(Wedar kawruh oleh Kiai Ganjel pada Perayaan Natal 27
Januari 2001, di Padepokan Gantharwa, Komplek Perumahan Cibolerang Indah Blok
H1 Caringin, Bandung)
P E R B A I K A N
Pendahuluan,
Hari Raya
Idul Fitri merupakan hari menuju kemenangan : jujur/tidak,
disiplin/tidak, membedakan benar dan salah.
Dalam menerima kawruh jangan asal terima perlu
kreatifitas untuk memahami.
Kehadiran Yesus didunia disikapi oleh manusia :
1.
Cuek, tidak dapat apa-apa
2.
Berpikir negatif, mis : Herodes
3.
Bereaksi positif
Dulu Yesus lahir dikandang, sekarang pada zaman ini
biarkan Yesus lahir dihati kita (: tubuh sama dengan rumah Allah). Kita tidak
bisa membiarkan bayi tetap sebagai bayi tapi harus tumbuh dengan pesat,
makanannya apa? “melakukan Kehendak Bapa”.
Dalam Kitab
Kejadian : Pada awal mula diciptakan baik adanya, zaman berkembang seiring
dengan perbuatan/tingkah laku/karakter manusia makin luntur akhirnya menjadi
rusak, maka Tuhan datang untuk
memperbaiki, “Aku datang bukan untuk
menghakimi tapi untuk menyelamatkan” (menghakimi = seleksi, ‘bagus masuk
saku jelek masuk tong sampah’)
Gambaran untuk ‘pribadi’ dan keluarga Gantharwa :
“Perahu
rubuh, hancur tapi tidak tenggelam, datang orang banyak untuk mengembalikan
perahu menjadi bentuk semula”.
Perahu (: alat transportasi) rusak, maka perlu perbaikan.
Apa itu Perbaikan?
Baik = mencapai tujuan, Perbaikan = proses
mencapai/jembatan/kelakon.
Jenis Perbaikan : Perbaikan
yang dianggap baik dan Perbaikan yang benar.
Riwayat Perbaikan/kapan terjadi perbaikan?
Saat kita
bereaksi, negatif : merusak, menghancurkan diakhiri dengan kematian, positif
: tumbuh menjadi suatu perbaikan.
Perbaikan yang bermutu dipengaruhi oleh 2(dua) hal :
1.
Persiapan
2.
Kesungguhan
Persiapan tanpa kesungguhan akan terbengkalai,
kesungguhan tanpa persiapan tidak akan menghasilkan apapun. “Betapa
pentingnya persiapan dan kesungguhan”.
Apa yang kita persiapkan! Mulai dari,
1.
DIRI SENDIRI (walau perlengkapan lengkap tanpa perbaikan akan gagal)
Apa : Cepat...
(Berjaga-jagalah saatnya sudah dekat, penundaan adalah
sebaian dari kegagalan)
: betapa pentingnya Waktu
Dalam hal apa?
a)
Mengoreksi diri, self correction
(tanpa ini makin parah)
b)
Bertobat (: saat menyadari sesuatu yang salah jangan mengulangi
kesalahan lagi, perlu “ketegasan”), mengulang kesalahan merupakan suatu
pemborosan.
c)
Mengampuni/memaafkan (kalau tidak mengampuni maka itu kerugian)
d)
Berterimakasih, bersyukur (pecah : sulit menjadi sportif, melupakan
kebaikan-kebaikan karena kesalahan setitik), ct : nila dan susu. Kepada yang
benar : nila tetap nila, susu tetap susu. Jangan campur aduk! Ajaran adalah
ajaran, jangan ikuti tauladannya.
“Kita semua Umat Allah, perbedaan bukan untuk diributkan tapi bahan
refleksi diri”, makin banyak perbedaan makin banyak untuk refleksi secara
positif.
e)
Janji, baik : pengorbanan, yang mau : orang yang murah hati (lungmo).
Misi Yesus : Sejahtera
terjadi bila saling “murah hati”, Damai
terjadi bila saling “mengampuni” (: selalu siap memberi yang baik/lebih baik),
tidak ada balas dendam.
2.
POKOK/UTAMA
: Peranan Utama ( ct mobil : alat transportasi)
Apa Peran ku yang utama?
Dalam “Panggilan ku”, berkenan pada Allah,
‘apa yang Allah panggil untuk diriku yang Allah kehendaki’.
Dipengaruhi
oleh faktor :
1)
Banyak pengalaman, menjadi teknologi karena mengulang-ulang, kebiasaan.
2)
Banyak informasi, menimbulkan kepercayaan dan berkembang menjadi iman.
3)
Melakukan perenungan/penalaran, dengan akal, kecerdikan, pikiran.
Apa yang harus ditingkatkan?
1)
Sensitifitas (= orang yang banyak pengalaman, informasi dan melakukan penalaran), segalanya
itu kita tahu, dan
2)
Selektifitas (= membedakan, merinci, mengelompokkan)
Ditempatkan dalam ‘wadah’ memori kita.
3.
MOTIVASI, Tujuan Utama
Terbaik : Mengutamakan
‘kemanunggalan/kebersamaan’ (: diri, dua orang, banyak orang, semua
manusia, dunia/alam raya).
Hendaknya ‘tulus
seperti merpati’ : mengutamakan kebersamaan.
4.
PROSES/SISTEM PENCAPAIAN
Sistemnya orang cerdik (: mencapai hasil cepat tanpa
dampak negatif/merusak bagi sekitar/orang lain). Bahasa lain : sistermnya ‘Cinta Kasih’.
Kalau mau jadi pemenang hendaklah “tulus sepeti merpati cerdik seperti ular”.
Agar persiapan berhasil diperlukan ‘Kesungguhan’, kesungguhan yang bagaimana?
Isi Kesungguhan :
i. Menjadi orang kuat, kekuatan sebenarnya saat kita “berserah
diri/pasrah /sumeleh”.
Itulah kekuatanku.
ii. Orang ‘Bersemangat’ bisa karena punya pengharapan, lebih tegas : ‘Kesempatan Pasti’ (: kesempatan jika digunakan pasti berhasil),
mengapa berpengharapan pada Allah?
Karena Allah : KAYA, KUASA, MULIA, dan TUHAN BERJANJI.
‘Keberadaan apa adanya’……….‘Proses Perbaikan’……….‘Seharusnya’
(Research) (Development)
Proses perbaikan membutuhkan : memori, perenungan,
penalaran, kreatif/inovatif.
Perbaikan
dalam segala hal, perbaikan kebutuhan kita, perbaikan dunia.
Hambatan!
Egiosme kita, penyebab kegagalan :
1.
Bodoh dan tolol, terjadi karena tidak
memanfaatkan kesempatan belajar, ‘Tuhan tidak menciptakan orang bodoh’.
2.
Lalai,
memori jelek, pernah ingat.
3.
Malas,
mengerti/mampu tapi tidak mau.
4.
Kawatir, egois
yang mengandalkan diri, tidak mengakui keunggulan Allah bahkan bersaing dengan
Allah, (pikiran) : setengah-setengah, ragu-ragu.
5.
Keterikatan, urusan perasaan.
Inti
Pewayangan :
“Sura dira jayaning kang rat, sura brasta cekaping olah
darmastuti”.
Arti :
Kerusakan sehebat apa pun dapat diperbaiki dengan laku benar yang cukup.
Kitab
Suci :
“Pergi dan berbuatlah yang banyak dan buahmu itu tetap,
maka apa saja yang kau minta akan terlaksana”.
Pergi : eksyen/tindakan, buah : buah-buah
roh (: rendah hati, lemah-lembut,...).
Kejawen :
“Gentur tapa bratane sakti mandrak guna”, persiapan menuju sukses.
Gantharwa
:
Janji
Gantharwa, dengan ini disayang Tuhan,
1.
Mengutamakan
Kemanunggalan.
2.
Meningkatkan
Kawruh dan Laku.
3.
Kesetiaan
dan Ketekunan.
Sakti yang sebenarnya (: sederhana) : “Berhasil masuk
surga”/return to eden. Kalau mau menjadi ‘montir’ yang baik.
...
“Tanpa kreatifitas, inovasi Anda jadi bebek (selalu ikut-ikutan/terkebelakang)”...
Tiga
macam orang :
1.
Orang
Cuek, tidak memanfaatkan fasilitas, akhirnya akan menyesal.
2.
Orang
yang memanfaatkan fasilitas; ikut-ikutan/mbebek.
3.
Orang
yang menciptakan fasilitas.
Seorang pemimpin sangat membutuhkan perbaikan, mental
orang kaya, “Bagaimana kita memberi lebih banyak!”
Pertanyaan-pertanyaan
yang sering muncul dan solusinya...
1.
Kecewa?
Cari pengganti.
2.
Jenuh?
Kurang kreatif dan inovasi.
3.
Sabar?
Tidak sabar berarti tidak punya kepastian.
4.
Malu?
Berpikir positif.
5.
Minder?
‘Tuhan menciptakan adil, belum menemukan talentanya, tiap manusia memiliki
kelebihan masing-masing; menemukan kelebihan masing-masing.
6.
Tidak
berani? ƒ(kawruh) = menang/kalah,
apalagi mengakui kemenangan.
7.
Sumeleh
= ƒ(kepercayaan)
8.
Tidak
berani berjanji? Tidak ada andalan kepastian (masukan asuransi)
9.
Kurang
bahagia? Jiwa murah hati, rendah hati kurang
10.
Motivasi?
Dipengaruhi oleh kawruh, ‘Tidak akan pernah orang mau ke Amerika kalau tidak
ngerti Amerika’
11.
Keras
hati? Bukan sosialis, egois, merasa paling
12.
Disiplin
= tingkat kepercayaan, iman
13.
Kikir =
orang kawatir, harus optimis
14.
Senioritas/yunioritas
: “Jangan!”, kurang kebersamaan, frekuensi perjumpaan jarang
15.
Kesempatan
= harus sensitif & selektif, sifat : memperhati, ‘perhatikan sabda tuhan’
16.
Khusus
: Gantharwa yang hadir Cuma 2 (dua) orang, (santai/rileks & seirus)
Makna, hanya tinggal dua gelintir, merosot satu persatu,
atau saat ini ada dua kelompok yang seperti ini.
Ditutup
dengan doa :
“Ya
Tuhan, Engkau Pribadi Yang Paling Utama, terimakasih atas pengajaran yang
Engkau berikan untuk jalan kami menuju Engkau , amin”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar