Sembilan tekhnik pertama adalah mengenai pernafasan.
Kita
bernafas terus-menerus sejak dilahirkan sampai pada saat kematian. Segala
sesuatu berubah diantara dua titik ini, kelahiran dan kematian. Segala sesuatunya
berubah, tidak ada yang tetap sama, hanya pernapasan yang tetap di antara kelahiran
dan kematian.
Bernafas
adalah aliran yang terus-menerus, tidak ada jeda yang mungkin. Ketika engkau
tertidur lelap, nafas tetap berlanjut. Engkau tidak sadarkan diri, dan nafas
tetap berlanjut, engkau dalam keadaan koma, dan nafas tetap berlanjut. Engkau
tidak diperlukan untuk bernafas, bernafas adalah sesuatu yang terus terjadi
tanpa memerlukanmu/usahamu.
Nafas
adalah factor yang tetap ada dalam personalitasmu, ini adalah hal pertama.
Nafas adalah hal yang paling utama dan mendasar dalam kehidupan, ini adalah hal
kedua. Engkau tidak dapat tetap hidup tanpa nafas. Sehingga nafas dan hidup
menjadi hal yang sama. Bernafas adalah mekanisme hidup. Dan hidup berhubungan
erat dengan nafas. Oleh karenanya di India kita menyebutnya PRANA. Kita telah
memberinya satu nama untuk keduanya – PRANA artinya vitalitas (energy/tenaga),
kehidupan. Hidupmu adalah nafasmu.
Yang
ke tiga, nafasmu adalah jembatan antara engkau dan tubuhmu. Terus menerus nafas
menjembatani engkau dengan tubuhmu, menghubungkanmu, mengikatkanmu dengan
tubuhmu. Tidak saja nafas itu menghubungkanmu dengan badanmu, nafas juga menjembatimu
dengan semesta. Tubuh adalah alam semesta yang datang padamu, alam semesta yang
lebih dekat denganmu.
Tubuhmu
adalah bagian dari alam semesta. Segala sesuatu yang ada di tubuhmu adalah bagian
dari semesta, setiap partikelnya, setiap selnya. Ini adalah pendekatan terdekat
menuju adalah semesta. Nafas adalah jembatannya. Jika jembatannya putus, engkau
tidak lagi berada di badan. Jika jembatannya putus, engkau tidak lagi di alam
semesta, engkau bergerak menuju ke dimensi yang lain yang tidak diketahui,
engkau tidak dapat lagi ditemukan di dalam ruang dan waktu. Oleh karenanya, hal
yang ke tiga adalah, nafas adalah juga jembatan antara engkau dengan ruang dan
waktu.
Oleh
karenanya nafas menjadi hal yang sangat signifikan, yang paling signifikan. Sehingga
Sembilan tekhnik pertama berkaitan dengan nafas. Jika engkau dapat melakukan
sesuatu dengan nafas, engkau akan dapat kembali berada di momen saat ini. Jika
engkau dapat melakukan sesuatu dengan nafas, engkau akan menemukan sumber hidup.
Jika engkau dapat melakukan sesuatu dengan nafas, engkau dapat melampaui ruang
dan waktu. Jika engkau dapat melakukan sesuatu dengan nafas, engkau akan berada
di dunia dan juga berada melampaui dunia ini.
Nafas
punya dua titik. Yang satu adalah dimana titik itu menyentuh tubuh dan alam semesta,
dan titik yang lainnya adalah dimana ia menyentuhmu dan itu yang melampaui alam
semesta. Kita hanya mengetahui satu bagian dari nafas. Yaitu ketika nafas
bergerak menuju semesta, menuju tubuh, kita mengetahui ini. Tetapi nafas selalu
bergerak dari tubuh ke yang “bukan tubuh”, dari “yang “bukan tubuh” menuju tubuh.
Kita tidak mengetahui titik yang lainnya. Jika engkau menyadari satu titiknya,
bagian yang lain dari jembatan nafas itu, ujung yang lainnya itu, sesegera itu
engkau akan ditransformasikan, terpindahkan ke sebuah dimensi yang berbeda
Ada
beberapa titik, tapi kita tidak sadar akan itu. Kita telah bernafas dan akan
terus bernafas, -kita lahir bernafas sampai mati, tetapi kita tidak sadar akan
beberapa titik-titik itu. Ada beberapa titik di dalam
bernafas yang belum engkau amati, dan titik-titik itu adalah pintu, pintu
terdekat dari mana engkau bisa pergi ke dunia yang berbeda, ke diri (being)
yang berbeda, ke kesadaran yang berbeda. Tetapi titik titik itu sangat halus.
Bernafas
adalah hal yang paling dekat denganmu, dan semakin dekat sesuatu itu, semakin sulit
ia untuk di tangkap. Semakin dekat, semakin sulit; semakin jelas, semakin sulit.
Nafas begitu dekat denganmu dan lagi tidak ada jarak antara engkau dengan
nafasmu. Atau, disana ada jarak yang sangat kecil sehingga engkau membutuhkan
pengamatan yang teliti yang cermat, hanya dengan begitu engkau menyadari
beberapa titik tersebut. Titik-titik tersebut adalah landasan dari
tekhnik-tekhnik ini.
SHIVA MENJAWAB:
1.
WAHAI
YANG BERCAHAYA, PENGALAMAN INI DAPAT MUNCUL DI ANTARA DUA NAFAS. SETELAH NAFAS
MASUK (TURUN) DAN SESAAT SEBELUM NAFAS KELUAR, DI SANA BERKAHNYA.
Ketika nafasmu masuk, amati. Untuk
sesaat, atau seperseribu bagian saat, disana tidak ada nafas, nafas berhenti,
sebelum nafas keluar. Saat nafas masuk, kemudian disana ada titik tertentu dan
nafas berhenti. Lalu nafas keluar. Ketika nafas keluar, dan sekali lagi untuk
sesaat, atau sepersekian saat/moment, nafas berhenti. Lalu nafas masuk.
Sebelum nafas berputar masuk atau
berputar keluar, dalam sesaat dimana
engkau tidak bernafas. Disana, di momen itu, pengalaman itu, ketika engkau
tidak bernafas engkau tidak ada di dunia ini. Pahami ini : ketika engkau tidak
bernafas engkau mati. Engkau masih ada tapi mati. Tapi momen yang seperti ini
sangat pendek durasinya dan tidak pernah engkau amati.
Bagi tantra, setiap nafas yang keluar
adalah kematian dan setiap nafas yang masuk adalah kelahiran kembali. Jadi dalam
setiap nafas engkau menemui ajalmu dan terlahir kembali. Jarak antara keduanya sangat
pendek durasinya, tetapi dengan pengamatan yang tajam dan tulus dengan perhatian
engkau dapat merasakan jarak itu. Jika engkau dapat merasakan jarak itu, Shiva
mengatakan, disana berkahnya. Dan tidak ada lagi yang diperlukan. Engkau
diberkati, engkau telah mengetahui, sesuatu telah terjadi.
Engkau tidak perlu mengatur nafasmu.
Biarkan ia apa adanya. Jadi bagaimana melakukannya? Yang
pertama, jadilah sadar akan nafas masuk. Perhatikanlah. Lupakan yang lain, lihat
dan perhatikan saja nafas masuk, setiap gerakannya.
Ketika nafas menyentuh lubang hidungmu,
rasakan disana. Biarkan nafasmu masuk. Bergerak dengan nafas dengan sadar
sepenuhnya. Ketika engkau ke bawah, ke bawahlah, ke bawah bersama nafas, jangan
melewatkan nafas. Jangan mendahului nafas dan jangan ketinggalan, bergeraklah
bersamaan dengan nafas. Ingatlah ini: Jangan mendahului, jangan mengikutinya
seperti bayangan, jadilah bersamaan dengan nafas.
Nafas dan kesadaran harus menjadi satu.
Nafas masuk, engkau masuk. Hanya dengan begitu ini menjadi mungkin untuk
menangkap titik diantara dua nafas. Ini tidaklah mudah. Bergeraklah masuk
bersama nafas, lalu bergeraklah keluar bersama nafas: masuk-keluar, masuk-keluar.
Buddha telah mencoba khususnya tekhnik
ini, jadi tekhnik ini sudah menjadi tekhnik Buddhist. Dalam terminology tekhnik
ini disebut dengan Anapanasati Yoga. Dan pencerahan Buddha berdasarkan tekhnik
ini, hanya ini.
Tekhnik yang pertama ini adalah sebuah
tekhnik buddhis. Tekhnik ini telah diketahui sebagai tekhnik Buddhist karena
sang Buddha mencapai pencerahan melalui tekhnik ini.
Buddha mengatakan, “Sadarlah akan
nafasmu saat nafasmu masuk, dan nafasmu keluar, masuk, dan keluar.” Budda tidak
pernah mengatakan mengenai titik atau jarak/jeda pada nafas, karena tidak
perlu. Buddha perfikir dan merasa jika engkau meperhatikan jarak/jeda itu,
jarak di antara dua nafas, perhatian itu bisa mengganggu kesadaranmu. Oleh karenanya
sang Buddha hanya mengatakan: “sadarlah. Ketika nafas masuk, masuklah bersama
nafas, dan ketika nafas keluar, ikutlah keluar bersama nafas. Lakukanlah hal sederhana
ini: masuklah, keluarlah, bersama nafas.” Ia tidak mengatakan hal apa pun yang
lain berkaitan dengan tekhnik ini.
Alasannya adalah Buddha berbicara pada
orang biasa, dan bahkann jika diberitau mengenai jeda/intervallnya akan memjadi
keinginan untuk memdapatkan jedanya. Keinginan untuk mendapatkan jeda itu akan
menjadi hambatan bagi kesadaran, karena jika engkau menginginkan mendapatkan
jeda/interval itu engkau akan menjaauh dari yang sebenarnya. Nafas akan masuk,
tetapi engkau akan menjauh dari nafas karena berusaha menginginkan interval itu
yang mana interval itu berada di depan. Buddha tidak pernah mengatakan itu,
oleh karenanya tekhnik sang Buddha baru setengah.
Tetapi setengahnya yang lain akan
mengikuti secara otomasis. Jika engkau mempraktekkan kesadaran akan nafas, awas
terhadap nafas, tiba-tiba, suatu hari, tanpa engkau sadari, engkau akan sampai
di interval nafas itu. Karena dengan kesadaranmu menjadi mapan, mendalam dan
kuat, kesadaranmu menjadi terbingkai, seluruh semesta menjadi terbingkai, hanya
nafasmu yang keluar masuk, seluruh arena hanya untuk kesadaramu, tiba-tiba
engkau akan menyadari dan merasakan jeda yang dimana tidak ada nafas.
Ketika engkau bergerak bersama nafas
dengan teliti dan telaten, ketika tidak ada nafas, bagaima mungkin engkau tidak
sadar? Engkau akan sadar bahwa tidak ada nafas, dan disaat itu engkau akan
menyadari bahwasanya nafas tidak bergerak masuk tidak juga bergerak keluar.
Nafas berhenti sepenuhnya. Dan dipemberhentian itu, disanalah BERKAHNYA.
Satu tekhnik ini cukup untuk
berjuta-juta orang. Seluruh Asia telah mencoba dan hidup dengan tekhnik ini
selama berabad-abad. Tibet, Cina, Jepang, Burma, Thailand, Sri Lanka, semua
Asia kecuali India telah mencoba tekhnik ini. Hanya dengan satu tekhnik ini ribuan
dan ribuan orang telah mencapai pencerahan. Dan ini hanya tekhnik pertama.
Tapi sayangnya karena tekhnik ini
terasosiasi dengan nama sang Buddha, orang-orang hindu telah mencoba
menghindarinya. Karena tekhnik ini semakin dikenal sebagai tekhniknya umat
Buddha, orang Hindu benar-benar melupakan ini. Dan bukan hanya itu, mereka juga
menghindari tekhnik ini dengan alasan lain. Karena tekhnik ini adalah tekhnik pertama
yang disampaikan oleh Shiva, banyak orang Buddhist telah mengklaim bahwa buku
ini VIGYANA BHAIRAVA TANTRA, adalah sebuah buku umat Buddha, bukan buku orang
Hindu.
Tekhnik ini bukan tekhnik Hindu atau pun
Buddhist, tehknik hanyalah sekedar tekhnik. Sang Buddha menggunakannya, tapi
tekhnik ini sudah ada dari sebelum-sebelumnya. Buddha menjadi Buddha, seorang
yang tercerahkan, karena tekhnik ini. Tekhnik ini ada lebih dulu dari sang
Buddha, tekhnik ini sudah ada. Cobalah ini. Ini adalah salah satu tekhnik yang
paling mudah, paling gampang, lebih sederhana dibandingkan dengan tekhnik-tekhnik
yang lain. Aku tidak mengatakan ini sederhana untukmu. Tekhnik-tekhnik lain
akan lebih susah. Itu kenapa tekhnik ini disampaikan sebagai tekhnik pertama.
Rahayu,
Berkah
Dalem Gusti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar