Sang Hyang Acintya
Percakapan Swami Anand Giri dengan Kraanti dan Devi.
Anand Giri menjelaskan:
...........
A T M A N
“Dalam bahasa Sanskerta, ada sebuah kata yang sangat
sulit diterjemahkan: Atman. Kalian
tahu, dalam bahasa inggris kata itu diterjemahkan sebagai Self—Diri.
“Bagi seorang yang berada pada lapisan kesadaran fisik, Atman adalah badannya. Karena itu, bunuh
diri juga disebut Atma-Hatya. Dia
‘merasa’ bisa membunuh diri-nya. Dan bagi dia, ‘diri’ adalah badannya.
Otobiografi juga disebut Atma-Katha—Cerita
Diri.
“Bagi orang yang berada pada lapisan kesadaran energi,
Atman adalah energinya. Dan energi tidak bisa mati, tidak bisa dibunuh. Hanya
berubah bentuk, berubah wujud. Yang bisa mati, bisa dibunuh, adalah badan.
Jadi, bagi dia badan itulah materi.
“Bagi orang yang berada pada lapisan kesadaran mental, Atman adalah mind, pikiran. Oleh karena itu mereka akan selalu
mengagung-agungkan kekuatan pikiran. Mereka yang bicara tentang kekuatan subconscious mind, alam bawah sadar, dan
mereka yang bicara tentang kekuatan superconscious
mind, kessadaran supra—semuanya masih berada pada lapisan yang satu ini.
Bagi mereka, pikiran adalah Self—Atma!
Dengan pikiran, mereka dapat mengendalikan energi dan badan. Kaena itu, yang
mereka anggap ‘kekuatan hakiki’ atau ‘energi sebenarnya’ adalah pikiran. Dua
lapisan sebelumnya mereka anggap ‘materi’.
“Ada lagi yang menganggap ‘rasa’ atau lapisan emosi
sebagai Self—Atma. Lapisan ini sudah
jauh lebih halus, jauh lebih lembut dari lapisan-lapisan sebelumnya. Rasa bisa
menaklukkan pikiran. Cinta tidak mengenal perhitungan untung-rugi. Yang berada
pada lapisan kesadaran ini akan menganggap semua lapisan sebeumnya sebagai
‘materi’. Bagi dia, ‘Cinta’, ‘Rasa’ adalah ‘kekuatan sejati’—energi murni.
“Lalu ada yang menganggap lapisan inteligensia sebagai Self – Atma. Rasa pun telah mereka lampaui. Bagi dia, badan, energi,
pikiran, rasa—semuanya masih bersifatkan ‘materi’. Bagi dia ‘kesadaran’ itu
sendiri merupakan ‘kekuatan’—energi.
“Seorang Buddha mengatakan bahwa semua lapisan tadi msih
bersifat ‘materi’. Bagi seorang Buddha, Self
atau Atma yang identik dengan
lapisan-lapisan yang masih bisa dijelaskan harus terlampaui. Bagi dia,
ketidakadaan atau kasunyatan adalah kebenaran sejati. Itulah ‘energi’ yang tak
terjelaskan. Itulah ‘kesadaran murni’ yang tak terungkapkan.”
Sambil memegang erat tangan Kraanti, Anand Giri
melanjutkan, “Bagi kita, sentuhan ini mengkin masih bersifat lahiriah. Masih
sangat material. Tanganku menyentuh tangannya. Tetapi jika kraanti berada pada
lapisan kesadaran energi, dia bisa merasakan terjadinya interaksi antara
energiku dan energinya. Lalu, jika dia berada pada lapisan kesaaran mental, dia
akan menjadi sangat peka terhadap apa yang sedang kupikirkan tentang dia.
“Berada pada lapisan rasa, dia bahkan akan merasakan
perasaanku terhadapnya. Bayangkan apa
yang akan terjadi jika Kraanti disentuh oleh seorang Buddha. Akan terjadi
interaksi antara Kasunyataan atau Kesadaran Murni Buddha dengan Kesadaran
dirinya. Bisa terjadi peningkatan kesadaran seketika. Sentuhan seorang Buddha,
senyuman seorang Buddha sudah cukup untuk mengubah kita untuk selama-lamanya.”
(Novel Spiritual, “Shangrila
- Mencecap Sorga di dunia”, karya Anand krishna. Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama Jakarta, 2000)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar