kefanaan merupakan permainan kehidupan para abadi. Syarat memasuki
permainan adalah lupa diri, lupa akan kesejatian yang abadi. Kemudian saat
bermain ada yang tiba-tiba “ingat” maka ada dua pilihan, pertama tetap bermain
dalam permainan kefanaan dengan
kesadaran abadi atau pergi meninggalkan panggung permainan dengan penuh
kesadaran dan masuk kembali dalam hidupan abadi.
Permainan kefanaan
ini begitu rumit dan indah, rumit karena semua fitur dalam permainan membawa
kita lupa akan diri kita, walau ada pribadi yang sudah tercerahkan di depan
mata kita, kita akan menolaknya bahkan membunuhnya. Muncul kepercayaan bahwa “manusia
ditakdirkan untuk mati”, lengkap sudah permainan ini. Permainan berlangsung terus-menerus….sampai
kapan? Entahlah, karena Jika hanya ada satu orang pun yang terrsisa permainan
tetap berjalan.
Trus indahnya dimana? Iya ya dimana keindahannya, keindahannya
terletak pada kemuliaan yang bermain kotoran yang tidak pernah mengotori
dirinya, tapi berlaku seolah benar-benar kotor, apakah itu indah?
Terus
apa tujuan menulis tentang ini? Tidak ada tujuan apapun……hanya sebuah gema
keabadian.
Vija Keswur - Benih-benih Kesadaran yang Bertebaran
Mandala, sebuah istilah Sanskrit yang berarti 'lingkaran' atau 'pusat', adalah representasi kosmik yang muncul di berbagai tradisi spiritual dunia. Meskipun namanya berasal dari tradisi Hindu-Buddha, konsep serupa ditemukan di hampir semua peradaban kuno.
Mengapa simbol yang sama muncul di peradaban yang terpisah jarak dan waktu? Mandala mungkin menunjukkan kesamaan pola pikir manusia tentang kosmos. Bentuk melingkar dengan pusat mewakili perjalanan dari luar menuju kedalam, dari kebingungan menuju pencerahan, dari kekacauan menuju ketertiban.
Mandala telah melampaui waktu dan budaya, menyampaikan pesan universal tentang struktur realitas. Di zaman modern, kita masih melihat pola yang sama dalam fisika kuantum, astronomi, dan psikologi. Mungkin mandala adalah kunci memahami bukan hanya dunia luar, tapi juga lanskap batin kita sendiri—menghubungkan mikrokosmos pikiran dengan makrokosmos alam semesta.
Berkah Shakti Om,
Selasa Kliwon, 13 Agustus 2025
---
Appreciate your time — check out the video below! 👇
Poin-poin yang dapat dipetik dari pengalaman kehidupan adalah:
1. Kita yang empunya atau pemilik kebebasan atas diri kita sendiri. Kita dapat menggunakan sepenuhnya kebebasan itu, membuka atau menutup diri terhadap apapun di sekitar kita.
Bila kita melakukan sesuatu tanpa kesadaran-akan-kebebasan, melakukannya karena paksaan seseorang atau karena desakan situasi... maka hati-hatilah... Berhentilah sejenak.... Tanyakan pada diri sendiri, "Apakah yang kulakukan membawaku pada perkembangan diri atau peng'kerdil'an diri?
Tekanannya pada kesadaran akan apa yang kita lakukan.
2. Kita tinjau dari "siapa" yang memberi motivasi?
# Jika yang memberi motivasi adalah Guru kita, walau awalnya terasa tidak enak atau tidak nyaman bahkan menyakitkan tetapi buahnya adalah peningkatan kesadaran....Beliau bukan merampas kebebasan tapi sang pemberi kebebasan.
# Dan berhati-hatilah kepada seseorang yang memberikan kenyamanan, kesenangan di awalnya tapi duka-penderitaan dan kematian pada akhirnya.
Guruku pernah menyampaikan awalnya “Tahun Shiva-Tahun Pembersihan, Pembaharuan” berakhir
sampai tahun 2024, namun di tahun 2025 ternyata Shiva masih menari. Artinya Pembersihan
masih berlangsung, sampai kapan, entah,
kita tidak tahu. Untuk menghadapi masa-masa perubahan ini, Guru memberi
nasihat, “Dekatkan dirimu dengan Maa,
Bunda Ilahi, hanya Maa yang dapat
menghentikan Tarian Shiva”.
Berkaitan
dengan informasi sebelumnya, dimana sekarang ini kita mulai melangkah memasuki
masa tamasik, masa kegelapan, masa
ketika ilusi begitu kuat mencengkram mind manusia, menutupi gugusan pikiran dan
perasaan manusia. Apakah sebelumnya kita
tidak berada pada zama kegelapan, seperti yang telah disebutkan bahwa sekarang kita
berada pada zamanKaliyuga? Ya,
kita telah berada pada zaman kaliyuga, tapi kegelapan tidak terlalu terasa dan
sekarang, tepatnya mulai 06 februari 2025, kegelapan akan sangat terasa. Mempengaruhi
semuanya dari manusia, alam, binatang, dan para arwah disekitar kita. Jadi bersiaplah
kita semuanya. Ini adalah hal yang sangat mendesak dan butuh perhatian yang
serius, karena pilihan kita akan menentukan dimana kita berada. Kok terdengar
seperti cerita fiksi, tapi itulah yang terjadi.
Pembaharuan
akan mendesak kita untuk terpaksa memilih satu diantara dua pilihan yang ada, jatuh dalam kegelapan atau diluar itu. Puncaknya
akan mengerucut menjadi dua ekstrim besar, kelompok kegelapan dan kelompok
terang, sons of darkness or sons of
lights.
Tidak
percaya, lihatlah disekeliling, terjadi perang, ketegangan geo-politik,
rendahnya kepercayaan antara sesama manusia, kekerasan terjadi dimana-mana,
dalam hubungan personal kita, keluarga, masyarakat dan sebagainya. Dan yang paling
terbaru adalah munculnya AI ciptaan manusia, ya, Alien Inteligent bukan Artificial Inteligent. Munculnya agen-agen
yang dapat membuat keputusan sendiri. Yang kehadirannya benar-benar menyihir
kita, dan ini baru ‘amuba’nya AI bayangkan jika ia telah menjadi ‘dinosaurus’
AI.
Cukup
sudah kita melihat keluar, sekarang masukilah dirimu… apa yang sesungguhnya
ada disana, apakah ada ketenaangan di sana, apakah ada kedamaian di dalam, atau
apakah pikiran yang bergerak begitu cepat yang menginginkan banyak hal, atau
emosi yang bergejolak menahan himpitan dari luar yang tidak terlampiaskan…. Apa pun
yang terlihat amati saja apa adanya…. Jadilah seorang saksi bagi dirimu
sendiri. Jangan menghakimi apakah itu baik atau buruk, benar atau salah. Jangan
pula memilih, aku suka ini atau aku suka itu. Dan jangan menolak apa pun
yang kau lihat di dalam, cukup amati saja, disadari saja… tarik napas pelan-pelan, buang
napas pelan-pelan , santai…. rileks….
Ini tips awal,semacap p3k-nya,
pertolongan pertama pada kecelakaan untuk menghadapi masa kegelapan ini. Pilihan
sepenuhnya ada di tangan kita sendiri.
OM adalah AWAL, PERTENGAHAN dan AKHIR. Om juga adalah Hyang Tak Bermula dan Tak Berakhir. Om adalah Segala Sesuatu yang Terucapkan dan juga Tak Terucapkan. Om adalah Segala Rupa, Segala Bentuk, dan Segala Nama - di saat yang sama Om juga adalah Hyang Abstrak, Tak Bernama, Tak Berbentuk, Tak Berupa.
Om adalh Gusti, Bapa Ilahi.
Om adalah Bunda Ilahi, Hyang Pemelihara Agung. Om adalah Pasangan, Teman, Kerabat, Saudara, Segala Sesuatu dan Setiap Hal.
Om adalah Bumi, Langit, dan Ranah di atas Langit. Om adalah Partikel Terkecil, tapi Om juga Melingkupi Segala Sesuatu.
Om adalah Kelahiran, Om adalah Kematian, Om adalah Kehidupan itu sendiri.
Om adalah Eter sebagai Substansi Ruang, Hyang Kala. Om adalah Semua Dimensi diketahui dan tidak diketahui, dan juga Melampaui Dimensi.
MENYANYIKAN OM, MENGIDENTIFIKASIKAN DIRI DENGAN DENGAN OM menuntun kita pada Kesadaran-Diri. Om adalah pusat dari segala mandala, semua model alam semesta, semua model keberadaan, semua model spiritual dan material.
Om adalah lingkaran luar material dari semua mandala spiritual, Ia juga inti spiritual dari semua mandala material. Om adalah Faktor Pengikat yang mengikat kita semua bersama, yang menyangga seluruh ciptaan.
Disaat yang sama, Ia jugalah Hyang Menghancurkan.
Tiada penghancur yang melebihi Om. Sesungguhnya, Om adalah Tindakan Penghancuran itu sendiri.
Untuk mengetahui Misteri dari Om adalah untuk menyatu, untuk menjadi satu dengan Om. Dan, menjadi Satu dengan Om adalah akhir dari segala dualitas. Lalu, yang tersisa hanyalah Om, Om, Om…
Ada sebuah lagu indah yang ditulis oleh oleh seorang anggota tidak dikenal dari Kelompok Spiritual Sindhi bernama “Om Mandali” - cikal-bakal Brahma Kumaris yang mendunia saat ini.
Ini adalah lagu yang sangat lama.
meri rasana se Prabu Tera nama nikale
hara ghari hara vale Om Om nikale…
“Biarlah rasana-ku - mulutku, indra pencecapku - mengembangkan selera menyanyikan nama-Mu, O Gusti. Biarlah ia menyanyikan Om, Om sepanjang waktu…”
mana mandira me jota jalau(n) gi
Prabhu Tera mai(n) sada guna gau(n) gi
“Aku akan menerangi Kuil hatiku dengan lampu kesadaran; Aku akan senantiasa menyanyikan kemuliaan-Mu, O Gusti, O Bunda Ilahi…”
mere roma-roma vicu Tera nama nikale
hara ghari hara vele Om Om nikale…
“Setiap sel, setiap partikel dari diriku menyanyikan kemuliaan nama-Mu, O Gusti, O Bunda Ilahi. Aku menyanyikan Om Om sepanjang waktu…”
mere avaguna citta se bhula dena
meri naiya kinare laga dena…
“O Gusti, O Bunda Ilahi, jangan pernah Engkau melihat kesalahan-kesalahanku, kelemahan-kelemahan ku - berwelas-asihlah, kasihanilah aku, seberangkanlah aku dari samudra samsara, dari kelahiran dan kematian berulang-ulang…”
teri yada vicu subah aur sam nikale…
hara ghari hara vele Om Om nikale..
“Biarlah setiap siang dan setiap malamku berlalu dengan kenangan indah dan ilahi akan Engkau, O Gusti, O Bunda Ilahi. Biarkan aku menyanyikan Om sepanjang waktu…”
teri mahima ka sada mai(n) guna-gana karu(n)
tere vacano(n) ka nita mai (n) dhyana dharu(n)...
“Biarlah aku mengingat Sifat Ilahi-Mu, O Gusti, O Bunda Ilahi… biarlah aku selalu mengingat Sabda Suci-Mu, O Gusti, O Bunda Ilahi…”
teri yada vicu jivana tamam nikale…
hara ghari hara vele Om Om nikale…
“Biarlah seluruh hidupku dihabiskan dalam kenangan ilahi tentang diri-Mu, O Gusti, O Bunda Ilahi… Biarlah aku menyanyikan Om Om sepanjang waktu…”
hara ghari hara vele Om Om nikale…
“Biarlah tubuhku, mind-ku, intelekku, bahkan Jiwa ini senantiasa menyanyikan Om, Om, Om, Om…”
Om adalah Sang Penawan Terhebat - tertawanlah oleh Om, dan Anda akan memperoleh segala sesuatu. Anda akan memperoleh kembali “diri Anda yang hilang”, identitas Anda yang terlupakan. Nyanyikan O Kawan, Nyanyikan O Saudara, Saudariku - nyanyikan Om, Om, Om, Om…”
Meri Rasna Me Prabhu Tera Naam Nikale Har Ghadi Har Pal Ram Ram Nikale
(Dalam video ini ada perubahan lirik, intinya dari video ini kita belajar pengucapan kata-kata sanskrit)
Apa yang disampaikan disini hanyalah setetes kesadaran dari Samudera Berkah Kesadaran Agung. Untuk menelusuri samudera berkah lebih jauh silahkan baca buku cetaknya.
Berkah Shakti Om,
Selasa Pon, 01 April 2025
Sumber:
Dvipantara Yoga Sastra - Ancient Indonesian Science of Yoga for Modern Time.
Ilmu Yoga Kuna Nusantara untuk Masa Kini.
Vrati-Sasana . Tattva Sang Hyang Mahajnana
Karya Anand Krishna
Diterbitkan oleh Center for Vedic & Dharmic Studies Indonesia, 2015