Rabu, 24 April 2024

Otak berkembang evolusi manusia maju?

 

(Sumber: Internet)


Wujud manusia…

Menerima wujud sebagai manusia merupakan berkah dari keberadaan, karena tubuh manusia sendiri khususnya bagian otak dari sudut pandang sains moderen merupakan mekanisme yang luar biasa canggih, untuk mengungkap misteri penuhnya perlu studi jangka panjang. Dari perbandingan otak manusia dan otak mamalia, bagian neo-kortek dari otak manusia seolah ditambahkan begitu saja. Dengan kata lain, evolusi sampai pada wujud manusia merupakan sebuah lompatan kuantum dari proses evolusi.

Disinilah letak misterinya, bagaimana Keberadaan sendiri melalui mekanisme alam ‘begitu perhatian’ ketika wujud manusia terlahir. Mari kita perhatikan bagaimana ketika pribadi-pribadi luar biasa, ia yang telah menggapai kesadaran yang sangat tinggi seperti Sang Buddha, Yesus Kristus, Krishna saat kelahirannya, bagaimana alam semesta dan semua makhluk menyambut dengan sangat antusias kelahiran-Nya, karena hanya dengan kehadirannya saja semua makhluk seolah dapat melihat kehadiran Sang keberadaan sendiri.

Demikianlah keluarbiasaan kelahiran sebagai manusia yang merupakan cikal-bakal kehadiran seorang pribadi sempurna yang merupakan citra atau cerminan dari Sang Keberadaan. Ini merupakan puncak dari evolusi manusia.

Bagaimana evolusi manusia berjalan…

Kita melihat bagaimana peradaban berkembang seiring peningkatan inteligensia manusia. Perkembangan Inteligensia menjadi fokus utama kehidupan manusia. Kita dengan dukungan iptek dalam seggala aspek kehidupan mengupayakan bagaimana agar inteliensia terus berkembang untuk tetap eksis.

Dan kita menemukan bagaimana inteligensia terkait erat dengan keadaan mind dan perkembangan otak manusia. Otak merupakan media bagi mind, pikiran dan perasaan untuk berekspresi. Makin berkembang otak atau semakin banyak kita bisa mengunakan kapasitas otak, mind dapat lebih luas untuk mengekpresikan dirinya.

Secara umum dikatakan kita hanya menggunakan kapasitas otak sekitar 10 persen, sesungguhnya kita menggunakan seluruh bagian otak, tapi hanya 10 persen aktif yang kita gunakan untuk segala aktifitas kehidupan dan selebihnya 90 persen tersisa ‘hanya sebagai gudang penyimpanan’ yang dipenuhi dengan hal-hal tidak penting.

Kita bertanya bagaimana mengaktifkan otak secara keseluruhan? Mungkinkah itu terjadi?

Ketika sains modern sedang berlari kencang untuk berusaha menjawabnya, para suci, para siddha telah menemukan jauh sebelumnya bahwa alam mempunyai ‘mekanisme alami’ untuk setiap 12 tahun sekali akan ‘memicu’ terjadinya perubahan sedikit pada bagian otak. Proses perubahan itu terjadi secara alami, keberadaan akan mendorong manusia untuk maju dan berkembang melalui mekanisme alam. Ketika manusia tidak maju dengan kesadarannya sendiri maka alam akan mendesak maju dengan konsekuensi sedikit lebih menderita.

Perubahan alami…

Dengan mekanisme yang rumit dan indah alam memicu terjadinya perubahan melalui keadaan pribadi kita dan keterkaitannya. Dan pengalaman yang akan kita alami sangat berbeda, kadang pemicunya melalui pertengkaran antara anak dan orang tua hingga perasan kita hancur-lebur, kadang pemicunya kebangkrutan usaha yang tiba-tiba hingga pikiran kita terguncang dan tidak bisa berpikir lagi, kadang melalui serangan virus menyebabkan kita sakit parah hingga tubuh hampir runtuh, tapi masih hidup.

Dengan sedemikian banyak cara alam mendesak kita untuk berubah. Ketika perasaan hancur-lebur, ketika pikiran runtuh dan saat penderitaan fisik tinggi saat itu terjadi perubahan sedikit pada otak, ketika ia berubah kita melihat diri dan lingkungan dengan sudut pandang yang baru.

Sebenarnya kita tidak harus menderita untuk dapat melihat dengan sudut pandang yang baru, dengan instropeksi kedalam diri secara sungguh-sungguh, dengan mengakui dengan jujur segala kesalaha-kesalahan kita dan tidak mengulang lagi, dengan memaafkan orang lain dan mau berbagi kepada yang benar-benar membutuhkan itu sudah cukup. Terkadang karena keegoisan kita dan rasa iri yang tertanam menutupi kewarasan kita membuat kita nekat berbuat kesalahan yang sama lagi dan kita menderita karenanya.

Mengaktifkan otak sepenuhnya…

Jika terjadi secara alami dengan perhitungan berubah sedikit setiap 12 tahun, para siddha menemukan bahwa kita membutuhkan waktu selama 1 juta tahun, sangat-sangat lama sekali.

Apa yang harus kulakukan? Apakah perubahan full, perubahan sepenuhnya merupakan suatu kemustahilan?

Jika semakin banyak orang mulai sadar dan menanyakan hal yang sama, alam pun merespon dengan menghadirkan para Master, para Guru Suci untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kapan pun murid siap maka kehadiran sang Guru menjadi keniscayaan.

Dalam peperangan dahsyat umat manusia terakhir sekitar 5.000 tahun yang lalu ketika perang Mahabharata terjadi, banyak pengetahuan penting - tentang tubuh-jiwa-roh serta para saintis yang menguasainya musnah. Kehadiran para master, para guru untuk mengajarkan kita bagaimana mengakses kembali ‘kolam inteligensia’ semesta atau perpustakaan akasic semesta.

Dalam perpustakaan akasic semesta tersimpan semua pengetahuan dan kebijakan yang pernah dimiliki ‘umat manusia’ dari awal-mula hingga sekarang.

Otak Manusia yang Berkembang akan memperluas sekaligus memperdalam kemampuannya untuk berpikir dan merasakan, dan manusia hanya dapat mengakses Kolam Inteligensia itu sebatas kemapuannya. Ketika kemampuannya berkembang maka ia mengakses lebih banyak.

Para master, para guru akan memberikan pengajaran, pelatihan, meditasi, pelayanan apa pun digunakan untuk mengembangkan semua potensi yang dimilikinya. Metode para master menyeluruh dalam pengertian menyentuh setiap lapisan kesadaran. Fisik menjadi rileks dan nyaman, pikiran jernih, emosi tidak bergejolak. Pikiran menjadi makin murni dan perasaan makin lembut demikian inteligensia pun berkembang.

Inteligensia merupakan tahap berikutnya dari mind. Dalam bahasa sanskerta disebut budhi, ketika pikiran menjadi murni dan perasaan sangat halus sesungguhnya mind telah bertransformasi, berubah menjadi budhi. Ketika berubah menjadi budhi akses dengan Kolam Inteligensiia terjadi. Dengan lahan budhi yang makin luas dan subur, benih-benih spiritual mulai bertumbuh.

Trus bagaimana dengan otak ketika spiritual mulai tumbuh? Otak berubah dengan sangat halus bahkan kadang tidak kita sadari. Saat itu kita tidak perlu berubah mengikuti mekanisme alam yang menyakitkan tapi kita tumbuh dengan kesadaran kita sendiri, diatas semuanya itu terutama karena berkah keberadaan lewat para guru dan para master.

Dengan sentuhan seorang master atau seorang guru berapa lama waktu dibutuhkan untuk mengaktifkan otak secara keseluruhan?

“…….”

Seorang master atau seorang guru adalah wakil Allah, perubahan menyeluruh dapat terjadi kapan saja itu semua tergantung kita, sejauh mana kesuburan ladang hati kita. Dengan hanya kehadiranNya saja perubahan dapat terjadi, dihadapan Hyang Gusti Pangeran tidak ada yang mustahil.

Ada kisah tentang Krishna dan Arjuna, “Arjuna, menurutmu sekarang jam berapa?” saat itu siang, dan Arjuna menjawab, “Siang hari, sahabatku, Sakha-ku.” Dan, Krishna melihat ke langit, dengan segera langit berubah, “Arjuna, melihat posisi matahari, Aku pikir sekarang sudah sore, matahari hampir terbenam. “ Arjuna mendapatkan pelajarannya.

Lain kesempatan, Krishna bertanya kepada Arjuna, “Arjuna, sahabatku, sakha, menurutmu burung itu koyal atau gagak?” Keduanya hitam, tapi koyal menjadi burung yang berharga karena kicauannya yang manis sedangkan gagak mempunyai kicauan yang jelek. Arjuna menjawab, “Tergantung pada KehendakMu, Tuanku. Jika Kau menghendaki koyal, maka ia koyal, jika tidak maka ia adalah gagak.”

Kita harus mengembangkan iman semacam itu. Tanpa iman semacam itu pada guru kita, master kita – kita tidak dapat melangkah satu inchi pun lebih jauh dalam perjalanan kita menuju Hyang Maha Tinggi. Iman pada master, sesungguhnya, hanyalah pemicu. Iman pada master – pada tindakannya, pemikirannya, perasaannya – adalah seperti menyulut lilin dalam diri kita. Sekali lilin tersebut – lilin iman tersebut – menyala, kita memiliki iman pada diri kita sendiri, kita memperoleh kepercayaan diri pada diri sendiri.

 

 

Berkah Shakti Om.

Selasa Pon, 16 April 2024

 

Diam dan Pengendalian Diri

(Sumber : Internet)

Mengapa harus diam….

Diawal perjalanan spiritual, perjalanan kedalam diri, kita dinasehati oleh pemandu spiritual kita untuk diam.

Lebih jauh dijelaskan, diam dalam pengertian sederhana adalah diam secara pisik, “Usahakan agar tubuh tetap diam”. Kemudian pelatihan pun dimulai, kita mulai melatih pisik untuk diam dalam postur khusus kita pribadi - terdapat berbagai macam postur - secara tetap dan teratur dalam jangka waktu tertentu. Dalam keadaan diam dengan suatu postur tertentu terjadi perubahan-perubahan kimia khusus dalam tubuh yang pada gilirannya membuat tubuh makin sehat.

Dalam perjalanan untuk tetap diam, kita mulai menyadari pikiran-piiran dan perasaan-perasaan kita menjadi lebih perlahan atau kurang aktif. Makin mendalam kita dalam keadaan diam, pikiran dan perasaan kita menjadi makin pelan atau lebih tepatnya jarak antara pikiran satu dengan yang lainnya makin jauh. Semakin lama kita berada dalam keadaan itu pikiran dan perasaan seolah diam.

Terjadinya transformasi….

Ada sebuah kisah yang menarik tentang seorang mistikus luar biasa, dimana dalam masa mudanya ia sangat sering menatap sebuah pohon dalam waktu yang lama. Bagaimana pohon itu benar-benar diam, dan dalam kediamannya itu ia tumbuh dan berkembang. Dari luar kita pernah melihat ranting dan daunnya bergerak padahal gerak itu terjadi karena tiupan angin, dan pohon beserta ranting dan daunnya tetaplah diam. Diamnya pohon seolah ia mendengarkan sesuatu dengan penuh perhatian. Kediamannya itu membuat ia tumbuh.

Dalam kediaman yang mendalam, dalam ketenangan dan keheningan itu transformasi terjadi, kesadaran dirinya pun mulai meluas, menembus batas pikiran dan perasaan yang selama ini memenjarakannya. Kesadarannya bersentuhan langsung dengan keadaan sekitar, langit biru yang indah nan cemerlang, hembusan angin yang harum dan segar diiringi kicauan burung yang merdu terangkai dalam bingkai kehidupan yang indah dan penuh kebahagiaan, sungguh luar biasa. Kebahagiaan berada dimana-mana bersatu dan terjalin dengan kebinekaan yang ada. Inilah surga, kemana lagi kita mencarinya?

Apa hubungannya dengan pengendalian diri…

Saat kita tidak bisa diam kendali tubuh dan kesadaran kita sepenuhnya berada dibawah kendali pikiran dan perasaan kita. Kita lahir, menjalani kehidupan dengan banyak penderitaan, sakit dan kemudian kematian menghampiri, kita sepenuhnya dalam belenggu pikiran dan perasaan kita. Lahir, mati dan lahir lagi kemudian mati lagi, dalam lingkaran penderitaan ini kita hidup.

Kecuali sentuhan seorang master menghampiri kehidupanmu maka tidak ada kemungkinan bagi kita untuk keluar dari lingkaran penderitaan ini. kehadiran seorang master, seorang guru dalam kehidupan kita itu bukan karena ketekunanmu, bukan karena akumulasi karma kita tapi kehadiran seorang master benar-benar karena berkah keberadaan, karunia dan kasih dari Bunda Alam Semesta.

Kehadiran sang master untuk menunjukan kepada kita jalan menuju kesempurnaan, “Temukanlah guru sejati di dalam dirimu.” Karena guru sejati adalah sumber pengetahuan dan kebenaran, diatas segalanya ia adalah penuntun, pemandu untuk menggapai kesejatian diri. Apa yang harus dilakukan, bagaimana menjalani hidup biarlah guru sejati yang menuntunmu. Serahkan kendali hidupmu kepada sang guru sejati.

Apakah ketika kesadaran sudah meluas kita bertemu dengan guru sejati…

Tetaplah dalam keadaan diam, buatlah dirimu sangat terbuka untuk menerima segala kemungkinan, bersabar dan yakinlah akan kasih dan kurniaNya.

 

Sembah bhaktiku kepadaMu, Oh Bunda Semesta yang menghadirkan sadguru, guru sejati dalam hidupku.

 

Berkah Shakti Om.

 

Selasa, 26 Maret 2024

Guru Purnima

 HAPPY GURU PURNIMA

"Sembah sujud bhaktiku kepadaMu wahai Sang Guru Sejati, Engkau yang menanam benih kesadaran di dalam diriku, dan Engkau pula yang memelihara benih kesadaran hingga tumbuh dan berkembang, dan Engkau pula yang menyingkirkan ilalang ketidaksadaran didalam diriku hingga yang tersisa hanyalan kesadaran murni"

"Om Tat Sat"

Sang Guru Sejati dan Sishya, Sang Murid

(Sumber: https://id.pinterest.com/pin/354025220685969685/)

Nasehat Sang Guru kepada Muridnya:

         “Orang-orang yang seperkasa apapun, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri mereka juga tidak berdaya melawan maut, semuanya meninggal, semuanya mati….”.

          “Kamu jangan menyia-nyiakan harimu”,

          “Perjalanan masih panjang”,

          “Kamu harus bersiap-siap!”

          “BANGUNLAH!!!”

 

 

- Vija Kesawur -

Benih-benih Kesadaran yang Bertebaran

Rabu, 20 Maret 2024

Tidur Sejati

 





...Begitu Anda Tertidur seluruh tubuhmu bersama dunia,
Terhubung dan terintegrasi secara menyeluruh ke Langit dan Bumi...



-Vija Kesawur-
Benih-benih Kesadaran yang Bertebaran

Senin, 04 Desember 2023

Transformasi Diri


"Pemikiran-pemikiran para suci, para sadhu, para yogi sepanjang zaman, diperuntukkan bukan sekadar sebagai 'informasi', tapi sesungguhnya sebagai 'alat' Transformasi Diri"


-Vija Kesawur-

Benih-benih Kesadaran yang Bertebaran