KENAPA KEBIASAAN KE-8?
Dunia sudah amat berubah sejak The 7 Habits of Highly
Effective People diterbitkan pada tahun 1989. Tantangan dan kompleksitas yang kita hadapi dalam kehidupan dan hubungan-hubungan pribadi, dalam keluarga, dalam kehidupan profesional, dan dalam organisasiorganisasi
kita sungguh luar biasa besarnya. Pada kenyataannya, banyak orang menandai
1989—tahun di mana kita menyaksikan runtuhnya Tembok Berlin—sebagai awal Abad Informasi,
lahirnya realitas baru, lautan perubahan begitu banyak hal yang
berarti...sungguh suatu era baru.
Banyak orang yang bertanya apakah 7 Habits (7 Kebiasaan) masih relevan dalam konteks realitas jaman baru saat ini. Jawaban saya selalu sama: semakin besar perubahan dan semakin sulit tantangannya, 7 Kebiasaan itu justru semakin relevan. Anda tahu bahwa 7 Kebiasaan itu adalah tentang bagaimana menjadi sungguh efektif.
7 Kebiasaan itu menampilkan kerangka kerja yang komplet dari prinsipprinsip karakter dan efektivitas manusia yang
universal dan abadi, tak terikat oleh waktu
tertentu.
Menjadi efektif sebagai individu dan organisasi bukan lagi merupakan pilihan dalam dunia kita sekarang ini—sebaliknya, itu adalah harga yang harus dibayar untuk masuk ke medan permainan. Kendati demikian, untuk dapat bertahan hidup, bertumbuh, berinovasi, menjadi unggul, dan terkemuka dalam realitas baru zaman kita ini kita tidak hanya harus membangun efektivitas (effectiveness), tetapi juga melampauinya. Panggilan dan kebutuhan era baru ini adalah greatness—keagungan, kehebatan.
Menjadi efektif sebagai individu dan organisasi bukan lagi merupakan pilihan dalam dunia kita sekarang ini—sebaliknya, itu adalah harga yang harus dibayar untuk masuk ke medan permainan. Kendati demikian, untuk dapat bertahan hidup, bertumbuh, berinovasi, menjadi unggul, dan terkemuka dalam realitas baru zaman kita ini kita tidak hanya harus membangun efektivitas (effectiveness), tetapi juga melampauinya. Panggilan dan kebutuhan era baru ini adalah greatness—keagungan, kehebatan.
Panggilan kita dan kebutuhan untuk era bam ini adalah untuk mengejar pemenuhan diri (fulfillment), pelaksanaan yang penuh semangat (passionate execution), dan sumbangan yang bermakna (significant contribution). Itu semua berada pada tataran atau dimensi yang berbeda. Itu berbeda dalam jenis, bukan hanya berbeda dalam derajat—sebagaimana kebermaknaan (significance) berbeda jenis dari keberhasilan (success), dan bukan hanya beda dalam derajat. Untuk menjangkau dan memanfaatkan tingkat kejeniusan dan motivasi manusia yang lebih tinggi—sesuatu yang bisa kita sebut Suara (yang dalam buku ini secara berganti-ganti bisa bermakna Potensi Tertinggi, Panggilan, Panggilan Hidup, Suara Kemerdekaan Jiwa, Arab Hidup Panggilan Jiwa)—menuntut
perangkat pikiran baru, keahlian baru, perangkat peralatan baru ... dan kebiasaan baru.
Karena itu, Kebiasaan
ke-8 bukan sekadar merupakan penambahan satu kebiasaan lagi terhadap 7 Kebiasaan yang sudah ada—yang entah bagaimana telah terlupakan sebelumnya. Kebiasaan ke-8 adalah tentang
melihat dan memanfaatkan kekuatan dimensi ketiga dari 7 Kebiasaan yang
bisa menjawab tantangan sentral dari Abad Pekerja Pengetahuan (Knowledge Worker Age) yang baru. Kebiasaan ke-8 adalah Menemukan Suara Panggilan Jiwa Anda dan Mengilhami Orang Lain untuk Menemukan Suara Kemerdekaan Jiwa Mereka.
Untuk lebih lengkap dan utuh silakan di unduh file pdf-nya.
Kalau mau diperas intinya adalah ikutilah kata hatimu.
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi ebooknya
BalasHapusTerima kasih utk e-book nya...
BalasHapusAda ubi ada talas.. ada budi baik anda akan ada balasan baik pada anda , terima kasih
BalasHapus