Tubuh manusia adalah sebuah mekanisme yang
misterius. Pekerjaannya adalah dua dimensi. Untuk pergi ke luar, kesadaranmu
pergi melalui indera-indera untuk bertemu dunia, untuk bertemu materi. Tapi ini
hanyalah salah satu dimensi dari fungsi tubuhmu.Tubuhmu memiliki dimensi lain
juga: itu mengarahkanmu ke dalam. Jika kesadaran pergi keluar, maka apa pun
yang engkau ketahui adalah materi; jika kesadaran masuk ke dalam, maka apa pun
yang engkau ketahui adalah non-materi.
Pada kenyataannya, tidak ada pembagian materi dan
non-materi, keberadaan yang satu adanya. Tapi kenyataan ini jika dilihat
melalui mata, indera, tampak sebagai materi. Realitas yang sama ini, jika dilihat
dari dalam bukan melalui indera, tetapi melalui pemusatan - terlihat seperti
non-materi. Kenyataannya adalah satu, tetapi engkau dapat melihat hal itu dalam
dua cara. Yang satu adalah melalui indera; yang lain tidak melalui indera.
Semua teknik pemusatan ini adalah benar-benar untuk membimbingmu ke titik di
dalam dirimu dimana indera tidak bekerja, di mana engkau melampaui indera.
Ada hal-hal yang harus dipahami terlebih dahulu
sebelum kita memasuki teknik-tekniknya. Ketika engkau melihat melalui mata,
mata tidaklah melihat, mereka hanya pembukaan untuk melihat. Sang penglihat
adalah di belakang mata. Yang melihat melalui mata bukanlah mata. Itulah
mengapa engkau dapat menutup matamu dan masih dapat melihat mimpi, pengelihatan
(visions), gambar-gambar. Sang
penglihat adalah di balik indera-indera; ia bergerak melalui indera ke dunia.
Tetapi jika engkau menutup indera-inderamu, penglihat itu tetap ada di dalam.
Jika sang penglihat, kesadaran ini, terpusat,
tiba-tiba ia menjadi sadar akan dirinya. Dan ketika engkau menyadari dirimu
engkau menyadari keberadaan secara total, karena engkau dan keberadaan bukanlah dua. Tapi untuk menyadari diri sendiri
kita memerlukan pemusatan. Dengan pemusatan maksudku adalah kesadaran mu tidak
terbagi dalam banyak arah, kesadaranmu tidak bergerak kemana-mana, tetap dalam dirinya
sendiri... tidak-bergerak, mengakar, tanpa arah ke mana pun, hanya tetap di
sana, di dalam.
Ini terlihat sulit untuk tetap berada di dalam,
karena bagi pikiran kita bahkan pemikiran tentang bagaimana untuk tetap di
dalam akan menjadi pemikiran yang keluar.
Pemikiran adalah seperti awan. Mereka datang
kepadamu, tetapi mereka bukan milikmu. Setiap pemikiran berasal dari luar, dibawa
dari luar. Engkau tidak dapat menghasilkan satu pikiran pun di dalam. Setiap
pemikiran berasal dari luar; tidak ada kemungkinan untuk menciptakan pemikiran
di dalam. Pemikiran adalah seperti awan yang datang kepadamu. Jadi, setiap kali
engkau berpikir, maka engkau tidak di dalam - ingatlah. Untuk berpikir adalah
untuk keluar. Jadi bahkan jika ketika engkau berpikir tentang batin, jiwa, diri
sejati, engkau tidak berada di dalam.
Semua pemikiran ini tentang sang diri, tentang
batin, tentang yang di dalam, telah datang dari luar; mereka bukan milikmu.
Yang milikmu hanyalah kesadaran, seperti-langit, tanpa awan.
Jadi apa yang harus dilakukan? Bagaimana cara untuk
mendapatkan kesadaran yang sederhana ini di dalam? Beberapa perangkat atau alat
digunakan, karena secara langsung engkau tidak dapat melakukan apa-apa.
Beberapa perangkat atau alat diperlukan dimana dengan itu engkau akan
dilemparkan ke dalam, dilempar kesitu. Pusat ini selalu membutuhkan pendekatan
yang tidak langsung; engkau tidak dapat mendekatinya secara langsung. Pahami
hal ini degan jelas, karena ini sangat mendasar.
Apa pun yang indah, apa pun yang abadi adalah begitu
halus sehingga jika engkau mencoba untuk mengambilnya secara langsung itu akan
hancur. Itulah yang dimaksud dengan teknik dan perangkat. Teknik-teknik ini
terus memberitahumu untuk melakukan sesuatu. Apa yang engkau lakukan tidaklah
penting; yang dihasilkannya itu yang penting. Tapi pikiranmu harus peduli
dengan melakukan, dengan teknik, bukan dengan hasilnya. Hasilnya terjadi - itu
pasti akan terjadi. Tapi itu selalu terjadi secara tidak langsung, jadi jangan
khawatir dengan hasilnya. Pedulilah dengan tekniknya. Lakukan sepenuh dan sedalam
mungkin, dan lupakan hasilnya. Itu terjadi, tetapi dirimu sendiri dapat menjadi
penghalang untuk itu.
Engkau harus berada dalam tindakan sepenuhnya.
Semakin engkau berada dalam tindakan, semakin cepat hasilnya terjadi. Tetapi
itu selalu tidak langsung. Ia hanya datang kepadamu saat engkau
terlibat di tempat lain dengan begitu dalamnya sehingga ruang batinmu menjadi kosong.
Semua teknik-teknik ini adalah tidak langsung.
Sekarang tekniknya,
18. LIHATLAH DENGAN PENUH CINTA KEPADA SUATU OBJEK. JANGAN PERGI KE OBJEK LAIN. DI SINI DI TENGAH-TENGAH OBJEK ITU – BERKAHNYA.
LIHATLAH DENGAN PENUH CINTA KE SEBUAH OBJEK ...
DENGAN PENUH CINTA adalah kuncinya. Pernahkah engkau melihat dengan penuh cinta
kepada objek apa pun? Engkau mungkin mengatakan ya karena engkau tidak tahu apa
artinya untuk melihat dengan penuh cinta pada sebuah objek. Engkau mungkin
telah melihat dengan penuh gairah dan nafsu pada sebuah objek - itu adalah hal
lain. Itu benar-benar berbeda, sama sekali bertentangan. Jadi pertama-tama,
perbedaannya; cobalah untuk merasakan perbedaannya.
Wajah yang cantik, tubuh yang indah - engkau melihat
padanya, dan engkau merasa bahwa engkau melihat itu dengan penuh cinta. Tapi
kenapa engkau melihatnya? Apakah engkau ingin mendapatkan sesuatu darinya? Maka
itu nafsu, bukan cinta. Apakah engkau ingin memanfaatkannya? Maka itu nafsu,
bukan cinta. Maka sungguh, engkau akan berpikir tentang bagaimana menggunakan
tubuh ini, bagaimana untuk memilikinya, bagaimana membuat tubuh ini alat untuk
kebahagiaanmu.
Jika engkau melihat wajah yang cantik dan engkau
merasa mencintai wajah itu, perasaan yang langsung dirasakan dalam kesadaranmu
adalah bagaimana melakukan sesuatu untuk membuat wajah ini bahagia, bagaimana
melakukan sesuatu untuk membuat pria ini atau wanita ini bahagia. Kepedulian
itu bukan untuk dirimu sendiri, yang dipedulikan adalah orang lainnya. Dalam
cinta orang lain adalah yang penting; dalam nafsu dirimu adalah yang penting. Dalam
nafsu engkau berpikir bagaimana membuat orang lain sebagai alatmu; dalam cinta
engkau berpikir bagaimana menjadikan dirimu sebagai alat itu sendirir. Dalam
nafsu engkau akan mengorbankan yang lain; dalam cinta engkau akan mengorbankan
dirimu sendiri. Cinta berarti memberi; nafsu berarti mendapatkan. Cinta adalah
berserah; nafsu adalah penyerangan.
Perbedaan kedua adalah: sutra ini mengatakan, LIHATLAH
DENGAN PENUH CINTA KEPADA SEBUAH OBJEK. Sungguh, bahkan jika engkau melihat
dengan penuh cinta ke sesuatu materiil, benda mati, objek itu akan menjadi
seperti seseorang, seseorang yang hidup. Jika engkau melihat dengan penuh cinta
kepadanya, cintamu adalah kunci untuk mengubah apa pun menjadikannya hidup
layaknya seorang manusia. Jika engkau melihat dengan penuh cinta kepada
sebatang pohon, pohon itu menjadi hidup layaknya manusia.
Baru beberapa hari yang lalu aku berbicara dengan
Vivek, seorang murid dekat, dan aku mengatakan kepadanya bahwa ketika kami
pindah ke ashram yang baru kami akan memberi nama setiap pohon, karena setiap
pohon adalah layaknya manusia yang hidup. Apakah engkau pernah mendengar ada
orang yang menamai pohon? Tidak ada yang menamai pohon karena tidak ada yang
merasakan cinta kepadanya. Jika sebaliknya yang terjadi, sebatang pohon akan
menjadi seseorang. Maka itu tidak hanya satu di tengah kerumunan, tetapi ia
menjadi unik.
Engkau menamai anjing dan kucing. Ketika engkau
menamai seekor anjing dan engkau menyebutnya Macan atau sesuatu yang lain, maka
anjing menjadi seseorang, menjadi pribadi. Maka ia tidak lagi hanya seekor
anjing di antara anjing-anjing lain, ia memiliki kepribadian; engkau telah
menciptakan seseorang. Setiap kali engkau melihat dengan penuh cinta kepada
sesuatu, itu menjadi seseorang.
Dan sebaliknya juga demikian. Setiap kali engkau
melihat dengan mata penuh nafsu ke arah seseorang, orang tersebut menjadi
sebuah objek, sebuah benda. Itulah sebabnya mata penuh nafsu itu menjijikkan -
karena tidak ada yang suka untuk menjadi sebuah benda. Ketika engkau melihat
istrimu dengan mata penuh nafsu - atau wanita lain, atau laki-laki, dengan mata
penuh nafsu - yang lainnya akan merasa sakit hati. Apa yang sebenarnya engkau
lakukan? Engkau mengubah seseorang, orang yang hidup, menjadi sebuah alat benda
mati. Engkau sedang berpikir tentang bagaimana "menggunakan" dan ke-orangan-nya
itu terbunuh.
Ketika engkau melihat seseorang dengan cinta, orang
lainnya dinaikkan. Dia menjadi unik. Tiba-tiba ia menjadi seseorang. Seseorang tidak dapat digantikan; satu benda dapat digantikan.
Sebuah ‘benda’ berarti bahwa itu dapat digantikan; 'seseorang' berarti yang tidak
dapat digantikan, tidak ada kemungkinan untuk mengganti pria atau wanita itu. Seseorang
itu unik; suatu benda itu tidak unik.
Cinta membuat segala sesuatu unik. Itu sebabnya
tanpa cinta engkau tidak pernah merasa seperti seseorang. Kecuali seseorang
mencintaimu secara mendalam, engkau tidak pernah merasa bahwa engkau memiliki
keunikan apa pun. Engkau hanya satu di tengah orang banyak - hanya sebuah
nomor, tanggal. Engkau dapat digantikan.
Misalnya, jika engkau seorang pegawai di kantor atau
seorang guru di sekolah atau seorang profesor di universitas, ke-profesor-an mu
dapat diganti. Professor lain akan menggantikanmu; dia dapat menggantikanmu
setiap saat karena engkau hanya digunakan di sana sebagai seorang profesor.
Engkau memiliki makna dan kepentingan fungsional.
Jika engkau seorang pegawai, orang lain akan dengan
mudah dapat melakukan pekerjaan itu. pekerjaan tidak akan menunggumu. Jika
engkau meninggal saat ini, saat berikutnya seseorang akan menggantikanmu dan
mekanisme itu akan terus berjalan. Engkau hanya satu figur - figur lain akan
melakukan itu. Engkau hanya sebuah kegunaan.
Tapi kemudian seseorang jatuh cinta dengan pegawai
ini atau profesor ini. Tiba-tiba pegawai itu tidak lagi hanya seorang pegawai;
ia telah menjadi seseorang yang unik. Jika ia meninggal, maka kekasihnya tidak
dapat menggantikannya. Dia tak tergantikan. Maka seluruh dunia dapat terus
berjalan dengan cara yang sama, tetapi orang yang telah jatuh cinta tidak dapat
sama lagi. Keunikan ini, menjadi seseorang ini, terjadi melalui cinta.
Sutra ini mengatakan, LIHATLAH DENGAN PENUH CINTA
KEPADA SEBUAH OBJEK. Ini tidak membuat perbedaan antara objek dan orang. Tidak
perlu, karena ketika engkau melihat dengan penuh cinta apa pun akan menjadi
seseorang. Bentuknya akan berubah, bertransformasi. Jika ada hubungan cinta,
apa pun menjadi orang. Jika ada hubungan nafsu, maka seseorang akan menjadi
satu benda. Dan ini adalah salah satu tindakan yang paling tidak manusiawi yang
dapat dilakukan oleh manusia. - untuk membuat seseorang menjadi satu benda.
LIHAT DENGAN PENUH CINTA KEPADA SEBUAH OBJEK ...
Jadi apa yang harus dilakukan? Ketika engkau melihat dengan penuh cinta, apa
yang engkau harus lakukan? Hal pertama: melupakan dirimu. Lupakan dirimu
sepenuhnya! Lihatlah bunga itu dan lupakan dirimu sepenuhnya. Biarkan bunga itu
ada; engkau menjadi benar-benar absen/ tiada. Rasakan bunga itu, dan cinta yang
mendalam akan mengalir dari kesadaranmu ke arah bunga itu. Dan biarkan
kesadaranmu dipenuhi dengan hanya satu pemikiran - bagaimana engkau dapat
membantu bunga ini untuk lebih berbunga, untuk menjadi lebih indah, untuk
menjadi lebih bahagia. Apa yang dapat engkau lakukan?
JANGAN PERGI KE OBYEK LAIN ... Engkau tidak dapat
pergi. Jika engkau berada dalam hubungan cinta, engkau tidak dapat pergi. Jika
engkau mencintai seseorang dalam kelompok ini, maka engkau akan melupakan
seluruh kerumunan orang banyak; hanya satu wajah yang tertinggal dan ada.
Sungguh, engkau tidak melihat orang lain, engkau hanya melihat satu wajah.
Semua yang lain ada di sana, tetapi mereka di bawah sadar -hanya di pinggiran
kesadaranmu. Mereka TIDAK ada. Mereka hanya bayangan; hanya satu wajah yang
ada. Jika engkau mencintai seseorang maka hanya wajahnya yang ada, sehingga
engkau tidak dapat bergerak.
DI SINI DI TENGAH OBYEK - BERKATNYA. Dan ketika hal
ini terjadi engkau menjadi tiada, tidak peduli dengan diri sendiri sama sekali,
tidak egois, tidak memikirkan dalam hal kesenanganmu, kepuasanmu. Engkau telah
sepenuhnya melupakan dirimu sendiri, dan engkau hanya berpikir untuk
kepentingan yang lain. Yang lain telah menjadi pusat cintamu; kesadaranmu
mengalir ke arah yang lain. Dengan cinta kasih yang mendalam, dengan perasaan
cinta yang dalam, engkau berpikir, "Apa yang dapat aku lakukan untuk membuat
kekasihku berbahagia?" Dalam keadaan ini, tiba-tiba, DI SINI DI TENGAH TENGAH OBJEK -
BERKATNYA. Tiba-tiba, sebagai produk-samping, berkat itu datang kepadamu.
Tiba-tiba engkau menjadi terpusat.
Hal ini terlihat paradoks karena sutra ini
mengatakan untuk melupakan dirimu sepenuhnya, tidak menjadi egois, untuk
bergerak ke yang lain sepenuhnya. Buddha dikisahkan telah mengatakan terus
menerus bahwa setiap kali engkau berdoa, berdoalah untuk orang lain - jangan
pernah untuk diri sendiri. Jika tidak, doa itu hanyalah sia-sia.
Dalam cinta engkau melupakan dirimu sendiri. Ini
terlihat paradoks, maka kapan dan bagaimana pemusatan itu akan terjadi? Dengan
menjadi benar-benar peduli dengan yang lain, dengan kebahagiaan milik yang
lain, ketika engkau melupakan dirimu sepenuhnya dan hanya yang lain yang tetap
ada, tiba-tiba engkau dipenuhi dengan kebahagiaan - berkat itu.
Mengapa? Karena ketika engkau tidak peduli dengan
dirimu sendiri engkau menjadi hampa, kosong; ruang di dalam diri diciptakan.
Ketika pikiranmu benar-benar peduli dengan yang lain, engkau menjadi tanpa
pikiran di dalam. Maka tidak ada pemikiran di dalam. Dan kemudian pikiran ini -
"Bagaimana aku dapat membantu? Bagaimana aku dapat menciptakan lebih
banyak kebahagiaan? Bagaimana agar yang lain dapat lebih bahagia?"- tidak
dapat melanjutkan lagi, karena benar-benar, tidak ada yang dapat engkau
lakukan. Pikiran ini menjadi berhenti. Tidak ada yang dapat engkau lakukan. Apa
yang dapat engkau lakukan? Jika engkau berpikir engkau dapat melakukannya,
engkau masih berpikir dalam hal dirimu sendiri - ego.
Dengan satu objek cinta seseorang menjadi
benar-benar tak berdaya - ingat ini. Setiap kali engkau mencintai seseorang
engkau merasa benar-benar tak berdaya. Itulah penderitaan cinta: seseorang
tidak bisa merasakan apa yang dapat dilakukannya. Dia ingin melakukan segala
sesuatu, ia ingin memberikan seluruh alam semesta kepada yang tercinta atau
sang kekasih - tapi apa yang dapat ia lakukan? Jika engkau berpikir bahwa engkau dapat
melakukan ini atau itu, engkau masih belum berada dalam hubungan cinta. Cinta
itu sangat tak berdaya, benar-benar tak berdaya, dan ketidakberdayaan itu
adalah keindahannya, karena dalam ketidakberdayaan itulah engkau berserah diri.
Mencintai seseorang dan engkau akan merasa tak
berdaya; membenci seseorang dan engkau dapat melakukan sesuatu. Mencintai
seseorang dan engkau benar-benar tak berdaya - karena apa yang dapat engkau
lakukan? Apapun yang dapat engkau lakukan tampaknya tidak penting, tidak
berarti; tidak pernah cukup. Tidak ada yang dapat dilakukan. Dan ketika
seseorang merasa bahwa tidak ada yang dapat dilakukan, ia merasa bahwa ia tidak
berdaya. Ketika seseorang ingin melakukan segala sesuatu dan merasa tidak ada
yang dapat dilakukan, pikiran berhenti. Dalam ketidakberdayaan ini penyerahan
diri terjadi. Engkau menjadi kosong. Itu sebabnya cinta menjadi satu meditasi yang
dalam.
Sungguh, jika engkau mencintai seseorang, tidak ada
meditasi lainnya yang diperlukan. Tapi karena tidak ada orang yang mencintai,
seratus dua belas metode diperlukan – dan bahkan itu semua mungkin tidak cukup.
Cinta itu sendiri adalah metode yang terbesar, tapi
cinta itu sulit - sama dengan tidak mungkin. Cinta berarti menempatkan dirimu
di luar kesadaranmu, dan di tempat yang sama, di mana egomu telah ada, engkau
menempatkan orang lain. Mengganti dirimu sendiri dengan orang lain berarti
cinta - seperti jika sekarang engkau tidak ada dan hanya yang lainnya yang ada.
DI TENGAH-TENGAH OBJEK - BERKATNYA. Tiba-tiba engkau
melupakan dirimu – hanya yang lainnya yang ada di sana. Kemudian ketika saat
yang tepat datang, ketika engkau tidak lagi hadir, benar-benar tidak ada, yang
lain juga akan menjadi tiada. Dan di antara keduanya berkat itu terjadi. Itulah
yang dirasakan pencinta. Berkat itu juga terjadi karena meditasi yang tidak
diketahui, tanpa disadari.
Ketika sepasang kekasih bersama, segera mereka
berdua menjadi tiada. Hanya satu eksistensi murni yang ada - tanpa ego, tanpa
konflik apapun ... hanya sebuah penyatuan. Dalam penyatuan itu mereka merasakan
kebahagiaan yang luar biasa. Hal ini salah disimpulkan bahwa kekasihmu yang
telah memberikan kebahagiaan kepadamu. Kebahagiaan luar biasa itu datang karena
tanpa sadar engkau telah masuk ke dalam teknik meditasi yang mendalam.
Engkau dapat melakukannya secara sadar - dan ketika
engkau melakukannya secara sadar itu dapat menjadi lebih dalam, karena engkau
tidak terobsesi dengan objek. Hal ini terjadi setiap hari. Jika engkau
mencintai seseorang, engkau merasa bahagia bukan karena dia, tapi karena cinta.
Dan mengapa karena cinta? Karena fenomena ini terjadi - sutra ini terjadi.
Dan pikiran akan mencoba untuk memiliki karena
pikiran berpikir dalam hal keserakahan: "Suatu hari kebahagiaan telah
terjadi, sehingga harus terjadi padaku setiap hari. Jadi aku harus
memiliki." Tapi kebahagiaan terjadi karena tidak ada kepemilikan. Dan
kebahagiaan terjadi bukan karena yang lain, sungguh, tetapi karena dirimu.
Ingat ini, kebahagiaan terjadi karena dirimu. Karena engkau begitu terserap ke
dalam yang lainnya, kebahagiaan terjadi.
Ini dapat terjadi dengan bunga mawar, ini bisa
terjadi dengan sebuah batu, ini bisa terjadi dengan pohon-pohon, hal ini bisa
terjadi dengan apa pun. Setelah engkau tahu situasi di mana hal itu terjadi,
hal ini bisa terjadi di mana saja. Jika engkau tahu bahwa engkau telah tiada,
dan dengan cinta yang mendalam kesadaranmu telah berpindah ke yang lainnya - ke
pohon-pohon, ke langit, ke bintang-bintang, kepada siapa pun; ketika
kesadaranmu secara total ditujukan kepada yang lain kesadaranmu itu
meninggalkanmu, bergerak menjauh darimu - dalam ketiadaan diri itulah
berkatnya.
Berkah Dalem Gusti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar