Kebenaran Hyang Tunggal itu
disebut dengan berbagai sebutan
oleh mereka yang mengetahiu-Nya
(Rg 1.164.46)
Belajar Bersyukur
Maharishi Veda Vyasa
(Sumber: https://id.pinterest.com/pin/456200637272789056/)
Maha – Vakya
Sabda Agung
PrajnÄnam BrahmÄ
Pengetahuan Sejati
adalah Ilahi
Aitareya Upanisad 3.3
(Rg Veda)
1
Sungguh sangat luas Lautan Sabda Mulia, yang mencerahkan
semesta dengan Pandangan Mulia. (Rg
1.3.12)
2
Air mengandung segala sesuatu yang dapat menyembuhkan
semua penyakit, berguna untuk mempertahankan badan sehingga kita berusia
panjang dan menikmati cahaya matahari sepanjang hidup. (Rg 1.23.2)
3
Aku telah melihat Dia Hyang dapat dilihat oleh siapa
saja. (Rg 1.25.18)
4
Ketika jiwa kuat adanya maka impuls-impuls rendahan
seperti nafsu birahi, maupun godaan lainnya tak dapat mencelakakan kita. (Rg 1.32.13)
5
Janganlah membiarkan kecendrungan-kecendrungan jahat
merusak karakter kita; semoga punah secara alami (dengan tidak diladeni atau
terlampaui). (Rg 1.38.6)
6
Tak seorang pun bisa terkalahkan, jika ia dilindungi oleh
Hyang Maha Mulia, Pelindung Bijak, Sang Penetap Hukum Alam. (Rg 1.41.1)
7
Wahai Jiwa yang Terberkati, tanpa bantuan dan seorang
diri, Engkau menaklukkan pikiran-pikiran jahat dan menyesatkan dengan ketajaman
inteligensi-Mu... (Rg 1.53.8)
8
Marilah melangkah dengan penuh semangat, hadapilah segala
tantangan dengan penuh keberanian; tak ada kendala yang dapat menghentikan
kemajuanmu selama kau berada di jalan yang benar. (Rg 1.80.3)
9
Semoga kelembutan angin menyegarkan jiwa dan raga kita
dengan sentuhannya yang menyambuhkan; pun demikian dengan Bunda Pertiwi dan
Rama Matahari; semoga ekstrak rempah-rempah menyehatkan jiwa dan raga kita! (Rg 1.90.6)
10
Semoga Tuhan berkenan untuk senantiasa bersemayam dalam hati kita; semoga raga ini
menjadi Kuil bagi-Nya! (Rg 1.91.13)
11
Adalah suatu keniscayaan bahwa seseorang yang bekerja keras,
jujur, dan sabar dapat meraih apa saja yang sungguh-sungguh diingikannya. (Rg 1.105.2)
12
Tempuhlah jalur Ilahi menuju kebahagiaan yang lebih
tinggi dan Kemuliaan Ilahi. Inilah jalur yang diberkati para Malaikat/Dewa. (Rg 1.154.5)
13
Para panembah sejati yang berkarya dengan sepenuh hati
niscayalah mendapat imbalan tertinggi. (Rg
1.168.3)
14
Jiwa abadi adanya, ialah yang menghidupi raga yang
bersifat sementara. (Rg 1.164.30)
15
Saat berdana punia, beramal saleh, semoga aku tidak
kikir; semoga Hyang Maha Baik membangkitkan semangatku untuk berbagi. (Rg 2.7.2)
16
Jiwa yang kuat mengatasi kelemahan dan kepicikan pikiran,
keserakahan dan kebencian. (Rg 2.19.6)
17
Ia yang menyakiti orang yang tak bersalah, bukanlah
manusia, tapi hewan; hindarilah dia!
(Rg 2.23.7)
18
Berbuatlah sesuai dengan kemuliaan kepercayaanmu, dan
lakonilah kebenaran lewat tindakanmu. (Rg
3.4.7)
19
Siapa yang tahu persis apa itu kebenaran? Siapa yang
dapat menyatakan seperti apa kebenaran? Jalan mana yang mesti ditempuh untuk
mencapai tempat-Nya yang maha tinggi? Hanyalah tempat-tempat rendahan-Nya yang
dapat dipahami, bukanlah tempat-tempat tinggi sesuai dengan ketinggian-Nya. (Rg 3.54.5)
20
Ia yang tidak melayani dan menghormati ayah dan ibunya,
niscayalah mengalami kekhawatiran dan kegelisahan. (Rg 4.6.7)
21
Ia yang berpegang teguh pada Kebenaran Abadi akan
mencapai Kebenaran Mutlak. (Rg 4.23.1)
22
Tuhan membantu mereka yang membantu diri sendiri dan
bekerja keras di bawah bimbingan Ilahi. (Rg
4.23.7)
23
Kasih-Ku bagi para panembah, membebaskan mereka dari
kuasa jahat; Ku-sirnakan kejahatan untuk melindungi mereka yang hidup sesuia
dengan kehnedak-Ku. (Rg 4.26.3)
24
Kata-kata mulia yang berasal dari pikiran para suci
mengalir dengan kecepatan angin; melampaui segala macam kendala seperti
kekuatan kuda perang. (Rg 4.58.7)
25
Karya Tuhan hanyalah terungkap lewat laku meditasi tanpa
henti dan ketguhan hati (Rg 5.12.6)
26
Tumbuh-kembangkan kekuatan kehendakmu untuk menaklukan
godaan-godaan birahi dari indramu. (Rg
5.31.3)
27
Seseorang mencapai tujuannya dengan berupaya sendiri. (Rg 5.44.6)
28
Kekuatan-kekuatan alam hanyalah membantu mereka yang
senantiasa berkarya dengan penuh kewaspadaan, dan demi tujuan yang mulia. Tuhan
pun menjamin keberhasilannya. (Rg
5.44.14)
29
Di mata Tuhan, tiada yang besar dan tiada yang kecil,
semua sama; dan semuanya memperoleh kasih dan anugerah yang sama untuk
kesejahteraan. (Rg 5.60.5)
30
Wahai Manusia! Kalian yang berstatus tinggi, menengah
maupun rendah dalam bidang profesi kalian masing-masing, nikmatilah bersama
hasil jerih payah kalian dengan semangat kebersamaan. (Rg 5.60.6)
31
Gunakanlah hidupmu untuk mengakhiri segala kejahatan
dalam masyarakat dan berjuanglah senantiasa untuk kebaikan semua. (Rg 5.60.6)
32
Bunda Alam Semesta memberkati dia yang senantiasa siap
menderita demi orang lain. (Rg 5.61.7)
33
Curahkanlah energimu untuk karya mulia penuh berkah bagi
semua, Hyang Maha Agung telah menentukan peran khusus bagi setiap mahluk. (Rg 5.81.1)
34
Kasih Ilahi menaklukan enam kelemahan; nafsu, amarah,
keserakahan, keterikatan, keangkuhan, dan rasa iri, kelemahan-kelemahan yang
ada dalam diri setiap mahluk. (Rg 6.47.3)
35
Untuk meraih keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup,
asahlah inteligensimu.... bersumpahlah untuk hidup secara jujur; jadikan
hidupmu suatu persembahan bagi Tuhan.
(Rg 6.47.10)
36
Matahari (Pencerahan) menyaksikan perbuatan baik dan
buruk setiap mahluk, niatnya pun terungkap jelas. (Rg 6.75.9)
37
Cintailah dan hormatilah sesama warga masyarakat; berilah
makanan kepada warga yang lapar dan bantulah mereka yang berada dalam
kesulitan. (Rg 6.75.9)
38
Semoga kau memiliki kekuatan untuk memperjuangkan
kemuliaan dan kebajikan. Janganlah mengalah pada musuh-musuhmu; semoga kau
selalu bersemangat untuk menegakkan kebajikan dan keadilan!. (Rg 6.75.9)
39
Kekayaan yang berlebihan menyebabkan keserakahan dan
membuat manusia menjadi budak hawa nafsu. Keinginan-keinginan yang tidak
terpenuhi menyebabkan duka; terpenuhinya membuat manusia makin serakah. (Rg 7.89.4)
40
Lakukanlah tugasmu dengan baik, selanjutnya
berserahdirilah pada Tuhan, yakinilah keadilan-Nya. (Rg 8.16.11)
41
Tak seorang pun lemah dan rendah; semua memiliki kekuatan
dan kemuliaan yang sama. (Rg 8.30.1)
42
Badan Manusia adalah kuil Tuhan. Ia yang menyalakan
pelita pencerahan di dalam dirinya memperoleh terang sejati. (Rg 8.44.15)
43
Hiduplah selaras dengan Sang Jiwa Agung... Ciptaan adalah
perwujudan Hyang Maha Pencipta... Mengalami kesatuan adalah tujuan akhir segala
upaya manusia. (Rg 8.44.23)
44
Para pemimpin masyarakat mesti memiliki kekuatan moril
untuk menyuarakan kebenaran tanpa rasa takut. (Rg 8.48.14)
45
Lihatlah Keekaan dalam Kebhinekaan; lihatlah Wujud
Tunggal Ilahi di balik wujud-wujud yang tampak beda. (Rg 8.58.2)
46
Umumnya manusia hidup mengikuti pola lama dengan
menyonteknya saja, hanyalah segelintir bijak yang berani membuat jalur baru
bagi dirinya. (Rg 9.23.2)
47
Jadikanlah diriku abadi dalam alam cinta Ilahi dimana
kemurnian cinta-Nya berdaulat untuk selamanya... (Rg 9.113.8)
48
Tapa Brata (laku spiritual) menyucikan jiwa; sebagaimana api
membersihkan logam mulia. (Rg 10.16.4)
49
Sambutlah masa tua dengan penuh legawa, semoga kau tetap
aktif, tetap berkarya! (Rg 10.18.6)
50
Gugusan pikiran serta perasaan yang menganggur dengan
mudah menjadi sarang kejahatan. (Rg 10.22.8)
51
Ia yang tidak tahu jalan mesti bertanya kepada yang tahu
dan melanjutkan perjalanan sesuai nasihat seorang pemandu (Rg 10.32.7)
52
Jangan sekali-kali berjudi, berpuaslah dengan apa yang
kau peroleh sebagai hasil pekerjaanmu yang jujur dan nikmatilah. (Rg 10.34.13)
53
Semoga kita, dengan upaya yang jujur tanpa dibayangi rasa
bersalah, mendaki hari demi hari semakin tinggi menuju puncak kejayaan dan
kebahagiaan kekal. (Rg.10.37.9)
54
Seseorang yang bermeditasi, berbuat, dan hidup selaras
dengan hukum alam yang abadi, meraih kebijaksanaan. (Rg 10.47.6)
55
Kutinggalkan mereka yang tidak berkembang, tidak murah
hati dan kuajak mereka yang murah hati untuk melanjutkan perjalanan bersama. (Rg 10.53.8)
56
Pikiranmu melayang jauh pada kejadian-kejadian di masa
lalu dan di masa mendatang. Panggillah kembali pada dirimu sehingga berada
dalam kendalimu. (Rg 10.58.12)
57
Mereka yang Mulia bersifat luhur dan senantiasa
menyebarkan Pesan Kemuliaan di seluruh penjuru dunia. (Rg 10.65.11)
58
Sang Hyang Agung memiliki ribuan kepala, ribuan mata, dan
ribuan kaki; ia meliputi alam semesta dari segala penjuru, sekaligus
melampauinya di setiap penjuru. (Rg
10.90.1)
59
Berdasarkan perbuatnnya, baik atau buruk penuh
kekhilafan, manusia lahir di (salah satu tempat) dalam skema alam semesta ini. (Rg 10.90.17)
60
Rasa takut akan kematian hanyalah teratasi ketika intuisi
manusia cukup berkembang untuk memahami Kebenaran Hyang Maha Tinggi. (Rg 10.90.18)
61
Wahai Hyang Mahatinggi, bimbinglah, dan pandulah kami
untuk meraih Kebahagiaan Sejati; semoga kami selalu maju, berkembang... dan,
Senantiasa meraih Anugerah Kasih-Mu; Semoga Alam Semesta tetap jaya dan
indah... Dengan berkah-Mu, semoga semua damai dan bahagia untuk selamanya. (Rg 10.90.22)
62
Bangunlah, bangkitlah, bertekadlah untuk mempertahankan
kebenaran dengan segenap jiwa dan ragamu; majulah dan binasakanlah mereka yang
beniat jahat. (Rg 10.103.13)
63
Roda kereta kencana keberuntungan berputar terus, tanpa
henti; hari ini kau beruntung, besok orang lain lagi – sebab itu, biarlah
setiap orang yang beruntung sadar, bahwa hari ini masih berkecukupan, besok
bisa butuh uluran tangan seseorang. (Rg
10.117.6)
64
Adalah suatu kebenaran yang tak dapat disangkal bahwa
harta kekayaan yang tidak digunakan bersama (demi kebaikan sesama makhluk dan
digunakan untuk kepentingan diri saja) menjadi tidak bermakna. (Rg 10.117.6)
65
Hanyalah ia yang melangkah maju dengan penuh kewaspadaan,
akan mencapai tujuannya. (Rg 10.117.7)
66
Seorang guru yang berbagi ilmu adalah lebih terhormat
daripada seorang petapa yang berdiam diri. (Rg
10.117.7)
67
Dalam kesadarannya akan kebahagiaan Ilahi, jiwa manusia
terbebaskan dari keterikatan dengan dunia benda, dan melampaui ketinggian
surga. (Rg 10.119.7)
68
Aku terpuaskan oleh kesadaran jiwa dan kebahagiaan abadi;
kebendaan tidak lagi menggodaku, pun demikian dengan ketenaran duniawi. (Rg 10.119.8)
69
Wahai manusia yang berhati baik, bagkitkan mereka yang
jatuh dalam dosa, bantulah mereka untuk memulai hidup baru! (Rg 10.137.1)
70
Tuhan yang Maha Esa senantiasa memberkati masyarakat
terintegrasi, besatu-padu, dan berdoa dengan penuh keyakinan. (Rg 10.191.1)
71
Wahai Warga Dunia! Hiduplah bersama dalam harmoni dan
damai. Bersatulah dan saling membantu. Bicaralah dengan satu suara dan ambillah
keputusan dengan satu hati. (Rg 10.191.2)
72
Semoga seluruh
anggota masyarakat memiliki tujuan yang sama (demi kemajuan masyarakat)! Semoga
hati dan pikiran mereka selaras, sehingga dengan energi kebersamaan itu, mereka
menggunakan keahlian masing-masing untuk mencapai tujuan yang memuaskan. (Rg 10.191.4)
(Buku “Pustaka Suci Hindu, Sanatana Dharma – Ajaran luhur yang Langgeng
& Abadi bagi Warga Bumi Lintas Zaman”, Agustus 2018; Terjemahan Baru oleh Anand Krishna,
hal 13-25)