Punya Karma
atau Penderitaan yang disebabkan oleh perbuatan yang mulia. Para pemandu rohani
seperti Ramakrishna, Hazrat Isa, dan lainnya menderita karena urusan Punya
Karma. Mereka adalah genre yang berbeda. Mereka tidak berada dalam kelompok
yang sama seperti kita.
Jangan
cepat-cepat menghakimi mereka. Jangan pula menganggap kita berada dalam
kelompok mereka dan membenarkan penderitaan kita sebagai hasil dari punya
karma, perbuatan yang mulia.
Seorang
Punya Atma-Diri, Pribadi yang Mulia-tidak hanyatidak terbawa oleh pengalaman
duka, tidak hanya tetap berkarya, tapi tetap menjadi berkah bagi semesta.
Ditengah
badai topan sedahsyat apa pun, kita akan tetap menemukan mereka-para Maitreya,
Mitra Jagat Raya itu-melayani sesama makhluk.
Semoga kita
semua bisa menjadi seperti mereka.
Kemudian,
tidak ada lagi benih-benih baru yang muncul dan terkumpul. Para Maitreya, Miyra
Jagat Raya, bagaikan awan pembawa berkah ditengah musim kemarau, ditengah gurun
Sahara. Mereka adalah siraman berkah, hujan berkah. Mereka tidak terbawa oleh
gugusan pikiran dan perasaan. Meteka tidak terbawa oleh nafsu. Mereka
menggunajan buddhi, Intelijensi untuk menjalani hidup, sekaligus berbagi
kehidupan.
Dan, Selagi
berbagi itu, mereka mengambil sikap sebagai Saksi - inilah Kesadaran-Jiwa. Sebagai
Saksi, mereka melihat "Diri"-nya, melihat Pribadi Agung, melihat Sang
Jiwa Agung dimana-mana.
Yang
melayani adalah Dia.
Yang
dilayani adalah Dia, dan aksi pelayanan itu sendiri adalah Dia. Dengan
kesadaran seperti ini, mereka senantiasa hidup dalam kebenadan mutlak, hidup
dalam moksa, dalam nirvana. Selagi masih berbadan-masih tampak sama seperti
kita-, sesungguhnya mereka sudah bebas dari segala kesadaran rendah, dari
segala keterikatan. Mereka adalah...
Manusia
Sempurna, Jivan Mukta, sudah bebas dari kesadaran jasmani, pikiran, perasaan,
apalagi nafsu rendahan dan tuntutan indra.
(Di kutip dari Buku Yoga Sutra Patanjali Bagi Orang Modern, hal. 186-187)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar