Tiba-tiba
suara-nya terdengar……
Ia
terdengar terus-menerus, tanpa henti. Halus, lembut dan tidak pernah berubah. Bunyinya
seperti dengungan mmmm tapi tidak persis
demikian, mirip nggggg tapi tidak. Betapa
susah untuk menceritakannya.
“Itu
suatu keniscayaan, jika suaranya telah terdengar maka kamu dapat mendengarnya kembali
kapan pun kamu menghendakinya”, Sang
Guru pernah berkata.
Apakah
itu yang dimaksudkan dengan suara sang alam? Yang konon katanya sang alam selalu
bergetar, mengeluarkan suara yang tiada henti.
Yang
jelas, sekarang aku menyadari dan mengetahui
dengan jelas dan pasti bahwa ada ‘sesuatu’ yang tidak berubah dan tetap dibalik
perubahan alam ini.
Dari
manakah asal suara ini?
Aku
lama mengamatinya, bergerak bersamanya, mengalaminya, hidup dengannya. Aktifitas
ini kunamai ‘meditasi suara’. Berjalan bersama suara, ‘menaikinya’ menuju
asalnya.
“Gunakan
suara ini untuk menuju sumbernya…”
Suatu
ketika aku berada dalam keadaan tiada apa-apa, gelap total, tapi aku masih
menyadari aku ada. Disitu suara tidak terdengar lagi.
Keheningan
yang dalam….suwung….
“Itulah
kesatuan yang utuh….,
“Itulah
kemanunggalan….,
“Itulah
ketunggalan….”.
……..
Pertama
kalinya ku menyadari ‘apa’ itu kemanunggalan, yang selama ini sering kuucapkan
tanpa ku mengerti adanya.
……..
Perlahan
ku keluar dari keadaan itu dan suara kembali bersamaku, hingga ku sadari
kembali tubuhku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar