Sharing, saling melengkapi dan sekaligus
koreksi diri, apakah aku masuk Gantharwa sudah jenuh atau mendapat manfaat atau
apa? Sharing dengan lugu, bukan hanya
yang baik-baik saja. Kenapa kita bertahan, tetap setia atau mengalami
pasang-surut?
Suatu keluarga bisa berkumpul, bisa bertahan karena ada yang kita harapkan dan
mendapatkan yang diharapkan. Yang diharapkan ada maka tetap bertahan;
mendapatkan dan merasa sudah cukup dan pergi. Sejauh mana kita berpengharapan
dan sejauh mana kita mendapatkan. Secara duniawi manusia ini tidak akan lama
kalau tetap seperti ini, diharapkan untuk meningkat, bukan mengharapkan
sesuatu atau mendapatkan sesuatu tapi bisa memberi. Gantharwa
ibarat tubuh kita.
Sharing atau Ungkapan
Para Kadang:
q Ventus : Pangil-pangil
roh boleh saja tapi jangan seenaknya, jangan mengada-ada. Menyambut tamu, tamu
menyampaikan pesan sesuai dengan yang dipesankan. Kebersamaan, menghargai
kadang dan Guru sendiri. Menegur salah satu tugas kita, kita tahu salah
tegurlah.
q Muncul ketakutan dalam
proses belajar, banyak penampakan-penampakan.
q Banyak sesuatu itu disampaikan
dalam istilah, tetapi yang penting apa yang terkandung dibalik itu.
q Pengertian yang diterima
bertentangan dengan apa yang diyakini, membikin down dan makin tidak mengerti.
q Terjadinya gap-gap dalam
keluarga atau kelompok-kelompok tertentu.
q Merasa bangga, jika
ada kesulitan, ada dorongan untuk maju.
q Kesombongan Gantharwa
dan Guru, suatu kesombongan menganggap paling tinggi.
q Kekuatan Lisensi bisa di
prosentase dari nol hingga seratus. Kitab sama dengan Kuasa dari Roh Kudus.
q Menjadi
kebanggaan masuk Gantharwa. Mengalami kesurutan dalam pemanfaatan
Lisensi.
q Motivasi masuk
Gantharwa, ‘Saya ingin menjadi Katolik kwalitas’, bertanya tentang keKatolikan.
Memantapkan iman. Mendapatkan apa yang dicari, muncul kesombongan dan
pembenaran diri.
q Masih belajar, tertarik
karena omongan Guru, termasuk salah satu orang yang menderita, membantu untuk
berpikir positif.
q Tertarik, berkotbah
sederhana dan bisa diterima. Kurang tertarik akan talenta yang penting saya
benar.
q Pertama karena kesaktian
dan berlanjut kepada kawruhnya.
q Sebelum Lisensi bisa
‘melihat’ dan setelah Lisensi ‘pengelihatan’ hilang.
q Masuk karena terpaksa
–kedekatan dengan teman, menyadari goncangan dan merasa menderita. Kalau capek
istirahat, serahkan pada Dia.
q Pelajaran salah,
dikembangkan Guru dan siswa tidak sempat salah.
q Betapa pentingnya
penyegaran dan cara penyampaian dengan sharing. Ini kesalahan saya dan tanpa
ragu-ragu saya mengganti rugi kesalahan. Semua kembali kepada kita sendiri
bukan Paten atau Lisensi. Yang salah dikucilkan bukan justru ditarik dan
menegur?!
q Hambatan mencari kerja,
walau telah menerima Lisensi.
q Secara negatif,
manunggal dalam keluarga belum kongkrit, manunggal lahir batin.
q Bisa menyukuri terhadap
yang kita terima. Benar nggak kekuatan Lisensi? Menerima apa adanya.
q Ibu Joko :
Yang dirasakan oleh anda saya pun merasakan. Kita
manusia lemah, kadang muncul semangat dan kadang down. Saat jatuh ingat Allah selalu menyertai, makin down makin mengingat. Kita cepat
mengeluh. Lihat ‘pengelihatan’ Yesus, semakin berbuat baik setan tidak akan
tinggal diam atau menyerah, bahkan makin keras mengganggu, sampai dimana
kesetiaan kita. Kita melupakan mata sendiri, melihat tapi tidak melihat.
Mendengar kata hati, melihat penderitaan sesama dan menuntun.
Kalau mantap pasti bisa, dengan latihan-latihan dari awal,
berusaha dari bawah- misal, lidi yang ringan menjadi berat, tidak mampu
mengangkat seratus kilogram, ya, cobalah satu kilogram.
Kita sering ragu-ragu, ragu silakan tapi jangan melupakan
doa.
Sharing, selama
sepuluh tahun bimbang, apakah ini tepat buat saya, terus berdoa mencari jati
diri. Apa yang kita minta pasti diberikan. Lebih banyak berpasrah dan berusaha
semaksimal mungkin.
Berusaha mengoreksi diri, Tuhan memberikan tugas saya apa?
Bunda Maria diberi tugas berat tapi tidak mengeluh. Merasa tidak benar kembali
lagi ke semula, kembali lagi…
Mengada-ada mencelakakan diri sendiri dan orang lain. Ego
tidak benar, harus berani menghentikan dari pada membohongi diri dan orang
lain. Yang bisa di kembangkan dan yang tidak diterima apa adanya.
Pelajaran yang berharga, paling berharga dalam hidup saya,
mendekatkan diri dengan Tuhan dan bisa menolong orang. Merasa bahwa yang
menyembuhkan bukan saya. Cara yang tepat adalah menyelesaikan masalah. Apa
gunanya berjanji kalau tidak ada lakunya. Kemauan itu tidak tanpa kepasrahan
dalam diriku.
q Tidak ikut pelajaran
karena yang diterima bertentangan. Dengn melaksanakan Kehendak Allah maka kita
akan merasakan betapa luar biasa Lisensi.
q Karena banyak masalah
maka masuk Gantharwa. Hal materi, dengan keyakinan akan memecahkan masalah.
Mengapa babak belur?
q Pak Joko :
Tidak terhanyut dalam merasa bisa, berkata jujur kalau ada ya
ada, kalau tidak ya tidak. Kanuragan cukup sampai disitu, karena kita memiliki
banyak PR. Mencoba lebih santai dalam mengerjakan PR, melakukan apa yang saya
mampu. Menggali hidup yang lebih baik.
Dalam diri orang yang Percaya ada Kuasa, Allah membukakan
pengertian. Memberikan kedamaian di sekitarnya.
Kesempatan untuk memberi lebih pada orang dan itu diterima
dengan rela. Bapak sharing, ”Apa yang
saya lakukan belum seberapa”.
Bertentangan, beda pendapat karena tidak tahu atau tidak
mengerti secara utuh. Bila belajar saling mengerti ya tidak ada masalah.
Jangan hanya menjadi diri sendiri tapi jadi dirinya orang lain.
v
Memanggil roh, sering kita bicara tentang kebenarannya, keaslian.
Untuk mendeteksi itu benar ya macam-macam, misal benar bicaranya dan salah
actionnya. Gantharwa hanya menawarkan yang benar, anda mau menerima atau
menolak silakan, supaya tidak menjadi pertentangan.
v
Unsur Kebenaran pusatnya adalah Kebenaran Illahi, apa perlu memasukan
roh dengan bahasa cina tapi kita tidak mengerti. Apa dampanya bagi kita, kenapa
Yesus hadir tidak pakai bahasa Ibrani tapi bahasa lingkungan.
v
Yang penting mengerti Kawruh, terserah kita, kita meyakini memfilter
yang asli dengan Lisensi, ya kita mantapi, kalau ragu ya silakan bebas.
v
Betapa pentingnya hidup yang efektif, jangan menyia-nyiakan waktu untuk
yang tidak penting. Apa manfaat tamu kita hadirkan, apa meningkatkan kawruh? Orang
efektif tentu memilih yang mendukung kemajuan.
v
Perbedaan untuk saling melengkapi dan merefleksi diri. Misal bahasa Jawa
Kuno, apa cukup waktu untuk belajar bahasa Jawa Kuno?
v
Dengan Lisensi, Program Kebenaran buat diri kita. Lisensi dipergunakan
sebenarnya tidak pernah salah, Tuhan tidak pernah salah.
Gantharwa
memberikan kebebasan, kasih itu penawaran. Mengadakan pesta, yang ditawarkan
adalah makanan yang menurut saya paling bagus, tapi kehendak orang lain beda.
Menawarkan keset, siapa yang mau menjadi agen atau bahkan menjadi keset.
Bedanya
tipis antara kesombongan dan kebanggaan. Apa gunanya masuk Gantharwa kalau
tidak punya kebanggaan. Kebanggaan untuk orang yang percaya, untuk interen.
Bukti terakhir adalah saat mati. Bapak serba repot menceritakan
pengalaman yang dialami, kalau ngomong duluan dibilang sombong. Apakah ini di
anggap sebagai kebanggaan atau kesombongan atau sharing itu semua bebas.
(Wejangan
Kyai Ganjel pada Kliwonan 20 Desember 1999, di Padepokan Gantharwa, Cibolerang
Indah Blok H1 Caringin, Bandung, Jawa Barat)
(http://gantharwa.org/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar