Jumat, 07 Februari 2020

BEBAS DARI YANG DIKENAL. Bab I

I
PENCARIAN - BATIN YANG TERSIKSA - PENDEKATAN TRADISIONAL - PERANGKAP KEHORMATAN - MANUSIA DAN INDIVIDU - PERJUANGAN HIDUP - SIFAT DASAR MANUSIA - TANGGUNG JAWAB - KEBENARAN - PERUBAHAN DIRI - PEMBOROSAN ENERGI - KEBEBASAN DARI OTORITAS.


Sepanjang masa orang mencari sesuatu yang lebih luhur daripada dirinya sendiri, yang ada di balik kemakmuran materi - sesuatu yang kita sebut kebenaran atau Tuhan atau kenyataan, satu keadaan tanpa waktu - sesuatu yang tak bisa terganggu oleh keadaan sekitar, oleh akal atau oleh kebusukan hati manusia.

Orang senantiasa bertanya: apakah artinya semua ini? Apakah hidup mempunyai arti? Orang melihat kebingungan hidup yang luar biasa, keganasan-keganasan, pemberontakan, peperangan, perpecahan tanpa akhir dalam agama, ideologi dan kebangsaan; dan dengan perasaan kecewa yang mendalam, apakah yang dapat kita lakukan, apakah yang kita sebut hidup itu, apakah di balik semua ini ada sesuatu?

Karena tidak menemukan sesuatu tak bernama yang diberinya seribu nama, sesuatu yang senantiasa dicarinya, maka orang telah mengembangkan kepercayaan-kepercayaan pada seorang juru selamat atau sebuah cita-cita ---dan kepercayaan selalu menimbulkan kekerasan.

Dalam perjuangan yang tak henti-hentinya dan yang kita sebut kehidupan ini, kita berusaha mendirikan satu tata krama tingkah laku yang disesuaikan dengan masyarakat tempat kita dibesarkan ---apakah itu sebuah masyarakat komunis atau apa yang disebut masyarakat bebas. Kita menerima suatu pola tingkah laku yang merupakan bagian dari tradisi kita sebagai orang Hindu, orang Islam atau orang Kristen atau golongan apapun lainnya. Kita mengharapkan pimpinan dari seseorang yang memberitahu kita tentang apa itu kelakuan yang baik atau buruk , apa itu yang disebut pikiran yang benar atau yang salah, dan dalam menganut pola tertentu ini kelakuan dan pikiran kita menjadi mekanis, jawaban-jawaban kita terhadap peristiwa-peristiwa yang kita alami menjadi otomatis. Kita dengan sangat mudah dapat mengamati hal ini dalam diri kita sendiri.

Selama berabad-abad kita telah diindoktrinasi oleh para guru kita, para pemimpin kita, buku-buku kita, orang-orang yang kita anggap suci. Kita berkata: ”Beritahu aku segalanya tentang hal itu ---apa yang ada di balik bukit-bukit, gunung-gunung dan bumi ini?” kemudian kita merasa puas dengan deskripsi yang mereka berikan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar