![Hasil gambar untuk meditasi dinamis](https://media.wanita22.com/wp-content/uploads/2018/10/31095135/Meditasi-Osho-dan-Teknik-Melakukannya-e1539944488884.jpg)
6. KETIKA BERADA DALAM AKTIVITAS DUNIAWI, JAGA PERHATIAN DI ANTARA KEDUA NAPAS, DAN TERUS BERLATIH, DALAM BEBERAPA HARI AKAN LAHIR SEBAGAI YANG BARU.
KETIKA
BERADA DALAM AKTIVITAS DUNIAWI, JAGA PERHATIAN DI ANTARA KEDUA NAPAS ...
Lupakan napas - jagalah perhatian di antaranya. Satu napas telah datang/masuk:
sebelum ia kembali, sebelum ia dihembuskan keluar, ada celah, sela waktu. Satu napas
sudah keluar; sebelum ia diambil/masuk lagi, ada sela waktu/celah. DALAM KEGIATAN
DUNIAWI JAGA PERHATIAN DI ANTARA KEDUA NAPAS, DAN TERUS BERLATIH, DALAM
BEBERAPA HARI, AKAN LAHIR SEBAGAI YANG BARU. Tapi ini harus dilakukan terus
menerus. Teknik keenam ini harus dilakukan terus menerus. Itulah mengapa hal
ini disebutkan: KETIKA BERADA DALAM AKTIVITAS DUNIAWI ... Apapun yang engkau
lakukan, jagalah perhatianmu dalam celah di antara dua napas. Tapi itu harus
dilatih selama dalam beraktivitas.
Kita
telah membahas satu teknik yang mirip. Sekarang hanya ada perbedaan ini, bahwa
ini harus dilatih selama dalam kegiatan duniawi. Tidak melatihnya dalam
isolasi/pengasingan/kesendirian. Ini harus dilakukan saat engkau sedang
melakukan sesuatu yang lain. Engkau sedang makan - teruslah makan dan menjadi
penuh perhatian akan celah itu. Engkau sedang berjalan - teruslah berjalan dan
menjadi penuh perhatian akan celah itu. Engkau akan tidur - berbaring, biarkan
tidur datang, tapi engkau terus menjadi penuh perhatian akan celah itu. Mengapa
dalam kegiatan? Karena kegiatan mengalihkan perhatian pikiran, kegiatan
memanggil perhatianmu lagi dan lagi. Jangan terganggu/terbagi perhatianmu,
tetaplah pada celah itu. Dan jangan menghentikan kegiatan, biarkan kegiatan itu
berlanjut. Engkau akan memiliki dua lapisan keberadaan - melakukan dan menjadi.
Kita
memiliki dua lapisan keberadaan: dunia perbuatan dan dunia jiwa/keberadaan (being);
garis lingkaran dan pusatnya. Teruslah bekerja di garis lingkaran, di
sekelilingnya; jangan menghentikannya. Tapi teruslah bekerja dengan penuh
perhatian di pusatnya juga. Apa yang akan terjadi? Aktivitasmu akan menjadi
sebuah sandiwara, seperti jika engkau sedang memainkan satu peran.
Jika
metode ini dilatih, seluruh hidupmu akan menjadi drama yang panjang. Engkau
akan menjadi seorang aktor yang memainkan peran, tetapi terus-menerus berpusat
di celah itu. Jika engkau lupa akan celah itu maka engkau tidak memainkan
perannya, engkau telah menjadi peran itu. Lalu itu bukan lagi sebuah drama; engkau
telah salah mengartikannya sebagai kehidupan. Itulah yang telah kita lakukan.
Semua orang berpikir ia sedang menjalani hidup. Itu bukan hidup, itu hanyalah
sebuah peran - bagian yang telah diberikan kepadamu oleh masyarakat, oleh
keadaan, oleh budaya, oleh tradisi, negara, situasi. Engkau telah diberi sebuah
peran dan engkau sedang memainkannya; engkau telah menjadi teridentifikasi
dengannya. Untuk memecahkan identifikasi itu maka ada teknik ini.
Teknik
ini, teknik keenam, hanya untuk membuat dirimu sendiri sebuah psikodrama - hanya
sebuah sandiwara. Engkau memusatkan perhatian pada celah di antara dua napas dan
kehidupan berlanjut, di pinggiran/lingkaran luar. Jika perhatianmu ada di
pusat, maka perhatianmu tidak benar-benar ada di pinggiran/lingkaran luar - itu
hanya "perhatiansampingan"; itu hanya terjadi di suatu tempat di
dekat perhatianmu. Engkau bisa merasakannya, engkau bisa mengetahuinya, tetapi
itu tidak penting. Seolah-olah itu tidak terjadi padamu. Aku akan mengulangi
ini: jika engkau berlatih teknik keenam ini, seluruh hidupmu akan menjadi
seolah-olah tidak terjadi padamu, seolah-olah itu terjadi pada orang lain.
Rahayu,
Berkah Dalem Gusti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar