Wejangan Kyai Ganjel pada Perayaan 1 Suro 1934, 25 Maret 2001
Kyai Ganjel dan Pak Bagyo
WAKTU = SANG KALA
Sesuatu yang berjalan dengan
sendirinya, tak dapat dikendalikan, tidak dapat dipengaruhi dan melibatkan
segala sesuatu tanpa kecuali.
Mau tak mau kita bersama waktu dan
tidak dapat melepaskan diri. Tidur hanyalah sebagai salah satu anggapan
terlepas dari waktu (tidak ada yang lalu, sekarang maupun yang akan datang). Setelah
bangun baru sadar bahwa dirinya hanyut dalam waktu.
Hidup kita bagaikan dalam sampan
yanghanyut dalam waktu. Selama dalam sampan itulah kesempatan. Tuhan, Gusti Pangeran yang memberi kesempatan yang
pas (tidak kurang dan tidak lebih, karena Dia tidak pelit, mapun tidak boros). Maka
dikatakan, “Ojo leren lamun durung sayah” = “Jangan istirahat kalau tidak
capai”. Banyak orang istirahat sebelum capai, kemudian jadi pemalas. Dan banyak
orang capai masih memaksakan diri, kemudian tenggelam dalam nafsu dan merusak
keseimbangan. Pemalas akhirnya merasa kurang waktu, terlambat dan gagal; sedang
yang memaksakan diri akan menjadi rusak.
Salah memanfaatkan waktu atau
kesempatan, waktu akan menjadi hal yang sangat ditakuti. Yang indah atau cantik
jadi jelek, yang baik jadi rusak, dll. Kesempatan jadi tak berharga kalau tidak
dihargai; dan menjadi berharga kalau dihargai. Dengan kebodohan, lalai, dan malas,
hal-hal inilah yang membuat kita kehilangan
kesempatan. Menyia-nyiakan kesempatan, hidup akan menjadi sia-sia.
Bagaimana memanfaatkan kesempatan
ini?
Di dalam perahu yang hanyut ini, kita merealisasi
panggilan secara maksimal, sehingga diri kita mencapai maksimal dihadapan Tuhan,
Gusti Pangeran. Pencapaian maksimal
akan terjadi, memerlukan persiapan atau kawruh dan kesungguhan atau laku.
Persiapan tanpa kesungguhan adalah impian, dan kesungguhan tanpa persiapan
adalah kekecewaan. Bagaikan hidup yang berjalan diatas kawat.
Persiapan : Diawali dengan keseimbangan
(Jawa = kesatuan ukuran atau serasi atau seimbang), baru melangkah dengan
kesungguhan. Bila tidak demikian akan terpeleset, jatuh dan gagal.
Berbenah diri dengan cepat :
1.
Cepat mawas diri (tahu kesalahan)
2.
Cepat bertobat (tidak mengulang kesalahan)
3.
Cepat mengampuni (selalu berniat positif atau
benar)
4.
Cepat berterimakasih dan bersyukur
(menghargai, tidak sombong)
5.
Cepat berjanji (berkorban, murah hati)
Dibantu
dengan sedulur papat :
1.
Kekuatan
2.
Semangat
3.
Kecerdikan
4.
Ketulusan atau Kebenaran
Sehingga
5. Pancer yang bersifat Ilahi akan mencapai kemenangan.
Dengan
demikian, kita akan “Gentur Topo Brotone dan Sakti Mondrakguno” (=”merealisasikan
janji dengan semangat lebih, maka apa yang dimau seketika terjadi”. Baru akan
menjadi Gantharwa (=kesiapsediaan
berkorban membantu orang lain untuk menggapai cita-cita, terutama cita-cita manunggaling
kawula lan Gusti), menjadi jivanmukta,
ia yang mencapai moksa dalam kehidupan ini.
Lisensi suatu
kesempatan yang Pasti! Kesempatan sebagai
pemberian, kalau tidak dimanfaatkan, maka akan kehilangan segalanya.
Sekian wejangan dari Kyai Ganjel.
Rahayu,
Berkah Dalem Gusti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar