
13. ATAU, BAYANGKAN LINGKARAN-LINGKARAN
LIMA WARNA DARI EKOR BURUNG MERAK MENJADI LIMA INDRAMU DI RUANG TAK TERBATAS. SEKARANG
BIARKAN KEINDAHAN MEREKA MENCAIR DI DALAMNYA. DEMIKIAN PULA, DI TITIK MANAPUN
DI RUANGAN ATAU DI DINDING – SAMPAI TITIK ITU LENYAP. MAKA HARAPANMU AKAN
MENJADI KENYATAAN.
Ketika manusia lahir ia berakar di
tempat tertentu, di CAKRA tertentu - pusat - dan itu lubang pusar. Orang Jepang
menyebutnya HARA. Ketika seorang anak lahir ia berakar di pusar, di hara; dia
hidup melalui hara. Lihatlah anak bernapas - pusarnya naik dan turun. Dia
bernafas dengan perut, dia hidup dengan perutnya - tidak dengan kepala, tidak
dengan hati. Tetapi pelan-pelan ia harus menjauh.
Pertama dia akan mengembangkan pusat
lain – yaitu di hati, pusat dari emosi. Dia akan belajar cinta. Pusat kedua
adalah produk tambahan, dihasilkan. Jika anak mendapatkan cinta, dia merespon.
Dalam menanggapinya, sebuah pusat tumbuh dalam dirinya: yaitu pusat hati. Pusat
ketiga adalah akal budi, kecerdasan, kepala. Pendidikan, logika dan pelatihan
membuat pusat ketiga.
Kepala, jantung, pusar - ini adalah
ketiga pusat. Pusat pusar adalah dalam kesadaran; pusat jantung adalah dalam
perasaan; pusat kepala adalah dalam pengetahuan. Pengetahuan itu paling jauh dari
kesadaran - perasaan lebih dekat. Jantung berarti kemampuan untuk merasakan;
kepala berarti kemampuan untuk
tahu. Jantung berarti kemampuan untuk merasakan, dan kesadaran berarti kemampuan untuk menjadi satu -
untuk menyatu dengan sesuatu ... kemampuan untuk menjadi satu dengan sesuatu.
Semua sutra-sutra ini berkaitan
dengan bagaimana mencapai pusat di dalam. Mekanisme dasar yang digunakan,
teknik dasar yang digunakan, adalah jika engkau dapat membuat sebuah pusat di
luar - di mana saja: dalam pikiran, di jantung, atau bahkan di luar tubuh di dinding
- dan jika engkau berkonsentrasi sepenuhnya padanya dan engkau mengabaikan seluruh
dunia, engkau lupakan seluruh dunia dan hanya ada satu titik yang tinggal dalam
kesadaranmu, tiba-tiba engkau akan terlempar ke pusat di dalammu.
Bagaimana cara kerjanya? Pertama
pahamilah ini ... Pikiranmu itu pengembara, selalu berkeliaran. Ia tidak pernah
tinggal di satu titik. Ia selalu pergi, bergerak, membentang, tapi tidak pernah
pada satu titik. Ia pergi dari satu pikiran ke yang lain, dari A ke B. Tapi ia tidak
pernah di A; tidak pernah di B. Ia selalu bergerak. Ingatlah ini: pikiran
selalu bergerak, berharap untuk mencapai suatu tempat tapi ia tidak pernah
mencapainya. Ia tak bisa mencapainya! Struktur utama pikiran adalah gerakan. Ia
hanya bisa bergerak; itu adalah sifat yang melekat pada pikiran. Proses
utamanya adalah gerakan - dari A ke B, dari B ke C ... itu berlangsung terus
dan seterusnya.
Jika engkau berhenti di A atau B
atau titik manapun, pikiran akan bertarung denganmu. Pikiran akan mengatakan,
"Pindah," karena jika engkau berhenti maka pikiran langsung mati. Ia
bisa hidup hanya dalam gerakan. Pikiran berarti proses. Jika engkau berhenti
dan tidak bergerak, pikiran tiba-tiba mati, ia tidak ada lagi; hanya kesadaran
yang tersisa.
Kesadaran adalah sifatmu; pikiran
adalah aktivitasmu - seperti berjalan. Ini sulit karena kita pikir pikiran
adalah sesuatu yang penting. Kami pikir pikiran adalah materi - bukan, pikiran
hanya sebuah kegiatan. Maka akan lebih baik untuk menyebutnya
"berpikir" daripada pikiran. Ia adalah sebuah proses persis seperti berjalan.
Berjalan adalah sebuah proses, jika engkau berhenti, maka tidak ada “berjalan”.
Engkau mempunyai kaki, namun tidak “berjalan”.
Jika engkau bersikeras dan jika
engkau tidak mematuhi pikiran ...ini sulit karena engkau selalu patuh. Engkau
tidak pernah memerintah pikiran; engkau belum pernah menjadi tuan. Engkau tidak
bisa karena sungguh engkau tidak pernah memisahkan dirimu dari pikiran. Engkau
pikir engkau adalah pikiran. Kekeliruan ini, bahwa engkau adalah pikiran, memberikan
kebebasan total pada pikiran, karena dengan itu tidak ada yang menguasainya,
untuk mengontrolnya. Tidak ada seorangpun! Pikiran itu sendiri menjadi tuan. Ia
mungkin menjadi tuan, tapi penguasaannya itu hanyalah semu.
Pikiran itu hanyalah budak yang
berpura-pura menjadi tuannya, tetapi ia telah berpurapura begitu lamanya, selama
begitu banyak kehidupan, sehingga tuannya percaya bahwa budak itu adalah tuan.
Itu hanya sebuah kepercayaan. Cobalah sebaliknya dan engkau akan tahu bahwa
kepercayaan itu benar-benar tidak berdasar.
Sutra ini mengatakan, BAYANGKAN
LINGKARAN LIMA WARNA DARI EKOR BURUNG MERAK MENJADI LIMA INDRAMU DI RUANG TAK
TERBATAS. SEKARANG, BIARKAN KEINDAHAN MEREKA MENCAIR DI DALAMNYA. Pikirlah
bahwa lima inderamu adalah kelima warna, dan kelima warna itu mengisi seluruh
ruangan. Hanya bayangkan kelima inderamu adalah kelima warna – warna-warna yang
indah, hidup, diperluas ke ruang tak terbatas. Lalu bergeraklah dalam warna-warna
itu. Bergeraklah di dalam dan rasakan satu pusat di mana semua lima warna ini
bertemu di dalam dirimu. Ini hanya imajinasi, tapi ia membantu. Bayangkan saja kelima
warna ini menembus dalam dirimu dan bertemu pada suatu titik.
Tentu saja, kelima warna ini akan
bertemu di satu titik: seluruh dunia akan lenyap. Dalam imajinasimu hanya ada
lima warna - seperti di sekitar ekor burung merak - tersebar di seluruh ruang,
masuk ke dalam dirimu, bertemu pada suatu titik. Titik manapun bisa, tapi hara
adalah yang terbaik. Pikirlah bahwa mereka bertemu di pusarmu - bahwa seluruh dunia
telah menjadi warna, dan warna-warna itu bertemu di pusarmu. Lihatlah titik
itu, berkonsentrasilah pada titik itu, dan berkonsentrasi sampai titiknya
lenyap. Jika engkau berkonsentrasi pada titik, ia akan lenyap, karena itu hanya
imajinasi. Ingat, apapun yang telah kita lakukan adalah imajinasi. Jika engkau
berkonsentrasi padanya, ia akan lenyap. Dan ketika titik itu lenyap, engkau
terlempar ke pusatmu.
Dunia telah lenyap. Tak ada dunia
untukmu. Dalam meditasi ini hanya ada warna. Engkau telah melupakan seluruh
dunia; Engkau telah melupakan semua benda. Engkau telah memilih hanya lima
warna. Pilihlah lima warna apa saja. Ini terutama bagi mereka yang memiliki
mata yang sangat tajam, dengan kepekaan warna yang sangat mendalam. Meditasi
ini tidak akan membantu untuk semua orang. Kecuali engkau memiliki mata seorang
pelukis, kesadaran warna, kecuali jika engkau bisa membayangkan warna, ini sulit.
Jika salah satu darimu ingat bahwa
mimpinya berwarna, meditasi ini adalah untuknya. Jika seorang mengingat bahkan
kadang-kadang bahwa ia melihat warna dalam mimpinya, maka meditasi ini adalah
untuknya.
Dunia telah lenyap; hanya ada warna.
Warna-warna itu adalah imajinasimu. Warna imajinatif itu bertemu pada suatu
titik. Titik itu, tentu saja, adalah khayalan - dan sekarang, dengan konsentrasi
yang dalam, titik itu akan lenyap. Dimana engkau sekarang? Dimana engkau akan
berada? Engkau akan terlempar ke pusatmu.
Wujud
telah lenyap melalui imajinasi. Sekarang imajinasi akan lenyap melalui
konsentrasi. Engkau sendirilah yang tersisa sebagai satu subjektivitas (orang
yang mengalami pengalaman kesadaran). Dunia objektif telah lenyap; dunia mental
telah lenyap. Engkau berada di sana hanya sebagai kesadaran murni.
Itulah sebabnya sutra ini
mengatakan: DI TITIK MANAPUN DI RUANGAN ATAU DI DINDING... ini akan membantu.
Jika engkau tidak bisa bayangkan warna, maka titik manapun di dinding akan
membantu. Ambillah apa pun hanya sebagai objek konsentrasi. Jika itu ada di
dalam, itu lebih baik, tapi sekali lagi, ada dua jenis kepribadian. Bagi mereka
yang introvert, maka akan mudah untuk membayangkan semua warna yang bertemu
dalam. Tapi ada ekstrovert yang tidak bisa membayangkan sesuatu di dalam. Mereka
bisa membayangkan hanya di luar. Pikiran mereka bergerak hanya di luar; mereka tidak
bisa bergerak masuk. Bagi mereka tidak ada rasa di dalam.
Buatlah titik di dinding dan
konsentrasilah padanya. Hal yang nyata terjadi karena konsentrasi, tidak karena
titik. Apakah itu di luar atau di dalam itu tidak relevan. Itu tergantung
padamu. Jika engkau mencari di dinding luar, berkonsentrasilah padanya, lalu terus
berkonsentrasi sampai titiknya lenyap. Ini harus dicatat: SAMPAI TITIKNYA LENYAP!
Jangan kedipkan matamu, karena berkedip memberikan ruang bagi pikiran untuk bergerak
lagi. Jangan berkedip, karena pikiran akan mulai mulai berpikir. Ini menjadi celah;
dalam kedipan, konsentrasi akan hilang. Jadi jangan berkedip.
Berkonsentrasilah sampai titik itu
lenyap. Jika engkau bertahan, jika engkau bersikeras dan tidak mengizinkan
pikiran untuk bergerak, titik itu akan lenyap. Dan ketika titik itu lenyap,
jika engkau berkonsentrasi pada titik itu dan hanya ada titik itu untukmu di
dunia, jika seluruh dunia telah lenyap, jika hanya titik itu yang bertahan dan
kini titik juga lenyap, maka kesadaran tidak bisa bergerak kemanapun. Tidak ada
objek untuk berpindah - semua dimensi tertutup. Pikiran akan terlempar kembali,
kesadaran akan terlempar kembali dan engkau memasuki pusat.
Pemusatan ini akan membuatmu
menyadari akar kehidupanmu. Engkau akan tahu dari mana engkau bergabung dengan
kehidupan. Dalam dirimu, ada titik yang berhubungan dengan kehidupan semesta,
yang menyatu dengannya. Begitu engkau tahu pusat ini, engkau tahu engkau berada
di rumah. Dunia ini tidak asing. Engkau bukan orang luar. Engkau adalah orang
dalam, engkau milik dunia. Tidak perlu perjuangan apapun, tidak ada
pertarungan. Tidak ada hubungan bertentangan antara engkau dan kehidupan.
Kehidupan menjadi ibumu. Adalah kehidupan yang telah datang ke dalam dirimu dan
ia menjadi sadar. Adalah kehidupan yang telah berkembang di dalam dirimu.
Perasaan ini, kesadaran ini, kejadian ini ... dan tidak akan ada penderitaan
lagi.
Maka kebahagiaan bukanlah sebuah
kejadian; ia bukan sesuatu yang terjadi dan kemudian pergi. Maka kebahagiaan
adalah sifat dasarmu, keadaan aslimu. Ketika orang berakar di pusatnya,
kebahagiaan adalah wajar. Orang berbahagia, dan pelan-pelan ia bahkan tidak
sadar bahwa ia bahagia, karena kesadaran ini memerlukan pembanding. Jika engkau
sengsara, maka engkau dapat merasakannya saat engkau bahagia. Ketika penderitaan
tidak ada lagi, pelan pelan engkau lupa akan penderitaan sepenuhnya. Dan engkau
juga lupa akan kebahagiaanmu. Dan hanya jika engkau bisa melupakan kebahagiaanmu,
engkau benar-benar bahagia. Maka ia menjadi alamiah. Seperti bintang yang
bersinar, seperti sungai yang mengalir, begitu juga engkau bahagia. Dirimu yang
sejati adalah kebahagian. Ini bukan sesuatu yang telah terjadi padamu: tetapi
ITULAH ENGKAU.
Rahayu,
Berkah
Dalem Gusti.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar