“Sains
tidak sanggup memecahkan misteri alam terbesar.
Dan
itu karena diakhir penelusuran kita adalah…bagian dari misteri yang hendak
dipecahkan.”
Max Planck (1858-1947), Fisikawan.
THE DIVINE MATRIX
“Ketika
kita memahami diri kita, kesadaran kita, kita turut
Memahami
semesta hingga keterpisahan pun sirna.”
Amit Goswami, Fisikawan.
Sebagaimana semua kehidupan dibentuk dari empat bahan dasar yang menciptakan DNA kita, alam semesta pun terdiri dari empat karakteristik Matriks Ilahi yang membuat segala sesuatu bisa bekerja sebagaimana mestinya. Kunci untuk memahami kekuatan Matriks berada pada kemampuan kita untuk merengkuh empat penemuan penting yang terkoneksi dengan kehidupan kita melalui cara yang belum pernah terjadi sebelumnya:
Penemuan
1:
Ada medan energi yang menghubungkan semua ciptaan.
Penemuan
2:
Medan energi tersebut berperan sebagai wadah, jembatan, dan cermin dari
keyakinan-keyakinan di dalam diri kita.
Penemuan
3:
Medan energi tersebut non-lokal dan holografis. Setiap bagian darinya
terkoneksi dengan setiap bagian lainnya, dan setiap bagian mencerminkan
keseluruhan dalam skala yang lebih kecil.
Penemuan
4:
Kita berkomunikasi dengan medan energi tersebut melalui bahasa emosi.
Kekuatan kitalah yang mengenali dan mengaplikasikan realitas-realitas itu, yang menentukan segala sesuatu mulai dari penyembuhan sampai kesuksesan hubungan dan karier kita. Pada akhirnya, ketahanan hidup kita sebagai spesies mungkin terkait secara langsung dengan kemampuan dan kemauan kita untuk menerapkan beberapa praktik yang lahir dari pandangan-dunia quantum ini.
Untuk menguraikan konsep-konsep besar dalam The Divine Matrix, saya menuliskannya ke dalam tiga bagian, masing-masing mengulas satu implikasi kunci dari setiap bidang. Alih-alih membuat kesimpulan di setiap akhir bab, saya memilih menggarisbawahi konsep-konsep penting sebagai rangkuman, menamai konsep tersebut sebagai “kunci” dengan nomor berurutan.
Selanjutnya, penjelasan singkat mengenai setiap bagian akan bisa sangat menbantu untuk menavigasi materi dan menemukan informasi yang berguna untuk segala hal, mulai dari referensi-referensi yang penting hingga inspirasi yang mendalam.
BAGIAN I
“Menyingkap Matriks Ilahi: Misteri yang Menghubungkan Segala Sesuatu”, mengeksplorasi pemahaman bahwa kita disatukan oleh satu medan energi yang menghubungkan segalanya. Pada Bab 1, saya mendeskripsikan sebuah eksperimen yang membawa para ilmuwan kembali ke masa 100 tahun silam dalam upaya menemukan medan energi tunggal. Di bagian ini pun saya mengulas riset abad ke-20 dalam fisika quantum, yang memaksa para ilmuwan untuk mengoreksi kembali eksperimen awal yang menyatakan bahwa segala sesuatu saling terpisah. Termasuk juga tiga eksperimen representatif yang mengajukan dokumentasi sains mutakhir terkait medan energi yang sebelumnya tidak terdeteksi. Secara singkat, penemuan ini membuktikan:
- DNA manusia memiliki efek langsung terhadap substansi yang membentuk dunia.
- Emosi manusia memiliki efek langsung terhadap DNA yang mempengaruhi substansi yang membentuk dunia.
- Koneksi antara emosi dan DNA melampaui batasan ruang-waktu. Efeknya akan tetap sama berapapun jaraknya.
Pada akhir Bagian I, barangkali akan timbul sedikit keraguan akan eksistensi Matriks Ilahi. Entah kita mendeskripsikannya dari perspektif spiritual ataupun sains, cukup jelas bahwa ada sesuatu di luar sana, sebuah medan energi yang menghubungkan semua yang kita lakukan serta semua yang kita miliki dan alami. Maka, pertanyaan logisnya adalah: “Apa yang harus kita lakukan dengan informasi ini?” dan “Bagaimana kita menggunakan Matriks Ilahi dalam kehidupan kita?”
BAGIAN II
“Jembatan antara Imajinasi dan Realitas: Cara Kerja Matriks Ilahi”, membahas makna hidup di dalam semesta yang bukan sekadar terkoneksi secara terbatas, melainkan segalanya terkoneksi secara holografis. Barangkali kekuatan subtil prinsip ini merupakan salah satu penemuan terhebat ilmu fisika abad ke-20, sekaligus penemuan yang paling sering tidak dimengerti dan diabaikan. Bagian ini sengaja dibuat non-teknis dan dirancang sebagai panduan tepat-guna untuk memahami misteri dari pengalaman-pengalaman yang kita alami bersama namun jarang kita sadari sepenuhnya.
Ketika kita melihat hidup kita dengan cara pandang bahwa segala sesuatu berada di semua tempat pada saat yang bersamaan, implikasinya sangat besar. Ini disebabkan oleh koneksi universal kita yang memampukan kita untuk mendukung, berbagi, dan berpartisipasi dalam kebahagiaan dan tragedi kehidupan di mana saja dan kapan saja. Lalu, bagaimana seharusnya kita memanfaatkan kemampuan ini? Jawabannya bermula dengan pemahaman bahwa sejatinya tidak ada “di sini” dan “di sana”, atau “nanti” dan “sekarang”. Berdasarkan perspektif bahwa kehidupan sebagai hologram yang terkoneksi secara universal, di sini telah ada di sana, dan nanti selalu berarti sekarang.
Tradisi-tradisi spiritual kuno mengingatkan kita bahwa dalam setiap momen kita membuat pilihan-pilihan, baik mengafirmasi atau menyangkal kehidupan kita. Setiap detik kita menempatkan diri kita dalam suatu cara yang mengisi atau mengosongkan hidup kita, menarik napas dalam-dalam dan meneguhkan kehidupan atau berpikir dan berbicara tentang orang lain dengan cara yang menghormati atau melecehkan.
Melalui kekuatan kesadaran non-lokal dan holografis, keputusan-keputusan yang tampak tidak signifikan memiliki konsekuensi yang melampaui tempat dan momen dari kehidupan kita. Akumulasi keputusan individual kita menjadi realitas kolektif kita. Inilah yang membuat penemuan ini menarik sekaligus menakutkan. Melalui pemahaman ini, kita bisa mengetahui:
- Mengapa harapan, pikiran, dan doa kita sesungguhnya telah tercapai.
- Bahwa kita tidak dibatasi tubuh kita atau “hukum-hukum” fisika.
- Bagaimana kita mendukung orang-orang tercinta di mana pun, mulai dari medan perang sampai ruang rapat, tanpa harus ke mana-mana.
- Bahwa kita benar-benar memiliki potensi untuk menyembuhkan secara instan.
- Bahwa sangat mungkin bagi kita untuk melihat melampaui ruang-waktu tanpa harus membuka mata.
BAGIAN III
“Pesan dari Matriks Ilahi: Hidup, Cinta, dan Penyembuhan dalam Kesadaran Quantum”, menggali secara langsung aspek-aspek praktis dari makna hidup dalam medan energi tunggal, seiring dengan bagaimana hal tersebut mempengaruhi berbagai kejadian dalam hidup kita. Dengan beberapa contoh tentang sinkronisasi dan kebetulan, tindakan penyembuhan yang intens, dan dampak dari koneksi kita yang paling intim, bagian ini berperan sebagai pola dasar untuk mengenali makna pengalaman-pengalaman serupa yang terjadi dalam hidup kita.
Melalui serangkaian kasus nyata, saya berbagi kekuatan, ironi, dan pemahaman yang jernih terkait bagaimana kejadian-kejadian yang sering dianggap tidak penting dalam hidup kita sesungguhnya adalah cerminan dari keyakinan-keyakinan terdalam diri kita sendiri. Dari beberapa contoh untuk menjelaskan koneksi ini, saya menyisipkan kisah nyata tentang bagaimana binatang peliharaan kita bisa memperlihatkan melalui tubuh mereka kondisi-kondisi fisik yang tidak kita sadari atau masih berkembang di dalam diri kita sendiri.
The Divine Matrix adalah hasil penelitian selama lebih dari dua puluh tahun, sekaligus perjalanan pribadi saya untuk memaknai rahasia besar yang terdapat dalam tradisi-tradisi yang paling kuno, mistis, dan kaya. Jika Anda selalu dirundung pertanyaan “Apakah kita benar-benar terkoneksi, dan jika iya, seberapa dalam koneksi tersebut?” dan “Seberapa besar kekuatan yang sebenarnya kita punya untuk mengubah dunia?”, maka Anda berjodoh dengan buku ini.
The Divine Matrix ditulis untuk Anda yang ingin menjembatani realitas masa lalu kita dengan harapan masa depan. Andalah yang mesti memaafkan dan menemukan welas asih di dunia yang menderita karena luka, prasangka, dan ketakutan. Kunci untuk bertahan hidup di masa sekarang adalah dengan menciptakan pola pikir baru pada saat kita masih hidup dalam kondisi yang mengancam eksistensi kita.
Pada akhirnya, kemampuan untuk memahami dan menerapkan “hukum-hukum” Matriks Ilahi merupakan kunci penyembuhan, kebahagiaan, dan keberlangsungan kita sebagai makhluk hidup.
20 KUNCI PENCIPTAAN REALITAS
Berikut adalah kunci-kunci yang merangkum inti buku ini. Secara terpisah, masing-masing menarik. Secara kolektif, poin-poin itu menceritakan sebuah kisah pengingat tentang kemampuan kita untuk mencipta. Kunci-kunci tersebut bisa dianggap sebagai perangkat-lunak yang digunakan komputer kesadaran untuk menciptakan realitas, alias kode perubahan kita. Dan seperti kode lainnya, urut-urutan kunci-kunci ini disusun dengan alasan tertentu. Sederhananya, sebagaimana kita harus punya semua bahan sebelum mulai memanggang kue, kunci-kunci penciptaan realitas ini hanya bekerja bila setiap langkah dipahami dan tersedia bagi kita saat dibutuhkan.
Saat berpikir tentang kunci-kunci ini, saya teringat pada urutan pengetahuan yang dijabarkan dalam buku misterius ketiga Kabbalah, Sepher Yetzirah. Dalam uraian tentang bagaimana semesta tercipta, penulis buku yang misterius itu mengajak pembaca mempertimbangkan setiap langkah penciptaan satu demi satu. Dengan demikian, pembaca bisa menempatkan masing-masing langkah sesuai kedudukannya. “Periksa setiap langkah, selidiki setiap langkah”, kata teks kuno itu. “Buatlah masing-masing langkah berdiri di atas esensinya”
Dengan cara yang sama, saya mengajak Anda untuk mempertimbangkan kunci-kunci berikut ini secara terpisah. Biarkan masing-masing darinya bermanfaat sebagai agen perubahan yang kuat. Terus berjalan hingga langkahnya tampak masuk akal bagi Anda. Secara serentak, langkah ini bisa menjadi kode Anda untuk mengubah diri Anda sendiri dan dunia.
20 Kunci Penciptaan Berkesadaran:
Kunci
1
: Matriks Ilahi adalah wadah yang
menampung alam semesta, jembatan di antara
segala sesuatu, dan cermin yang
memperlihatkan apa yang telah kita ciptakan.
Kunci
2
: Semua yang ada di dunia terkoneksi dengan segala sesuatu lainnya.
Kunci
3
: Untuk menarik kekuatan semesta, kita harus melihat diri kita sebagai bagian dari dunia dan bukan terpisah darinya.
Kunci
4
: Sekali sesuatu pernah menyatu, ia akan
selalu terkoneksi dengan kesatuannya, baiksecara fisik ataupun tidak.
Kunci
5
: Seni memfokuskan kesadaran adalah tindakan penciptaan. Kesadaran mampu
mencipta!
Kunci
6
: Kita memiliki semua kekuatan yang dibutuhkan untuk menciptakan seluruh
perubahan yang kita kehendaki!
Kunci
7
: Fokus dari kesadaran menjadi realitas dunia kita.
Kunci
8
: Sekadar berkata bahwa kita memilih
realitas baru tidaklah cukup!
Kunci
9
: Rasa adalah bahasa yang “berbicara” kepada Matriks Ilahi. Rasakan seolah tujuan Anda telah
tercapai dan doa Anda telah terkabul.
Kunci
10
: Tidak sembarang rasa bisa mencipta. Rasa yang bisa mencipta hanyalah yang
tanpa ego dan penilaian.
Kunci
11
: Dalam hidup, kita harus menjadi
hal-hal yang kita pilih untuk dialami
sebagai dunia kita.
Kunci
12
: Kita tidak terikat hukum-hukum fisika sebagaimana yang kita ketahui saat ini.
Kunci
13
: Di dalam “sesuatu” yang holografis, setiap bagian mencerminkan
keseluruhannya.
Kunci
14
: Hologram kesadaran yang terkoneksi secara universal memungkinkan harapan dan
doa kita seketika sampai di tujuan
begitu kita menghendakinya.
Kunci
15
: Melalui hologram kesadaran, perubahan kecil dalam hidup kita terpantul di
mana-mana di seluruh penjuru dunia.
Kunci
16
: Jumlah minimal orang yang dibutuhkan untuk menginisiasi perubahan kesadaran
adalah √1% dari populasi.
Kunci
17
: Matriks Ilahi berfungsi sebagai cermin atas hubungan-hubungan yang kita
ciptakan melalui keyakinan kita.
Kunci
18
: Akar dari perasaan “negatif” kita bisa direduksi menjadi satu sampai tiga
ketakutan universal (atau gabungannya): pengabaian, rendah diri, atau kurangnya
kepercayaan.
Kunci
19
: Keyakinan-keyakinan kita tercermin dalam hubungan-hubungan kita yang paling
intim.
Kunci 20 : Dalam hidup, kita mesti menjadi hal-hal utama yang kita pilih untuk dialami di dunia kita.
Para mistikus kuno telah mengingatkan kita, dan eksperimen-eksperimen modern telah membuktikan kepada nalar kita, bahwa kekuatan tunggal mahabesar di dalam semesta bersemayam dalam diri kita. Dan inilah rahasia penciptaan itu sendiri: kekuatan untuk mencipta pada dunia yang diimajinasikan dalam keyakinan-keyakinan kita. Meskipun terdengar terlalu sederhana untuk menjadi nyata, saya percaya alam semesta bekerja dengan cara demikian.
Saat pujangga sufi Jalaluddin Rumi bertutur betapa kita takut pada keabadian kita sendiri, barangkali maksud sesungguhnya adalah, kemampuan untuk memilh keabadian itulah yang membuat kita takut.
Sebagaimana murid-murid dalam puisi Cristopher Logue pada bagian pendahuluan yang hanya butuh perubahan kecil untuk bisa terbang, kita pun mungkin perlu sedikit perubahan saja untuk melihat bahwa kitalah arsitek dunia dan takdir kita sendiri, pelukis kosmik yang mengekspresikan keyakinan di dalam diri pada kanvas semesta. Jika kita mampu mengingat bahwa kita adalah karya seni sekaligus sang seniman, lukisan sekaligus sang pelukis, maka kita juga bisa mengingat bahwa kita adalah benih keajaiban sekaligus keajaiban itu sendiri. Jika kita sanggup menciptakan perubahan kecil tersebut, kita telah pulih dalam Matriks Ilahi dan menjalani kehidupan sebagai pribadi yang mandiri.
TENTANG PENULIS
Gregg Braden adalah penulis terlaris New York Time yang banyak meneliti peran
spiritualitas dalam teknologi. Ia dianggap sebagai pelopor utama dalam menjembatani
sains dan spiritualitas. Selama lebih dari dua puluh tahun ia meneliti
desa-desa di pegunungan tinggi, biara-biara terpencil, kuil-kuil kuno dan
naskah-naskah yang terlupakan untuk menemukan rahasia-rahasia abadi di
dalamnya. Antara 1998 dan 2005, ia berkelana ke berbagai kuil di Tibet pusat dan
mengungkapkan bentuk doa yang terlupakan, yang hilang saat penyuntingan Alkitab
pada masa awal gereja Kristen. Melalui buku-buku yang penuh terobosan, Gregg
membangkitkan yang terbaik dari dalam diri kita, menginspirasi gairah terdalam
kita dengan sejumlah wahana untuk membangun dunia yang lebih indah. The Divine Matrix adalah karya
termasyurnya yang memenangkan Nautilus Book Award Gold & Silver Medal untuk
kategori sains dan kosmologi.