Kiai Ganjel dan Pak Bagyo
Metode
efektif (Umum, Relatif). Umum–yang paling cepat mencapai tujuan; diajarkan yang
terbaik, yang populer diterima masyarakat.
Berpegang
teguh pada Ajaran Jawa, "gentur topo brotone", Ngerti dan Laku. Realisasi Janji
padaTuhan : Realisasi Kebenaran.
…
Pernafasan, Konsentrasi… : dipercaya masyarakat umum, inilah jalan!
Bagaimana
mempelajari Kebenaran dan berusaha Melaksanakan, ini luas biasa. Bagaimana
membuat orang : meng-iya-kan tanpa berpikir. (Cara lain-lain)
Inti
: Pendekatan Kawruh dan laku, peningkatan dan pengembangannya.
Tri Premana (hindu) :
1.
Praktek langsung
2.
Analisa
3.
Meyakini Kebenaran.
Umum
digunakan ini. Dalam Gantharwa dibalik. Pengertiannya jauh tapi fisik
ketinggalan. Alasan, nuntun dengan laku kapan selesainya. Guru : fokusnya
Kawru, Murid : fokusnya Laku.
Metode
praktis umum : Gentur Topo Brotone. Secara sederhana mulai dari diri sendiri,
tidak usah banyak atau tinggi-tinggi. Misal janji bangun pagi, ‘tepati’,
tidak usah dulu untuk orang lain atau Tuhan. Janji sederhana, hal-hal biasa. Disiplin : tanda iman. Misal untuk
Mahasiswa, janji belajar tiga jam sehari.
Tolong
sebaik mungkin, jangan lihat keberhasilan. Kita
bekerja hanya untuk nama Tuhan.
Dengan
‘Jujur dan Rendah Hati’ menerima atau melihat diri sendiri.
“Makan
selagi tak lapar, minum selagi tidak haus”, berbuat sesuatu jangan karena nafsu
(: dampak muncul halusinasi), jangan sesuatu itu tenggelam karena emosi.
Panca Srada (Hindu):
1. Percaya pada Tuhan
2. Percaya pada Atma
3. Percaya pada Hukum Karma
4. Percaya pada Samsara/Reinkarnasi
5. Percaya pada Moksa, Moktah, Mukti -
Sempurna bersatu dengan Tuhan (:tujuan hidup)
Samsara, kenapa kelahiran dikatakan
kesengsaraan? : Reinkarnasi. Umumnya ini yang terjadi, Cinta belum utuh. Lahir
karena solidaritas, Kasih Yang Tinggi tidak tega melihat penderitaan makhluk di
alam.
Kemanunggalan
dengan Tuhan Kekal, tetap selama manusia mau.
Teman
sharing : Doa bonceng Pak Joko, dimana Guru disitulah keberadaan ku.
…pasang
pilot otomatis… ‘gunakan kesempatan saat sadar’ (BerLisensi/paten).
Perumpamaan, secara manusia punya anak-anak dan harta, saat mati salah-salah
rebutan maka pergi ke notaris dan yang berlaku yang dinotariskan, ada
perkembangan kenotaris lagi dan yang berlaku yang terakhir.
… "Apapun
yang terjadi kita ada dalam kesadaran notaris"…(pingsan, mati, tidur dan sadar).
Pernyataan notaris adalah dengan
Lisensi : Pkx3.
Sesungguhnya saya …..
Gunakan
Lisensi untuk hal-hal besar.
Perubahan
jabatan : pegawai – kepala bagian – manager, sesuai talenta masing-masing.
Fasilitas dan tuntutan sesuai tingkatan. Roh tetap, fasilitas dan fungsi
berbeda. Penderitaan : tergantung ‘mensikapi’ talenta yang dimiliki. Talenta
dipandang dari kwalitas, kedudukan duniawi.
Sikap umum
: jangan menyia-nyiakan Janji atau Fasilitas Allah. Jeli pada Janji atau
Fasilitas Allah.
Roh :
Sikap ‘Lisensi’ atau Sikap ‘Paten’ adalah Kepasrahan Total, yang akan
membuat kita menerima makin banyak.
: “ Ya
Bapa dengan ini Kuserahkan….”
|
Bisa pasrah dengan Paten/Lisensi.
Cita-cita
itu makin memfokus, makin memfokus. Mau maju jangan berhenti.
…"Ayo
dekat-dekatan dengan Gusti"…
Aku(:kemauanku)……………….Lisensi(:sikap
manusia dengan Allah)……………………Gusti
“Kenalilah
Allah sejauh Allah memperkenalkan Diri, sejauh mengenal sejauh itu kita bersikap,
sejauh kita bersikap disitulah keberadaanku”
“Kita akan
dianggap Allah sebagaimana kita menganggap Allah” (…Hamba, Anak,
Bersatu… …Raja, Bapak, Aku adalah Dia…)
Kita
‘mbebek’(ikut-ikutan) menuju pada gusti?
Melihat dari sisi mana, dalam hal
apa? Pada awal atau mulanya Allah menciptakan ‘sesuatu’ baik adanya. ‘Semua’
selama ia Berperan dalam Panggilan, ada dalam janji full akan mancapai
moksa.
: yang bicara manusia (?)
Masuk Sorga berlaku umum, ‘mati jangan berkeinginan’,
hati-hati membuat perjanjian?!
‘Pelaksanaan janjinya dengan semangat lebih’, kwalitas manusia terlihat dari
sini.
Janji
: kemauan yang sungguh-sungguh, menghargai kebebasan, bahasa
lain dari jaminan. Dari awal Allah telah menjanjikan.
‘Berperan dalam panggilan’ pasti masuk sorga.
Jaminan tidak malas dan lalai berperanan dalam panggilan,
dimasukkan dalam ‘pernyataan notaris’. Janji bisa jika kita berkuasa.
(Wejangan Kyai Ganjel pada Kliwonan 22
Februari 2001, Padepokan Gantharwa, Cibolerang Indah Blok H1 Caringin, Bandung,
Jawa Barat)
(http://gantharwa.org/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar