Sabtu, 29 Februari 2020

Berkaryalah Sesuai Dengan Kesadaranmu


Saadhanaa Panchakam
Lima langkah mencapai Kesadaran atau Pencerahan

.Botanical pears. Lovingly shared with YOU by The Agrarian Artist.

Butir Kelima : Berkaryalah Sesuai Dengan Kesadaranmu



Berkarya mempersatukan Nusantara.

Adanya perbedaan untuk dapat saling mengarifi, atau mengapresiasi, menghormati. Dengan mengetahui adat-istadat suatu agama, suku, baru kita bisa mengapresiasi.

Secara genetika telah terbukti bahwa kita berasal dari sumber yang sama.

Dimata Tuhan hanya ada satu agama, yaitu ISLAM. Islam yang ada dalam Alqur’an disebutkan :

1.      Penyerahan diri sepenuhnya pada Tuhan

2.      Ar-Rahman atau Kasih

3.      As-Sabur atau Sabar

Tindakan manusia yang tanpa dilandasi dengan kesadaran tiada ubahnya seperti hewani.
Murakabah : mendekatkan diri dengan Tuhan.

“Jangan bingung terus”, dari kebingungan kita harus memberdaya diri untuk menjadi makin jelas, makin sadar.

Bingung tanda bahwa kita tidak melihat Wajah Allah, yang WajahNya ada di barat dan di timur, dimana-mana.

Pertama, TUJUAN Pekerjaan harus jelas.

Apa yang kita tuju? Hidup tanpa tujuan berarti hidup tanpa kesadaran.

                      i.            Kebebasan. ‘Apno mokshaya’. Kebebasan Berpikir, Berkata-kata, Berkarya.
Menjadi Purusotama atau Insan Kamil, Manusia Sempurna.

                    ii.            Kebahagiaan. Kesejahteraan Seluruh Umat Manusia. ‘Jagadhita’.

Jika keberadaan seseorang membuat orang lain tidak aman maka ia belumlah beragama.

Kondisi masyarakat umum sekarang, tidak pernah bersyukur dengan Apa Adanya.

Kebahagiaan tidak bisa dinilai dengn uang.

Belajar menghargai setiap Kesempatan. Setiap orang memiliki satu kesempatan melayani umat manusia, sekali tidak digunakan hilang untuk selamanya.

Kedua, SIFAT Pekerjaan itu apa? Gotong royong.

Seperti kata pepatah : “Jangan berikan ikan tapi berikanlah kail”, artinya memberikan jalan penyelesaian.

a)      Saling Bertemu Hati, bukan hanya pikiran.

b)      Saling Memenangkan.

c)      Saling Menyehatkan.

Ketiga, SEMANGAT di balik Pekerjaan apa?

A.    Pengorbanan, Siap Berkorban untuk tujuan yang lebih tinggi.

B.     Pelayanan, mengorbankan sedikit waktu atau punya waktu bebas untuk melayani orang lain. Menciptakan masyarakat yang suka berkorban.

Keempat, ALAT untuk Berkarya.

1.      Keberanian atau Semangat.

2.      Kemampuan atau Keahlian, mempunyai nilai lebih.


Dalam kisah Ramayana, keberhasilan Rama membunuh Rahwana sangat di dukung oleh,
Laksmana, Tujuannya jelas sekali.

Hanoman, simbol Pengabdian pada tujuan.

Sugriwa, simbol Kekuatan.

Wibisana, simbol Intelijensia, tahu persis dimana letak kelemahan Rahwana, yaitu di pusarnya. Strategi harus tepat.

Baru memperoleh Sita atau tanah, keuntungan, Hasil.

Walaupun semua pendukung kita lengkap, ada 14 Kelemahan yang dapat menggagalkan kita :

1)      Kurang Yakin, muncul prasangka, “jangan-jangan begini, jangan-jangan begitu”.

2)      Bohong.

3)      Marah, membuat kehilangan arah.

4)      Cuek.

5)      Menunda.

6)      Salah Pergaulan.

7)      Malas, untuk mengatasi hindari makan daging warna merah, penggantinya ikan, sayuran.

8)      Hawa Nafsu membara.

9)      Ragu-ragu, jangan ragu-ragu untuk minta nasehat.

10)  Minta nasehat pada orang yang salah.

11)  Tidak Konsisten, tidak ada tindak lanjut dari perencanaan.

12)  Ketidak mampuan menyimpan rahasia.

13)  Mencoba-coba, tradisi atau adat yang telah terbukti kebenarannya kita coba-coba untuk mengubah atau menghilangkan.

14)  Menciptakan konflik.


Rangkuman.

A. Menambah wawasan terus-menerus. Bergaul dengan para bijak, banyak membaca, mempelajari pengalaman-pengalaman pribadi.

B.    Gotong-royong, setiap orang dalam kelompok mempunyai andil atau berpartisipasi secara proporsi atau level masing-masing. Jangan tugas dibebankan semua pada diri sendiri atau didelegasikan.

C.     Keterbukaan menerima saran dan kritik. Berterimakasihlah kepada yang mengkritikmu.

D.    Kecepatan mengambil keputusan dan bertindak. Berani mengkritik diri sendiri, tanpa ini tidak  pernah maju. Kekuatan iman.

E.    Ketika kau berhasil, kau harus merayakan keberhasilanmu dengan berbagi kepada mereka yang kurang beruntung, pertama-tama kepada mereka yang dekat dengan kita.



(Wejangan Guruji Anand Krishna pada Temu Hati, hari jumat, 19 Mei 2006 di Anand Krishna Center Denpasar, Jl. Pura Mertasari 27 Sunset Road, Abianbase Kuta, Pemecutan Klod, Kec. Denpasar, pukul: 19.00-21.00 Wita)



Jumat, 28 Februari 2020

Tekun dan Bersemangatlah selalu


Saadhanaa Panchakam
Lima langkah mencapai Kesadaran atau Pencerahan

 


Butir Keempat: Tekun dan Bersemangatlah selalu



Bukalah jendela hatimu biarkan angin kesadaran masuk dari segala penjuru.

A.   Jangan Takut

Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang kita lakukan.


B.   Ahimsa atau,

1)   Tidak menyebabkan penderitaan.

2)   Tidak menyakiti diri sendiri atau jangan menyusahkan diri.

3)   Tidak membuat orang lain menunggu.

4) Memilih untuk tidak membalas walau kita punya kekuatan untuk membalasnya.

5)   Tidak menyakiti yang lain walau dalam pikiran


Go slow! Pelan-pelan saja, tidak usah terburu-buru.

Anda mau kemana?

Moksa hanya berarti bila kita mengalaminya dalam hidup.

Moksa adalah mengungkapkan Kebenaran tanpa rasa takut, walau taruhannya nyawa sekalipun.

Resiko maksimum adalah mati.

Saat kita penuh dengan ketakutan kita akan menjadi kaku, dan sangat mudah membenci.


C.   Asanga atau Tidak Keterikatan pada apapun.

Biasanya kita terikat dengan sesuatu yang dekat dengan kita.


Dan karena keterikatan waktu pun seolah terbagi menjadi masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Untuk masa lalu : Belajar tanpa menyesali.

Untuk masa depan : Membuat Perencanaan tanpa mengejar atau ngebet, kalau tidak kita akan menjadi gelisah.

Untuk masa kini : Lakoni Hidup ini dengan penuh Kesadaran.

“Bebaskan Bali, Indonesia dari bermacam-macam beban!”

Dalam arti luas, kita harus secara tajam dan pasti melihat kelemahan-kelemahan kita.

Kita harus bisa berbicara dalam banyak bahasa, minimal berbahasa inggris, kuasailah bahasa asing.

Tiada kata terlambat unutk belajar.

Wawasan diperluas, baca sebanyak-banyaknya buku!




(Wejangan Guruji Anand Krishna pada Temu Hati, hari kamis, 18 Mei 2006 di Anand Krishna Center Denpasar, Jl. Pura Mertasari 27 Sunset Road, Abianbase Kuta, Pemecutan Klod, Kec. Denpasar, pukul: 19.00-21.00 Wita)






Kamis, 27 Februari 2020

Isha Upanishad


Nymphaea 'Siam Purple 1' ISG Waterlilies  |  บัวลูกผสมข้ามสกุลย่อย 'สยามเพอร์เพิ้ล 1'

Isha Upanishad
 ‘Mendekatkan diri dengan Tuhan yang bersemayam dalam diri’




Yang Itu Sampurna, Yang Ini pun Sampurna;
Dari Kesempurnaan lahir Yang Sampurna…
Kendati demikian, Kesempurnaan tak terpengaruh;
Ia masih tetap Sampurna…




1
Keberadaan ini, alam semesta ini, diliputi oleh Tuhan. Oleh karenanya, lepaskan keterikatan dan rasa kepemilikan…


2
Inilah jalan satu-satunya untuk menjalani hidup tanpa dibelenggui oleh Hukum Sebab dan Akibat.


3
Mereka yang hidup tanpa kesadaran demikian, sesungguhnya hidup dalam kegelapan dan melakukan pembunuhan terhadap diri sendiri.


4
Kendati tidak bergerak, Dia lebih cepat daripada pikiran. Panca indera tidak dapat mengejar-Nya. Kendati berada di satu tempat, sesungguhnya Ia berada dimana-mana.


5
Bergerak tetapi tidak bergerak; jauh tetapi dekat; berada di dalam tetapi juga di luar—Demikianlah Dia Ada-Nya.


6
Ia yang melihat segala sesuatu di dalam ‘diri’ dan melihat ‘diri’-nya di dalam segala sesuatu tidak akan membenci siapa pun juga.


7
Kesadaran akan ‘kesatuan’ membebaskan manusia dari ilusi yang menyebabkan penderitaan.


8
 ‘Dia’ menembus segala-galanya—murni, tak berwujud dan tak bisa dilukai; tanpa urat dan nadi, tidak ternodai, tidak menderita, mahatahu dan menguasai pikiran—‘Dia’ melampaui segala-galanya dan tidak bersandar pada apa pun juga. Apa pun yang terjadi, sesungguhnya terjadi atas Kehendak ‘Dia’.


9
Yang ‘tidak sadar’ hidup dalam kegelapan, tetapi, ‘yang sadar’ hidup dalam kegelapan yang lebih mencekamkan.


10-11
Kata mereka, hasil ‘kesadaran’ lain dan hasil ‘ketidaksadaran’ lain.(Padahal) sesungguhnya, saling berkaitan. Dengan ‘ketidaksadaran’ seseorang dapat melampaui kematian dan dengan ‘kesadaran’ ia dapat mencapai kekekalan.


12
Mereka yang berpaling pada ‘yang tidak berwujud’ hidup dalam kegelapan, tetapi mereka yang berpaling pada ’yang berwujud’ hidup dalam kegelapan yang lebih mencekamkan.


13-14
Kata mereka, hasil berpaling pada ‘Yang tidak Berwujud’ lain dan hasil berpaling pada ‘Yang Berwujud’ lain. (Padahal) sesungguhnya, saling berkaitan. Dengan ‘Yang Berwujud’ seseorang dapat melampaui kematian dan dengan ‘Yang tidak Berwujud’ ia dapat mencapai kekekalan.


15
Wahai Cahaya Kebenaran, Engkau tertutup oleh kecemerlangan-Mu sendiri. Keluarlah dari penutup itu, sehingga aku dapat menatapi Wajah-Mu.


16
Wahai Pemelihara dan Penguasa Tunggal Alam Semesta, beri daku kekuatan untuk menyadari Kekuasaan-Mu, yang sesungguhnya juga menguasai diriku.


17
Biarkan kesadaran fisik runtuh, sehingga yang ada di dalam diri dan yang ada di luar diri menyatu! Dan pikiran pun terlampaui…


18
O Tuhan Yang Maha Mensucikan, tuntunlah kami pada jalan yang benar, hindarkan kami dari jalan yang sesat. Terimalah sembah –sujud kami…



(Sumber: 
2. Buku Shambala, Fajar Pencerahan di Lembah Kesadaran, karya Anand Krishna, hal 169-214, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta 2000)



Rabu, 26 Februari 2020

Pertahankalah Kesadaranmu


Saadhanaa Panchakam
Lima langkah mencapai Kesadaran atau Pencerahan

Pen drawing of an olive tree & shadow


Butir Ketiga: Pertahankalah Kesadaranmu


Kesadaran itu apa?

Kesadaran tidak bisa dijelaskan karena berada diatas pikiran. Seperti menjelaskan bagaimana manisnya gula, begitu sulit.

Kesadaran Awal: Metri atau Persaudaraan. Menyadari bahwa kita adalah satu umat manusia.

Vasudhaiva Kutumbakam, seluruh bumi tidak lain adalah satu keluarga, Hitopadesha 1.3.71


Bagaimana mempertahankan kesadaran?

1)  Pergaulan yang tepat (butir kedua). Kesadaran berkembang terus, “pelajari apa yang ada dalam dirimu”. Pada saat mind terpaku pada sesuatu, ia sudah tidak berkembang lagi.
2)   Recharges atau mengisi energi kembali.
3)   Keinginan untuk mengecharges.
4) Swadarma atau lakukan kegiatan yang cocok dengan diri kita, sehingga dapat membantu semakin banyak orang.
5)   Potensi saya sebagai apa? Apapun yang anda buat atau tekuni, anda harus unggul tentang “itu”.
6) Catur Purushaartha. Artha-Dharma, mencari nafkah berlandaskan dharma. Kama-Moksa, berkeinginan untuk mencapai kebebasan.

Dharma berlapis-lapis berdasar tingkat kesadaran kita. Inti dharma adalah Mengembangkan potensi Diri.

Dharma juga berarti “Right Action” atau Tindakan yang Tepat, dibutuhkan Kesabaran dan Keyakinan.

Kama atau desire, keinginan. Pelajarilah keinginan-keinginan yang ada dalam dirimu.

Moksa atau kebebasan, membebaskan diri dari kebiasaan-kebiasaan buruk. Atau bahasa lain dari Mengapresiasi Perbedaan.

“Kalau kalian mau menerima berkatKu, maka kalian harus menyerahkan tiga nol kepadaKu!”

Nol  Pertama, Kita siap ditinggalkan keluarga.
Nol Kedua, Masyarakat menganggap kita gila.
Nol Ketiga, Kadang-kadang kita kehilangan percaya diri.



(Wejangan Guruji Anand Krishna pada Temu Hati, hari Rabu, 17 Mei 2006 di Anand Krishna Center Denpasar, Jl. Pura Mertasari 27 Sunset Road, Abianbase Kuta, Pemecutan Klod, Kec. Denpasar, pukul: 19.00-21.00 Wita)

Gambar: https://id.pinterest.com/pin/673921531719968919/)