Kamis, 10 Januari 2019

P E R B A I K A N

(Wedar kawruh oleh Kiai Ganjel pada Perayaan Natal 27 Januari 2001, di Padepokan Gantharwa, Komplek Perumahan Cibolerang Indah Blok H1 Caringin, Bandung)

P E R B A I K A N

Pendahuluan,
          Hari Raya Idul Fitri merupakan hari menuju kemenangan : jujur/tidak, disiplin/tidak, membedakan benar dan salah.
Dalam menerima kawruh jangan asal terima perlu kreatifitas untuk memahami.
Kehadiran Yesus didunia disikapi oleh manusia :
         1.   Cuek, tidak dapat apa-apa
         2.   Berpikir negatif, mis : Herodes
         3.   Bereaksi positif
Dulu Yesus lahir dikandang, sekarang pada zaman ini biarkan Yesus lahir dihati kita (: tubuh sama dengan rumah Allah). Kita tidak bisa membiarkan bayi tetap sebagai bayi tapi harus tumbuh dengan pesat, makanannya apa? “melakukan Kehendak Bapa”.
          Dalam Kitab Kejadian : Pada awal mula diciptakan baik adanya, zaman berkembang seiring dengan perbuatan/tingkah laku/karakter manusia makin luntur akhirnya menjadi rusak, maka Tuhan datang untuk memperbaiki, “Aku datang bukan untuk menghakimi tapi untuk menyelamatkan” (menghakimi = seleksi, ‘bagus masuk saku jelek masuk tong sampah’)
Gambaran untuk ‘pribadi’ dan keluarga Gantharwa :
          “Perahu rubuh, hancur tapi tidak tenggelam, datang orang banyak untuk mengembalikan perahu menjadi bentuk semula”.
Perahu (: alat transportasi) rusak, maka perlu perbaikan.
Apa itu Perbaikan?
Baik = mencapai tujuan, Perbaikan = proses mencapai/jembatan/kelakon.
Jenis Perbaikan : Perbaikan yang dianggap baik dan Perbaikan yang benar.
Riwayat Perbaikan/kapan terjadi perbaikan?
          Saat kita bereaksi, negatif : merusak, menghancurkan diakhiri dengan kematian, positif : tumbuh menjadi suatu perbaikan.
Perbaikan yang bermutu dipengaruhi oleh 2(dua) hal :
         1.   Persiapan
         2.   Kesungguhan
Persiapan tanpa kesungguhan akan terbengkalai, kesungguhan tanpa persiapan tidak akan menghasilkan apapun. “Betapa pentingnya persiapan dan kesungguhan”.
Apa yang kita persiapkan! Mulai dari,
    1.   DIRI SENDIRI (walau perlengkapan lengkap tanpa perbaikan akan gagal)
Apa : Cepat...
(Berjaga-jagalah saatnya sudah dekat, penundaan adalah sebaian dari kegagalan)
: betapa pentingnya Waktu
Dalam hal apa?
a)    Mengoreksi diri, self correction (tanpa ini makin parah)
b)   Bertobat (: saat menyadari sesuatu yang salah jangan mengulangi kesalahan lagi, perlu “ketegasan”), mengulang kesalahan merupakan suatu pemborosan.
c)    Mengampuni/memaafkan (kalau tidak mengampuni maka itu   kerugian)
d)   Berterimakasih, bersyukur (pecah : sulit menjadi sportif, melupakan kebaikan-kebaikan karena kesalahan setitik), ct : nila dan susu. Kepada yang benar : nila tetap nila, susu tetap susu. Jangan campur aduk! Ajaran adalah ajaran, jangan ikuti tauladannya.
“Kita semua Umat Allah, perbedaan bukan untuk diributkan tapi bahan refleksi diri”, makin banyak perbedaan makin banyak untuk refleksi secara positif.
e)    Janji, baik : pengorbanan, yang mau : orang yang murah hati (lungmo).
Misi Yesus : Sejahtera terjadi bila saling “murah hati”, Damai terjadi bila saling “mengampuni” (: selalu siap memberi yang baik/lebih baik), tidak ada balas dendam.
    2.   POKOK/UTAMA
: Peranan Utama ( ct mobil : alat transportasi)
Apa Peran ku yang utama?
          Dalam “Panggilan ku”, berkenan pada Allah, ‘apa yang Allah panggil untuk diriku yang Allah kehendaki’.
          Dipengaruhi oleh faktor :
1)   Banyak pengalaman, menjadi teknologi karena mengulang-ulang, kebiasaan.
2)   Banyak informasi, menimbulkan kepercayaan dan berkembang menjadi iman.
3)   Melakukan perenungan/penalaran, dengan akal, kecerdikan, pikiran.
Apa yang harus ditingkatkan?
1)   Sensitifitas (= orang yang banyak pengalaman, informasi dan melakukan penalaran), segalanya itu kita tahu, dan
2)   Selektifitas (= membedakan, merinci, mengelompokkan)
Ditempatkan dalam ‘wadah’ memori kita.
    3.   MOTIVASI, Tujuan Utama
Terbaik : Mengutamakan ‘kemanunggalan/kebersamaan’ (: diri, dua orang, banyak orang, semua manusia, dunia/alam raya).
Hendaknya ‘tulus seperti merpati’ : mengutamakan kebersamaan.
     4.   PROSES/SISTEM PENCAPAIAN
Sistemnya orang cerdik (: mencapai hasil cepat tanpa dampak negatif/merusak bagi sekitar/orang lain). Bahasa lain : sistermnya ‘Cinta Kasih’.
Kalau mau jadi pemenang hendaklah “tulus sepeti merpati cerdik seperti ular”.

Agar persiapan berhasil diperlukan ‘Kesungguhan’, kesungguhan yang bagaimana?
Isi Kesungguhan  :
                                         i. Menjadi orang kuat, kekuatan sebenarnya saat kita “berserah diri/pasrah /sumeleh”.
Itulah kekuatanku.
                                        ii. Orang ‘Bersemangat’ bisa karena punya pengharapan, lebih tegas : ‘Kesempatan Pasti’ (: kesempatan jika digunakan pasti berhasil), mengapa berpengharapan pada Allah?
Karena Allah : KAYA, KUASA, MULIA, dan TUHAN BERJANJI.

  ‘Keberadaan apa adanya’……….‘Proses Perbaikan’……….‘Seharusnya’
               (Research)                                                                (Development)


Proses perbaikan membutuhkan : memori, perenungan, penalaran, kreatif/inovatif.
Perbaikan dalam segala hal, perbaikan kebutuhan kita, perbaikan dunia.

Hambatan!
            Egiosme kita, penyebab kegagalan :
1.      Bodoh dan tolol, terjadi karena tidak memanfaatkan kesempatan belajar, ‘Tuhan tidak menciptakan orang bodoh’.
2.      Lalai, memori jelek, pernah ingat.
3.      Malas, mengerti/mampu tapi tidak mau.
4.      Kawatir, egois yang mengandalkan diri, tidak mengakui keunggulan Allah bahkan bersaing dengan Allah, (pikiran) : setengah-setengah, ragu-ragu.
5.      Keterikatan, urusan perasaan.

Inti Pewayangan :
            Sura dira jayaning kang rat, sura brasta cekaping olah darmastuti”.
            Arti : Kerusakan sehebat apa pun dapat diperbaiki dengan laku benar yang cukup.

Kitab Suci :
            “Pergi dan berbuatlah yang banyak dan buahmu itu tetap, maka apa saja yang kau minta akan terlaksana”.
Pergi : eksyen/tindakan, buah : buah-buah roh (: rendah hati, lemah-lembut,...).

Kejawen :
            “Gentur tapa bratane sakti mandrak guna”, persiapan menuju sukses.

Gantharwa :
            Janji Gantharwa, dengan ini disayang Tuhan,
1.      Mengutamakan Kemanunggalan.
2.      Meningkatkan Kawruh dan Laku.
3.      Kesetiaan dan Ketekunan.

Sakti yang sebenarnya (: sederhana) : “Berhasil masuk surga”/return to eden. Kalau mau menjadi ‘montir’ yang baik.
            ... “Tanpa kreatifitas, inovasi Anda jadi bebek (selalu ikut-ikutan/terkebelakang)”...

Tiga macam orang :
         1.      Orang Cuek, tidak memanfaatkan fasilitas, akhirnya akan menyesal.
         2.      Orang yang memanfaatkan fasilitas; ikut-ikutan/mbebek.
         3.      Orang yang menciptakan fasilitas.
Seorang pemimpin sangat membutuhkan perbaikan, mental orang kaya, “Bagaimana kita memberi lebih banyak!”

Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dan solusinya...
      1.      Kecewa? Cari pengganti.
      2.      Jenuh? Kurang kreatif dan inovasi.
      3.      Sabar? Tidak sabar berarti tidak punya kepastian.
      4.      Malu? Berpikir positif.
      5.      Minder? ‘Tuhan menciptakan adil, belum menemukan talentanya, tiap manusia memiliki kelebihan masing-masing; menemukan kelebihan masing-masing.
      6.      Tidak berani? ƒ(kawruh) = menang/kalah, apalagi mengakui kemenangan.
      7.      Sumeleh = ƒ(kepercayaan)
      8.      Tidak berani berjanji? Tidak ada andalan kepastian (masukan asuransi)
      9.      Kurang bahagia? Jiwa murah hati, rendah hati kurang
     10.  Motivasi? Dipengaruhi oleh kawruh, ‘Tidak akan pernah orang mau ke Amerika kalau tidak ngerti Amerika’
     11.  Keras hati? Bukan sosialis, egois, merasa paling
     12.  Disiplin = tingkat kepercayaan, iman
     13.  Kikir = orang kawatir, harus optimis
     14.  Senioritas/yunioritas : “Jangan!”, kurang kebersamaan, frekuensi perjumpaan jarang
     15.  Kesempatan = harus sensitif & selektif, sifat : memperhati, ‘perhatikan sabda tuhan’
     16.  Khusus : Gantharwa yang hadir Cuma 2 (dua) orang, (santai/rileks & seirus)
Makna, hanya tinggal dua gelintir, merosot satu persatu, atau saat ini ada dua kelompok yang seperti ini.

Ditutup dengan doa :
            “Ya Tuhan, Engkau Pribadi Yang Paling Utama, terimakasih atas pengajaran yang Engkau berikan untuk jalan kami menuju Engkau , amin”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar