Sabtu, 28 Desember 2024

IDENTIFIKASI DIRI

Sumber: Pinterest


Penghantar Teknik Berikutnya…

ENTERING THE INNER CENTERING

MENUJU KESEJATIAN DI DALAM DIRI YANG TAK TERSENTUH

 


Salah satu tantrik agung di zaman ini, George Gurdjieff, berkata bahwa identifikasi adalah satu-satunya dosa. Sutra berikut ini, sutra ke sepuluh tentang pemusatan - yang kita akan dalami malam ini  berhubungan dengan identifikasi. Jadi pertama-tama jadilah mengerti sejelas-jelasnya apa artinya identifikasi.

Engkau pernah sebagai anak kecil; sekarang engkau tidak lagi anak kecil. Seseorang menjadi muda, seseorang menjadi tua, dan masa kecil menjadi masa lalu. Masa muda telah pergi, tetapi engkau masih teridentifikasi dengan masa kecilmu. Engkau tidak bisa melihatnya seperti itu terjadi pada orang lain; engkau tidak bisa menjadi saksi untuk itu. Setiap kali engkau melihat masa kecilmu, engkau tidak terpisah darinya, engkau menyatu dengannya. Setiap kali seseorang mengingat masa mudanya, dia menyatu dengannya.

Sungguh, sekarang itu hanyalah mimpi. Dan jika engkau dapat melihat masa kecilmu sebagai satu mimpi, sebagai sebuah film yang diputar di depanmu dan engkau tidak teridentifikasi dengannya, engkau hanya seorang saksi, engkau akan mendapatkan pengertian yang sangat halus tentang dirimu sendiri. Jika engkau melihat masa lalumu sebagai sebuah film, sebagai satu mimpi - engkau bukan bagian dari itu, engkau ada diluar dari itu ... dan sesungguhnya engkau di luar - maka banyak hal akan terjadi. Jika engkau berpikir tentang masa kecilmu, engkau tidak berada di dalamnya - engkau tidak bisa. Masa kecil ini hanya kenangan, hanya kenangan masa lalu. Engkau tetap menjauh dan melihatnya. Engkau berbeda: engkau adalah seorang saksi. Jika engkau dapat merasakan penyaksian ini dan kemudian melihat masa kecilmu sebagai satu film di layar, banyak hal yang akan terjadi.

Satu: jika masa kecil telah menjadi satu mimpi yang dapat engkau lihat, maka apapun engkau sekarang akan menjadi mimpi di hari berikutnya. Jika engkau masih muda, maka masa mudamu akan menjadi mimpi. Jika engkau tua, maka masa tuamu juga akan menjadi mimpi. Suatu hari engkau seorang anak kecil; sekarang masa kecilmu telah menjadi satu impian dan engkau dapat mengamati hal itu.

Ini baik untuk memulai dengan masa lalu. Amatilah masa lalu dan lepaskan dirimu darinya; jadilah saksi. Kemudian amatilah masa depan, apapun yang engkau bayangkan tentang masa depan, dan jadilah saksi juga tentang hal itu. Kemudian engkau dapat mengamati saat ini dengan sangat mudah, karena engkau pun tahu bahwa apapun yang ada sekarang adalah masa depan di hari kemarin, dan besok ia akan menjadi masa lalu. Tetapi penyaksianmu tidak pernah masa lalu, tidak pernah masa depan. Kesadaran penyaksianmu adalah kekal; ia bukan bagian dari waktu. Itulah mengapa semuanya yang terjadi dalam waktu menjadi sebuah mimpi.

Ingatlah ini juga: setiap kali engkau bermimpi sesuatu di malam hari engkau menjadi teridentifikasi dengannya, dan engkau tidak pernah bisa mengingat dalam mimpimu bahwa ini adalah mimpi. Hanya di pagi hari, ketika engkau telah terbangun dari mimpi, engkau mengingat bahwa itu adalah mimpi dan bukan kenyataan. Mengapa? Karena engkau menjauh, tidak ada lagi di dalamnya. Maka ada jarak. Ada jarak disana dan engkau dapat melihat bahwa itu adalah mimpi.

Tapi apakah seluruh masa lalumu? Jarak itu ada, celah itu ada. Cobalah untuk melihatnya sebagai mimpi. Sekarang itu adalah satu mimpi; sekarang itu tidak lebih dari sebuah mimpi, karena sama seperti mimpi menjadi kenangan, masa lalumu telah menjadi hanya kenangan. Engkau tidak dapat membuktikan benar-benar bahwa apapun yang engkau pikirkan sebagai masa kecilmu adalah nyata atau hanya mimpi. Hal ini sulit untuk dibuktikan. Mungkin itu hanya mimpi, mungkin itu nyata. Ingatan tidak bisa mengatakan apakah itu nyata atau mimpi. Psikolog mengatakan bahwa orang-orang tua kadang-kadang bingung antara apa yang mereka telah mimpikan dan apa yang nyata.

Anak-anak selalu bingung. Di pagi hari, anak-anak kecil tidak bisa membedakan. Apapun yang telah mereka lihat dalam mimpi itu tidak nyata, tetapi mereka mungkin menangis karena mainannya hancur di dalam mimpi. Dan engkau juga, untuk beberapa saat setelah tidur terhenti, masih dipengaruhi oleh impianmu. Jika seseorang telah membunuhmu dalam mimpi, meskipun tidurmu terhenti dan engkau terjaga, jantungmu masih berdenyut cepat, sirkulasi darahmu sangat cepat. Engkau mungkin masih berkeringat, dan rasa takut yang halus masih melayang di sekitarmu. Sekarang engkau terjaga dan mimpimu telah berlalu, tetapi engkau akan memerlukan beberapa menit untuk merasa bahwa itu hanya mimpi dan tak ada yang lain. Ketika engkau bisa merasakan bahwa itu adalah mimpi, maka engkau keluar darinya dan tidak ada lagi rasa takut.

Jika engkau dapat merasakan bahwa masa lalu itu hanyalah mimpi - engkau tidak menyorotinya dan memaksakan pendapat bahwa masa lalu itu hanya mimpi, itu adalah akibatnya - jika engkau dapat mengamati ini; jika engkau dapat menyadari hal itu tanpa terlibat di dalamnya, tanpa teridentifikasi dengannya; jika engkau dapat berdiri menjauh dan melihatnya, ia akan menjadi mimpi. Apa pun yang dapat engkau lihat sebagai saksi adalah mimpi.

Itulah mengapa Shankara dan Nagarjuna bisa mengatakan bahwa dunia ini hanyalah mimpi. Bukan berarti itu adalah sebuah mimpi; mereka bukan orang dungu, bukan orang tolol yang mengatakan bahwa dunia ini sebenarnya adalah mimpi. Yang mereka maksudkan dengan mengatakan ini adalah bahwa mereka telah menjadi saksi. Bahkan ke dunia ini yang begitu nyata, mereka telah menjadi saksi. Dan begitu engkau menjadi saksi dari apapun, itu menjadi mimpi. Itu adalah alasan mengapa dunia ini disebut MAYA, atau ilusi. Ini tidak berarti bahwa ia tidak nyata, tapi bahwa orang dapat menjadi saksi terhadapnya. Dan setelah engkau menjadi saksi - sadar, menyadari sepenuhnya - semuanya jatuh seperti sebuah mimpi untukmu, karena ruang itu ada dan engkau tidak teridentifikasi dengannya. Tetapi kita terus teridentifikasi.

Hanya beberapa hari sebelumnya saya membaca “PENGAKUAN” (CONFESSIONS) karangan Jean Jacques Rousseau. Ini adalah buku yang langka. Ini benar-benar buku pertama dalam sastra dunia di mana seseorang menelanjangi dirinya, benar-benar telanjang. Apapun dosa yang telah dia lakukan, apapun pelanggaran susilanya, ia membuka dirinya sendiri, benar-benar telanjang. Tapi jika engkau membaca PENGAKUAN dari Rousseau engkau terikat untuk merasa bahwa ia menikmatinya; ia merasa sangat gembira. Berbicara tentang dosa-dosanya, berbicara tentang perilaku asusilanya, ia merasa gembira. Sepertinya ia menikmatinya dengan suka cita. Pada awalnya, dalam bab pendahuluan, Rousseau mengatakan, "Ketika hari penghakiman terakhir akan datang, saya akan berkata kepada Tuhan, kepada yang Mahakuasa, 'Engkau tidak perlu memikirkanku. Baca buku ini dan engkau akan tahu segalanya.

Tidak ada seorangpun sebelumnya pernah mengaku begitu jujurnya. Dan di akhir buku ini ia berkata, "Tuhan Maha Kuasa, Tuhan yang kekal, penuhilah satu-satunya keinginan saya. Saya telah mengakui segalanya; sekarang biarkan satu kerumunan besar berkumpul untuk mendengarkan pengakuan saya. "

Jadi wajar saja jika orang mengira bahwa ia mungkin telah mengakui beberapa dosa juga yang tidak pernah dilakukannya. Dia terasa begitu gembira dan dia menikmati semuanya. Dia telah menjadi teridentifikasi. Dan hanya ada satu dosa yang belum ia akui – dosa karena teridentifikasi. Dengan apapun dosa yang ia lakukan atau tidak lakukan ia teridentifikasi, dan itu adalah satu-satunya dosa bagi mereka yang benar-benar tahu bagaimana pikiran manusia berfungsi.

Ketika untuk pertama kalinya ia membacakan pengakuannya di tengah sekelompok kecil cendekiawan, ia berpikir bahwa sesuatu yang dashyat akan terjadi, karena ia adalah orang pertama yang mengaku begitu jujurnya, seperti yang dikatakannya. Para cendekiawan mendengarkan, dan mereka menjadi semakin lama semakin bosan. Rousseau merasa sangat gelisah karena ia pikir sesuatu yang ajaib akan terjadi. Ketika dia selesai, mereka semua merasa lega, tapi tidak ada yang mengatakan apa-apa. Ada keheningan selama beberapa saat. Hati Rousseau hancur. Ia berpikir bahwa ia telah menciptakan hal yang sangat revolusioner, dashyat, bersejarah, dan yang ada hanya keheningan. Semua orang hanya berpikir tentang bagaimana untuk menjauh dari situ.

Siapa yang tertarik akan dosamu kecuali dirimu sendiri? Tidak ada yang tertarik akan kebaikanmu, tidak ada yang tertarik akan dosamu. Manusia itu demikian sehingga ia menjadi gembira, ia menjadi diperkuat egonya, oleh kebajikan dan oleh dosa-dosanya juga. Setelah menulis PENGAKUAN, Rousseau mulai berpikir dirinya adalah seorang bijak, seorang suci, karena ia telah mengaku. Tetapi dosa dasarnya tetap. Dosa dasarnya adalah teridentifikasi dengan kejadian yang terjadi di dalam waktu. Apapun yang terjadi di dalam waktu itu seperti mimpi, dan kecuali engkau melepaskan diri darinya, tidak teridentifikasi dengannya, engkau tidak akan pernah tahu apakah kebahagiaan itu.

Identifikasi adalah penderitaan; tidak teridentifikasi adalah kebahagiaan. Teknik berikutnya berkaitan dengan identifikasi…

 

 

Berkah Shakti Om,

Sabtu Wage, 28 Desenber 2024


(Sumber: www.OshoIndonesia.com)