![#spiritualitys a revered Vedic sage in Hinduism. His name literally means "eight bends", reflecting the eight physical handicaps he was born with. His maternal grandfather was the Vedic sage Aruni, his parents were both Vedic students at Aruni's school. Ashtavakra studied, became a sage and a celebrated character in the mythologies of the Hindu Epics and Puranas. #themodernvedic #gita #ashtavakra #ashtavakra_gita #ashtavakra_samhita #non_dualistic_rationality #advaita #absolute #mukti](https://i.pinimg.com/564x/0d/e8/02/0de8022e4ae543eb79573d59414a3594.jpg)
Aṣhtāvakra Gita
Ekspresi Kebenaran Paling Murni
Dengan ini dimulailah kitab Aṣhtāvakra
Gita.
1:1
Janaka bertanya:
Bagaimanakah
seseorang mencapai Kebijaksanaan? Dan Bagaimana Mukti, atau Kebebasan terjadi? dan bagaimana pula Ketidakterikatan dapat
tercapai? Mohon jelaskanlah hal ini, Oh Paduka!
1:2
Aṣhtāvakra menjawab:
Anakku,
bila Engkau menginginkan kebebasan, Engkau harus meninggalkan semua obyek
keinginan dan menganggap itu sebagai racun, kembangkan sifat-sifat mulia
seperti memaafkan, keteguhan hati, baik budi, puas diri, dan berpijak pada
kebenaran dan anggap ini sebagai nektar kehidupan.
1:3
Untuk
mencapai Mukti Engkau harus mengetahui dengan pasti bahwa atma adalah Saksi yang
melihat semuanya. Engkau bukan badan yang terdiri dari pertiwi, air, api, udara,
dan ether, tetapi sebagai Atma itu sendiri.
1:4
Apabila
Engkau pisahkan diri diri dari ikatan tubuh ini dan berstana di dalam atma,
sekarang juga Engkau mencapai kebahagiaan, damai dan bebas dari semua
keterikatan.
1:5
Engkau
bukan dari golongan brahmana atau yang lainnya, tidak memiliki kasta, pun tidak
dapat dipersepsi oleh indriya, Engkau bebas, tak berbentuk, Saksi seluruh alam
semesta, berbahagialah.
1:6
Dharma
dan adharma, suka dan duka hanya ada dalam pikiran tidak dalam dirimu wahai
yang meresapi segalanya! Engkau bukan pelaku, pun bukan yang menikmati hasil
perbuatan, Engkau selalu dalam kebebasan.
1:7
Sebenarnya
Engkau selalu dalam kebebasan sebagai Saksi Hyang Tunggal, yang membuat
keterikatan adalah Engkau melihat dirimu sebagai ‘entitas yang melihat’ sebagai
sesuatu yang lain.
1:8
Ibarat
Engkau telah dipatuk ular besar berbisa ’rasa aku sebagai pelaku’ hanya bisa
dibebaskan dengan meminum nektar pengetahuan ‘aku bukan pelaku’, karena itu
berbahagialah.
1:9
Dengan
keteguhan pada ideasi aku sebagai Kesadaran Murni Hyang Tunggal, bakarlah
belantara kegelapan pikiran, bebaskan diri dari derita olehnya dan
berbahagialah.
1:10
Halnya
dunia ini, ibarat ular yang nampak dari seutas tali, demikianlah Engkau adalah ananda,
Kebahagiaan Tertinggi, dari mana dunia ini termanifestasikan, berbahagialah.
1:11
Yang
yakin dirinya bebas, bebaslah dia; dan yang merasa diri terikat berada dalam
keterikatan; disini benarlah perkataan bahwa orang akan menjadi seperti apa
yang dipikirkannya.
1:12
Atma
adalah entitas yang melihat yang melingkupi semuanya, sempurna, bebas dari
unsur kegiatan, tanpa ikatan, tanpa keinginan dan damai, hanya karena pengaruh
ilusi menyebabkan di nampak seperti dalam keterikatan.
1:13
Dengan
memusatkan pikiran tanpa tergoyahkan pada atma yang bebas dari dualisme,
jauhkan diri dari keakuan yang semu, Engkau mencapai kebebasan dari pengaruh
ilusi eksternal dan internal.
1:14
Anakku,
Engkau telah lama tercengkram dalam asosiasi dengan tubuh ini, bebaskan dirimu dengan pedang pengetahuan
‘aku adalah kesadaran’ dan berbahagialah.
1:15
Engkau
tidak terikat, tidak berbuat, Engkau adalah yang bercahaya, murni tanpa noda,
inilah yang yang menyebabkan Engkau terikat yaitu ‘Engkau’ melakukan ‘Latihan meditasi’.
1:16
Sesungguhnya
Engkaulah yang meresapi alam semesta ini dan alam semesta ini terpancar dalam
dirimu, Engkau adalah Kesadaran Murni, itu yang merupakan sifat aslimu, jangan
berpikir kerdil.
1:17
Engkau
tanpa hubungan sebab akibat, tanpa bentuk, tanpa faktor pendukung, tidak
bergerak, selalu menyenangkan, tak terjangkau oleh pikiran dan tak tergoyahkan,
capailah kesadaran itu selalu.
1:18
Ketahuilah
segala yang berbentuk adalah tak nyata, yang tak berbentuk itulah yang kekal,
dengan memegang disiplin ini saja orang menjadi bebas dari lingkaran kelahiran.
1:19
Seperti
halnya cermin berada diantara obyek dan bayangannya, demikian pula atman,
berada di dalam dan diluar badan.
1:20
Seperti
halnya ether meresapi ruang di dalam dan diluar kendi sebagai satu kesatuan,
demikian pula Brahman sebagai yang meresapi semua yang ada.
2:1
Janaka berkata:
Oh,
Aku sebenarnya tak ternoda, damai, sebagai kesadaran, tak terpengaruh oleh
sifat alam, selama ini aku hanya tertipu oleh ilusi.
2:2
Seperti
halnya Aku yang esa menampakkan badan ini, demikian juga seluruh alam ini dalam
diriKu, atau tidak akan ada sesuatu diluar itu.
2:3
Oh,
dengan meninggalkan ikatan badan dan dunia ini sekarang juga, melalui usaha
yang cermat Aku dapat menyaksikan dengan jelas keberadaan Paramatma.
2:4
Seperti
halnya antara riak, buih dan gelembung dalam air tiada perbedaannya, demikian
pula jagad ini berasal dari atma, tidak ada perbedaan dalam atma.
2:5
Seperti
halnya kain kalau dianalisa hanya terdiri dari benang saja, demikian juga jagad
ini kalau dianalisa hanya terdiri dari atma.
2:6
Seperti
halnya sari tebu dari apa gula itu terbuat, diresapi olehnya, demikian pula
jagd ini terbentuk dalam diri aku, diresapi tanpa batas olehKu.
2:7
Tanpa
memiliki pengetahuan atma, dunia ini kelihatan ada
demikian, dengan pengetahuan atma dunia ini tiada nampak, seperti
halnya tidak mengetahui tali menyebabkan melihat ular, dengan pengetahuan
tentang tali tersebut, ilusi ular pun sirna.
2:8
Sifat
asliKu adalah Hang Bercahaya, aku tidak lain dari pada cahaya, ketika dunia ini
tercipta, sebenarnya Akulah yang bercahaya.
2:9
Oh,
imajinasi jagad raya ini nampak dalam diriKu, karena ketidaktahuan akan atma,
seperti melihat perak dalam kerang, ular dalam seutas tali atau air dalam silau
matahari.
2:10
Jagad
raya yang tercipta dariKu, pasti akan larut kembali dalam diriKu seperti
halnya, kendi ke dalam tanah, riak ke dalam air, gelang ke dalam emas.
2:11
Oh,
Sembah Sujud pada Aku, keagungan diriKu, yang tak mengenal kebinasaan, walaupun
kehancuran terjadi pada jagad raya ini dari Brahma sampai sehelai rumput Aku
tetap ada.
2:12
Oh,
Sembah Sujud pada Aku, keagungan diriKu, walaupun dengan tubuh ini Aku adalah Esa,
yang tidak pergi kemana-mana, pun tanpa asal mula, namun meresapi seluruh yang
ada di jagad raya ini.
2:13
Oh,
Sembah Sujud pada Aku, keagungan pada diriKu, tiada yang menyamai, senantiasa menopang
alam semesta ini tanpa tersentuh dengan badan ini.
2:14
Oh,
Sembah Sujud pada Aku, keagungan dalam diriKu, yang tidak memiliki apapun,
namun semuanya yang dapat diungkapkan dalam jangkauan pikiran dan indra ada
dalam diriKu.
2:15
Pengetahuan,
yang mengetahui dan objek pengetahuan ketiga hal ini tidak ada dalam kenyataan
yang sesungguhnya, Aku adalah dia yang tak ternoda dimana dari ketidaktahuan
ketiga ini nampak ada.
2:16
Oh, penyebab
semua penderitaan ini adalah dualisme, tiada kesembuhan dari penderitaan selain
dengan menyadari bahwa semua objek yang dilihat sebagai tak kekal dan melihat
Aku adalah kesadaran penuh rasa bahagia yang murni tanpa noda.
2:17
Aku adalah
Kesadaran Murni, namun akibat ketidaktahuan aku membayangkan sebaliknya, dengan
selalu mengingat kebenaran ini, aku mencapai Kesadaran Absolut.
2:18
Aku tidak
memiliki ikatan ataupun kebebasan, sehingga tanpa faktor pendukung kekeliruan
itupun berakhir, jagad yang berada dalam diriKu pun pada kenyataannya tiada.
2:19
Tubuh
dan jagad ini kenyataannya tidak pernah ada, hanya Kesadaran Atma
yang murni itu saja yang ada, sehingga dengan apa kita membuat imajinasi
sekarang?
2:20
Badan
ini, surga dan neraka, keterikatan dan kebebasan demikian juga ketakutan, semua
ini hanyalah produk pikiran, apa yang kulakukan dengan semua ini? Aku sebagai
Kesadaran Atma?
2:21
Sekalipun
diantara banyak orang aku tiada melihat dualisme, sehingga menjadi seperti
orang yang terasing dari semuanya, pada apa aku mesti mengikatkan diri?
2:22
Aku bukan
tubuh ini dan aku tidak memiliki tubuh, pun aku bukan jiwa, yang membuatku
berada dalam keterikatan adalah keinginan akan kehidupan.
2:23
Oh, gelombang
kehidupan sebenarnya lahir dan menyebar dari arus pikiran dalam kesadaran tanpa
batas dalam diriKu.
2:24
Dengan
melarutkan arus pikiran di dalam diriKu, fondasi alam semesta bagi unit jiwa
yang malang ini mengalami kenihilan.
2:25
Sungguh
menakjubkan, di dalam kesadaran tanpa batas dalam diriKu, semua makhluk muncul,
bermain dan larut kembali sesuai sifat alamiahnya.
(Sumber
: Buku Astavakra Samhita, alih bahasa oleh Acarya Gopalkrsnananda Avadhuta,
Penerbit Paramita Surabaya 2006.
Gambar
: https://id.pinterest.com/pin/490470215663609953/ )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar