Sabtu, 12 Januari 2019

TUJUH ALAM


     Sumber: https://id.pinterest.com/pin/363384263696175738/




“Pengertian Tujuh Alam ini, sebelumnya sudah pernah kamu terima..., sekarang pengertian ini diberikan hanya untuk mengingatkan kembali apa yang dulu pernah kamu sadari dan miliki.”


Pengertian ini datang diawali dengan penerimaan gambaran dalam mimpi, suasananya saat itu aku berada dalam suatu Pura (tempat ibadah agama hindu), aku berada disana dengan banyak orang yang lain yang saat itu juga berada dalam Pura. Tiba-tiba langit di atas pura terbelah dan di dalamnya terlihat sederet planet-planet yang berada dalam satu garis lurus...aku begitu terpesona melihatnya, saat itu pun aku menyadari orang-orang disekitarku semuanya lari ketakutan dan keluar menjauh dari Pura.
Deretan planet memancarkan kilauan warna-warni yang cemerlang, begitu menakjubkan. Di sekitar deretan planet yang berjumlah tujuh itu dilingkari dengan kabut/awan putih yang sangat luas..., kemudian dengan perlahan awan/kabut putih itu mulai menghilang..., ku melihat diujung tujuh deretan planet masih ada sedemikian banyak lagi planet-planet yang berderet dalam satu garis yang sangat panjang yang ujungnya tidak dapat ku lihat...., demikian juga dengan ujung lain dari  tujuh deretan planet..., sungguh luar biasa, kata-kata tidak cukup untuk menggambarkan, menjelaskan kebesaran dan keagungan-nya... dan mimpi pun berakhir.
Keesokan harinya saat bangun pagi aku tidak begitu ingat, setelah beberapa jam sesudahnya baru aku menyadarinya,  “Apakah ini benar-benar mimpi?”. Kemudian saat ada pertemuan dengan Guru, Pak Joko, aku menyampaikan perihal mimpi tersebut, Guru hanya mengatakan, “Disadari saja mas”, ya sudah aku tidak memperhatikannya lebih jauh lagi.
Pengertian Tujuh Alam ini saya terima dari Mbak Sinta, istri Mas Hasto ( Mbak Sinta dan Mas Hasto adalah teman seperjalanan); pengertian yang adalah bersumber  dari Pak Mujono. Alasan Mbak Sinta menyampaikan pengertian ini adalah bila yang bersangkutan memang benar-benar tertarik, tidak hanya sekedar ingin tahu belaka; dan juga mempunyai semangat untuk berbagi, karena aku pernah menyampaikan kepada mbak Sinta bahwa kebenaran bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain.
Demikian awal kejadian hingga pengertian tujuh alam ku terima.... sekarang mari kita memasuki Tujuh Alam...


S U M B E R   A B A D I


Sumber Abadi adalah Zat Kekal, ada yang menyebutnya Tuhan, Sang Keberadaan, Sang Alam, Allah, Gusti, Sang Yang Maha Esa, Sang Yang Maha Kuasa, Brahman, Sang Hyang Wenang, Gusti Numaha Suci, Sang Hyang Widhi Wasa dan lain-lain.
Apapun sebutannya tapi maksudnya satu, sama saja. Ini hanya cara manusia mencoba untuk mengungkapkan Dia yang tak terungkapkan.
Tuhan mempunyai tiga sifat mendasar atau ciri:
1.  Berkehendak, membentuk sesuai yang dikehendaki (ini yang disebut dengan ‘hasrat hidup’),
2.    Kemuliaan, Kebenaran (mengeluarkan cahaya/sinar),
3.    Bergerak, Aktifitas.
Semua ke’ada’an berasal dari ke’tiada’an, dan akan kembali kepada ke ke’tiada’an. Ke’ada’an itu terjadi dari rangkaian: Sebab – Kejadian – Maksud – Kelahiran. Maka hanya ke’tiada’annya ke empat macam inilah yang dapat meniadakan segala ke’ada’an.
Tuhan adalah asal segala yang ada, titik pusat alam, menjadi poros, titik centrum.
Zat Kekal ini terus-menerus secara latent—tersembunyi, tak kelihatan—memancarkan sinar, dan sinar inilah yang disebut Cahaya Abadi, Cahaya Tuhan, dan Cahaya Tuhan itulah Hidup Abadi. Cahaya Tuhan itulah Kekekalan Energi, yang dimaksud dengan ke’tiada’an, moksa, kekal, langgeng, kesempurnaan, abadi dan lain-lain. Cahaya ini mengadakan gerakan terus-menerus secara latent yang tidak pernah berhenti.
Gerakan cahaya ini mengadakan ‘bentuk’ dan ‘perwujudannya’ yang menjadi materi halus dan materi kasar. Dan materi-materi ini yang ‘menyelubungi’ atau ‘menjadi pengurung’ dari Cahaya Abadi.  Disini Cahaya Abadi mengadakan bentuk dan perwujudan yang disebut dengan Maha Purusa, Maha Guru, Guru Agung, Avatar, Utusan, Pembawa Cahaya Terang/Abadi (Yesus, Budha, Betoro Guru).   Tempatnya ada dimateri halus, atau ada dilapisan Alam Kedua. Alam Kedua = Alam Roh = alam antara tingkatan tertinggi, Maha Guru ini yang menjadi Penghubung (perantara) alam ketiadaan (moksa).
Hyang Sukma adalah Gusti yang ada dalam diri manusia, atau jati diri manusia yang sejati = Roh Sucinya manusia = Roh Kudus. Ada pada lapisan Alam Ketiga, Cahaya Tuhan mewujud dan materi halus (Roh Sucinya) sebagai pengurungnya, yang disebut Hyang Sukma. Sebutan lainnya tapi artinya sama adalah Atma = Purusa = Pangeran = Guru yang sebenarnya, yang tempatnya ada di titik pusat batin manusia, ada di dalam batin (bukan di badan fisik).
Tugas dari Hyang Sukma adalah untuk menyempurnakan keadaan dirinya, menyempurnakan sedulur papat, alat-alat batin (Kundalini, Cipta, Kesadaran, Prana) dan badan pisik, membebaskan sukma dari pengurungnya (materi halus dan kasar), bila sudah sempurna Hyang Sukma akan mengantar kepada Maha Guru yang akan menjadi perantara untuk kembali pada Ketiadaan, Kesempurnaan Sejati.
Inilah tugas dari Hyang Sukma dalam diri manusia adalah menjadi Guru Sejati = Penuntun, karena Dia adalah Sumber Kebenaran Sejati dan Kebijaksanaan. Inilah pusaka yang benar, mintalah pusaka Sinar Kebenaran. Sinar Kebenaran = Roh Kudus = Roh Suci, mintalah ini sebagai permohonan doamu yang benar.
Tugas manusia hidup yang utama adalah bertemu dengan Hyang Sukma (Guru Sejati) ini mutlak karena Hyang Sukma yang akan menuntun kita bertemu dengan Maha Guru dan Maha Guru yang akan mengantar pada Kesempurnaan Sejati, Keberadaan, Moksa, Kesunyataan, Awang-uwung. Hyang Sukma akan manungggal pada Hyang Widhi, luluh/bertemu dengan Brahman (Sang Pencipta dan Sang Peniada).
Dan pertemuan manusia dengan Guru Sejati  bersifat individual/pribadi, dan perjalanannya harus dilakukan sendiri, tidak akan pernah bisa terwakilkan. Tujuan yang tepat dan benar dari manusia untuk belajar atau berguru adalah untuk bertemu dengan Guru Sejatinya.
Hyang Sukma itu sudah lengkap mencakup banyak ‘arti’ dan mencakupi segalanya, Dia adalah Pelayan Hidup, Juru Selamat, Pelindung, Pembawa Cahaya Terang dan menjadi Sumber Hidup pada setiap manusia, Pelayan Kebijaksanaan dan Kebenaran. Yang penting Dia adalah Penuntun, Guru Sejati (:siapa mendapat petunjuknya akan moksa) lepas dari Kelahiran Alam, akan hidup Kekal, ada di Alam Abadi.
Kenapa tuntunannya bersifat pribadi? Karena kedudukan Hyang Sukma sendiri ada di titik pusat batin manusia (individu). Ingat tamburo maninten.
Hyang Sukma mengadakan aktifitas gerak keluar, gerakan ini yang mengadakan badan-badan elemental (materi halus) ialah sedulur papat yang berwarna hitam-merah-kuning-putih (nafsu manusia) dan badan fisik/wadag.
Manusia adalah organisme individual yang mengadakan ikatan dengan beberapa unsur materi dan non materi (metaphysic):
a.  Bagian dari Zat Kekal (Cahaya Tuhan), ‘pletiking gesang agung’ dan prana – yang membuat hidup.
b.   Cahaya Sejati dan Kesadaran (Kesadaran Tinggi), Maha Guru, Utusan.
c.   Adanya Roh Suci = Purusa = Hyang Sukma = Jati Dirinya yang sejati.
d.   Adanya nafsu badan-badan elemental (sedulur papat dan alat-alat batin).
e.   Adanya badan wadag/fisik.

Proses lahirnya manusia:
1. Zat Kekal inilah titik pusat, induk, asal dari keadaan. Inilah unsur yang fungsinya: mengadakan – menghidupi – meniadakan (Tri Murti),
2. Roh Suci mengadakan badan-badan elemental (sedulur papat dan alat-alat batin),
3.  Unsur pisik, hasil konsepsi (pertemuan sel sperma dan sel telur) menjadi bayi dan tumbuh menjadi manusia.
4. Adanya sedulu papat, alat-alat batin dan badan fisik terjadi dari gerak keluarnya Hyang Sukma/Atma.
Masuknya Atma ke badan manusia, melalui kepala dari sang ibu langsung menuju ke hasil konsepsi yang ada di rahim ibu, dan melewati kepala bayi kemudian diam di pusat batin manusia, ada didalam Roh. Pusat batin manusia tidak berada di dalam fisik/wadag, tetapi didalamnya Roh.
Jadi tugas Hyang Sukma untuk menyempurnakan/meniadakan manusia dari materi halus, sedulur papat, dan materi kasar, badan fisiknya; bila sudah sempurna maka Hyang Sukma akan dapat manunggal dengan Sang Brahman, Sang Hyang Wenang—yang punya kuasa untuk mengadakan dan meniadakan—sehingga Hyang Sukma kembali pada Kesempurnaan Sejati.

TRI MURTI
1.  BRAHMAN = HYANG WIDHI = HYANG WENANG = YANG MAHA KUASA.
ADANYA ZAT KEKAL = CAHAYA TUHAN
a.      Mengadakan segala keadaan, dan
b.      Meniadakan segala keadaan

2.      WISNU = AVATAR = UTUSAN = GURU AGUNG = MAHA PURUSA
a.      Mengadakan adanya ATMAN = SUKMA
b.      Menyempurnakan Sukma

3.      HYANG SUKMA = ATMA = PURUSA =JATI DIRI = GURU SEJATI = ROH KUDUS = ROH SUCI manusia.
a.  Mengadakan materi halus yang menjadi sedulur papat dan alat-alat batin dan badan wadag.
b.  Merusak, meniadakan, menyempurnakan, mendaur ulang sedulur papat, alat-alat batin dan badan wadag.
Dan sadarilah SIAPA AKU? (Biarkan Shiwa berperanan dalam diri kalian)
Perhatikan pengertian ini dengan Allah Tri Tunggal:
1.      ALLAH          = BRAHMAN
2.      PUTRA          = WISNU
3.      ROH KUDUS = SHIWA
Masihkah kita bertanya Siapakah Aku?

MOKSA
      Yang dimaksud dengan Moksa adalah melebur, luluh, sehingga terbebaskan dari kelahiran kembali, terbebas dari lingkaran reinkarnasi.
Inilah tujuan dari kehidupan manusia, tuntutan manusia hidup. Untuk mencapai Moksa, Hyang Sukma harus sempurna dulu atau tidak adanya lagi sedulur papat dan badan wadag. Sempurna atau tidaknya Hyang Sukma tergantung dari masing-masing individu, tergantung dari seberapa besarnya kemauan manusia untuk kembali Moksa. Dan pembebasan hidup untuk sempurnanya Hyang Sukma menuju pada Sumber Abadi, Moksa itulah yang disebut Aktifitas/gerak Kedalam.
Sukma yang keadaanya telah “bersih”—bebas dari ikatan materi halus dan materi kasar—disebut Manas Luhur, jiwa yang berada di tempat tinggi. Dan Sukma yang keadaanya masih “kotor”—masih terikat dengan daya tariknya alam—disebut Manas Asor, jiwa yang berada di tempat rendah.
Kedudukan Sukma di manas luhur atau manas asor inilah yang menjadi penentu atau ukuran yang akan dipakai untuk menentukan kehidupan sukma setelah meninggal, setelah meninggalkan badan wadag.
Reikarnasi atau lahir kembali, itu disebabkan oleh pengaruh-pengaruh dari alam lahir atau terkena daya tariknya alam, inilah yang menyebabkan belengu-belengu materi yang mengurung/menyelubungi Hyang Sukma.
Dengan kata lain inilah yang namanya Hasrat Hidup, kegemaran hidup, kemauan terus-menerus terhadap kehidupan. Keterikatan sukma dalam proses “kehidupan” inilah yang menyebabkan kekosongan dan kegelapan.
Cara untuk menyucikan lahir dan batin adalah dengan meniadakan gerak keluar dan hanya gerak kedalam agar Hyang Sukma bisa moksa. Dan, membiasakan diri untuk menempatkan kesadaran pada titik pusat kesadaran batin, tempat Hyang Sukma. Dan mengarahkan pandangan batinnya ke dalam Sumber Abadi.
Bila sudah demikian maka yang masih berfungsi adalah Hyang Sukma dan Kundalini, kendaraannya, yang hanya akan mengadakan gerak ke dalam saja. Dan untuk menangkal atau menetralkan daya tarik alam, dengan menggunakan ‘energi metaphysic’ yang maknanya Sinar Terang. Sinar Terang ini yang bisa membebaskan atau menetralkan daya tarik alam.
Sinar Terang inilah yang menjadi ‘sarana mutlak’ untuk bisa Netral, Bebas dari pengaruh alam, bebas dari daya tarik alam dan juga lolos dari alam kegelapan dan kekosongan.
Sinar Terang inilah pusakanya Hyang Sukma, ada pada Hyang Sukma.
Setelah bisa membebaskan diri dari daya tarik alam dan lolos dari alam kegelapan, maka terecapailah Alam Terang, Surga, Nirwana; masuk dalam golongan Alam Antara Tinggi. Alam Antara Tinggi tempat tinggalnya Roh Suci, kehidupan di Alam Terang ini bersifat tentram, damai, sebagian manusia menamakan Hidup Mulia.
Tetapi harus selalu diingat kalau Alam Terang ini bukan akhir dari tujuan, maka perjalanan harus tetap dijalankan, diteruskan, jangan berhenti sebelum moksa.
Maksud dari menetralisir daya tarik keseluruhan alam—dari alam wadag sampai dengan alam terang, yaitu:
a.       Netral = Bebas dari daya tariknya alam kelahiran serta alam wadag.
b.      Netral = bebas dari daya tariknya alam nafsu—sedulur papat.
c.       Bisa menyempurnakan Hyang Sukma, dan yang terakhir,
d.      Menetralisir Hasrat Hidup, meniadakan Harat Hidup.
Inilah cara dan usaha untuk melenyapkan, menyempurnakan segala ke-ada-annya dan tercapailah tujuan terakhir moksa.
            Keadaan Moksa, Manunggal, Kesempurnaan ini tidak bisa diberitahukan selama manusia masih hidup, karena Moksa—luluh, nyebur—ibarat: “Butiran garam nyebur ke laut”, butiran garam hilang, luluh menjadi manunggal dengan air laut.
            Itulah yang dimaksud dengan Hyang Sukma moksa, manunggal, kesempurnaan sejati, tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata, hanya diibaratkan.
Tahu pasti keadaannya seperti apa halnya setelah kita sampai. Untuk tahu bisa dicapai pada saat terakhir, tegasnya, siapa saja yang dharma dan karmanya sudah selesai, telah lenyap, telah bebas dari “kehidupan”, tiada terlahir kembali, pembebasan hidup.  
Untuk mencapai pembebasan hidup ini kundalini harus matang, artinya aktifitas gerak sempurna bisa mencapai moksa.

KUNDALINI
            Kundalini adalah alat batin yang paling penting, paling pokok. Kundalini adalah alat batin yang digunakan untuk kembali moksa.
            Letaknya:
1. Pusatnya ada di alam fisik, dibadan manusia yang terletak di otak dan pusatnya ada di "tengah-tengah otak"
2. Dan berakhir di Alam Abadi.
Fungsi atau kegunaan kundalini:
1.   Bisa dianggap sebagai jalur-jalur jalan untuk menuju Alam Abadi. Kundalini yang sudah matang, sempurna, yang sudah aktif ialah kundalini yang bekerjanya otomatis, yang dengan secepat kilat bisa mencapai pusatnya Alam Abadi.
2.  Diumpamakan sebagai kendaraan dari Hyang Sukma untuk pulang kembali ke asalnya.
3.  Sebagai ‘Alat Pemisah’ dari materi halus dan materi kasar yang menyelubungi Hyang Sukma.
4.  Kundalini mengandung daya, energi gaib atau tenaga gaib yang kegunaannya untuk melenyapkan, menyempurnakan, meniadakan apapun. Daya gaib ini yang digunakan untuk menyempurnakan raga atau badan wadag dan materi-materi halus yang membelenggu Hyang Sukma; sehingga yang tinggal nanti hanya Sinar Terang, ‘cahaya abadi yang memanjang sangat silau’, inilah Hyang Sukma yang sudah siap manunggal, luluh pada asalnya.
5. Jadi Hyang Sukma “manunggal” dengan Kundalini, bersama-sama menuju ke Alam Abadi, Moksa.
Yang disempurnakan adalah ke-ada-annya yaitu, badan wadag dan sedulur papat dengan demikian Hyang sukma bisa kembali ke asalnya.
Dari tidak ada menjadi ada dan kembali menjadi tidak ada.
Yang bisa dilihat nanti adalah hanya Pancaran Sinar Abadi.
Aktifkkan kundalini, mengaktifkan—kundalini agar bergerak sehingga kundalini berfungsi—bekerja, aktif—bisa didayagunakan.
Sebab kundalini adalah alat batin terpenting dan sangat vital untuk moksa.

Untuk kembali Moksa, hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah:
1.   Mempersiapkan Jalan, mencari Jalan Kebenaran.
Mencari jalan yang menuju pada kesempurnaan, atau Cahaya Abadi.
2.   Mempersiapkan Kendaraan.
Kendaraan untuk Hyang Sukma, kendaraannya adalah Kundalini. Mengaktifkan Kundalini hingga matang dan dapat digunakan.
3.   Mempersiapkan Pengemudinya.
Pengemudinya adalah Hyang Sukma, Guru Sejati. Tugas hidup kita yang terutama adalah mencari, atau bertemu dengan Hyang Sukma, bertemu dengan Guru Sejati.
Inilah yang harus dipersiapkan semasa hidup, atau tujuan hidup, dan pencarian manusia.
Yang harus disiapkan:
1)      Pengemudi                         =  Hyang Sukma
2)      Kendaraan                          =  Kundalini
3)      Jalan                                   =  Cahaya Sejati, Sinar Kebenaran
4)      Penunjuk Jalan atau arah     =  Kesadaran
5)      Energi                                 =  Prana
6)      Kemauan Manusia               =  Usaha Manusia

TUJUH TINGKAT ALAM
Ketujuh tingkatan alam ini, bisa digolongkan menjadi 3 golongan alam:
1.  Alam Kekal  =  Sumber Sinar yang Abadi  =  Alamnya Tuhan
2.  Alam Antara  =  Alam Gaib  =  Alam Batin  =  Alamnya Roh; Maha Guru - Hyang Sukma - Roh-roh halus atau badan-badan elemental (sedulur papat)
3.   Alam Wadag  =  Badan fisik, yang terlihat dengan kasat mata.
Yang dimaksud dengan sedulur papat adalah:
1.  Sedulur yang HITAM warnanya, berasal dari zat tanah jadi hawa (:rasa). Tanda-tandanya kalau mau keluar, dia akan mengeluarkan cahaya berwarna hitam, hidup di alam ketujuh (tingkat paling bawah) = alam hitam = alam peteng.
Orang yang kehidupannya terpesona dengan alam peteng ini, kehidupan selanjutnya akan berada di alamnya nafsu hewan dan sempurnanya ada di tempat kosong dan gelap.
2.  Sedulur yang MERAH warnanya, asal dari zat api, ini yang menjadi nafsu, wataknya panas. Yang terjebak dengan alam ini akan menjelma menjadi hewan. Ada di alam keenam = alam merah
3. Sedulur yang KUNING warnanya, asalnya dari zat angin, jadi napas. Yang terjebak dengan warna kuning akan menitis menjadi burung dan sempurnanya menjadi angin yang halus sekali. Ada di alam kelima = alam kuning.
4. Sedulur yang PUTIH warnanya, asalnya dari zat air. Wataknya lembek dan halus, kalau terjebak dengan warna pituh ini akan tersasar nitis menjadi ikan/hewan air. Tinggal di alam keempat = alam putih.
(uraian sedulur papat diatas dapat juga dikaitkan dengan sifat dan karakter manusia - pen)
Dalam perjalanan batin manusia jangan sampai terjebak di alam-alam ini, karena tujuan manusia sebenarnya ada di alam abadi. Dan jangan sampai berhenti sebelum sampai tujuan, karena dalam perjalanan alam-alam ini akan dilewati bukan untuk didiami/disinggahi.
Dan sedulur papat ini fungsinya akan membantu kita bertemu dengan Hyang Sukma.
Perhatikanlah : supaya bukan menjadi pengendali kehidupan kita tetapi tetap menjadi daya gerak. Sedulur ini yang membantu jalannya kendaraan.

ALAM PENASARAN
            Alam penasaran itu luas dan kedudukannya serta keadaannya bermacam-macam pula. Roh manusia setelah meninggal keluar dari badannya dan banyak yang kesasar atau terperangkap dalam alam penasaran ini.
            Mengapa terjadi demikian? Karena pada masa kehidupannya manusia itu hidupnya kosong, hidup tapi tidak benar-benar hidup. Karena alat-alat batinnya tidak berfungsi, sehingga keadaan batinnya menjadi gelap dan tidak tahu arah atau tidak mengarti tentang adanya Hyang Sukma.
            Dan fungsi dari badan-badan elementer/sedulur papat, pasif, sehingga tidak mengamankan, tidak melindungi dan tidak menyelamatkan kehidupan manusia itu sendiri. Aertinya, manusia itu belum tahu, belum mengerti tentang adanya Cahaya Kekal Abadi dan belum mengerti jalannya untuk kembali ke kesempurnaan, bisa dikatakan manusia yang keadaannya batinnya buta.
            Supaya manusia tidak terseret maka kesempatan hidup sekarang gunakan untuk mencari jalan menuju kesempurnaan itu. Karena akibat dari keadaan manusia yang buta keadaan batinnya, roh meninggalkan raga banyak tersasar di alam penasaran.
            Ada yang tersasar kedalam bentuk kebendaan yang ada di alam lahir yang berupa batu, akik, keris, barang-barang emas, kesasar masuk kayu atau masuk menjadi hewan. Ada juga yang tersasar di alam halus—tempat-tempat atau daerah-daerah angker, atau tersasar di dalamnya jin-jin.
            Dan untuk menyelamatkan diri dari daya tariknya alam penasaran, manusia harus bertemu dengan Cahaya Abadi itu, caranya:
1.  Meniadakan hasrat hidup, meniadakan gerak keluar/heneng sehingga yang ada hanya gerak ke dalam mencari Hyang Sukma yang akan menghantarkan pada kesempurnaan.
2.   Menetralisir pengaruh-pengaruh alam atau menetralisir daya tarik alam—alam wadag dan alam antara atau alam roh-roh.
3.   Melenyapkan atau menyempurnakan segala materi yang menyelubungi Hyang Sukma...
Sukma manusia yang keinginan-keinginan nafsu duniawinya sudah menipis atau kecil, akan lolos dan rohnya akan tinggal  di alam putih atau alam kuning. Sedangkan manusia yang masih terikat kuat dengan nafsu-nafsu keduniawian, hidupnya disibukkan untuk kepentingan duniawi, setelah meninggal jiwanya terseret di alam hitam atau alam merah yang suasananya gelap dan panas.
Apa sebab roh manusia ini bisa terperangkap pada alam-alam ini? Karena rohnya terkena daya tarik alam penasaran.

PANCARAN SINAR TERANG
            Pancaran sinar terang ini berasal dari Alam Abadi, digunakan untuk mencari Hyang Sukma supaya bisa bertemu dengan Maha Guru, Wisnu Murti dan untuk menuju Kesempurnaan. Sinar Terang ini jalan yang harus dilewati atau Sinar Terang adalah jalan menuju Kesempurnaan.
            Mengapa harus lewat Sinar Terang ini? Karena Sinar Terang ini yang asalnya dari Alam Abadi.
        Kelanggengan, Kesempurnaan, Moksa itu seumpama “boneka garam yang merindukan bertemu dengan lautan, ketika bertemu dia luluh, lenyap dari butiran garamnya dan manunggal jadi air lautan”. Dia tidak hilang hanya berganti nama dari butiran garam menjadi air laut.
Setetes air dalam lautan tak terbatas. Bagaikan titik dalam ketakterhinggaan. Bagaikan pulih dadi mulo-mula niro.
Tentang pendayagunaan unsur atau metaphysic:
1. Yang bersinar putih, bersinar terang, cahaya sejati inilah Cahaya Kesempurnaan, difungsikan untuk mencapai Kesempurnaan.
2. Yang bersinar kuning difungsikan untuk mencapai kebahagiaan lahir, kemuliaan wadag.
3.   Yang bersinar merah dan hitam difungsikan untuk mencapai kesaktian.
Dalam diri manusia Hyang Sukma keberadaannya tertutupi oleh materi-materi halus—sedulur papat dan alat-alat batin—dan materi kasar, badan wadag. Dan  materi-materi ini juga yang akan membantu Hyang Sukma mencapai Kesempurnaan. Kehidupan kita saat ini dalam badan wadag digunakan untuk belajar dan berusaha untuk mencapai kesempurnaan sejati, kembali ke asal.
Hal-hal yang harus disiapkan untuk bertemu Hyang Sukma:
1)      Manusia (fisik) ada kemauan dan ada usaha yang cukup.
2)      Gerak kundalini cukup.
3)      Gerak kesadaran cukup.
4)      Energi metaphysic/prana cukup.
5)      Sasaran dan tujuan benar menuju pada Hyang Sukma.
Usahanya adalah:
a.    Belajar gerak kedalam menuju pusat batin, semedhi.
b.   Belajar meniadakan gerak keluar dengan belajar hening atau diam, tetapi tetap sadar, kesadaran batin terhadap adanya Hyang Sukma.
c.    Dibarengi dengan tapa brata.
Dengan kata lain:
a.       Meniadakan gerak keluar.
b.      Meniadakan hasrat hidup.
c.       Diamnya badan fisik dan nafsu-nafsunya.
Hanya gerak kedalam yang bisa melenyapkan segala keadaan individu untuk mencapai kesempurnaan sejati.

DHARMA HYANG SUKMA
            Hyang Sukma berfungsi untuk meniadakan hasrat hidup, atau meniadakan gerak keluar sehingga yang ada hanya gerak kedalam.
Artinya lolos dari alam roh dan alam cahaya, bergerak kedalam menuju Zat Kekal untuk manunggal, luluh pada kekekalan, bertemu Brahman Sang Hyang Widhi, yang akan menyempurnakan Hyang Sukma dan kehidupannya.
Hyang Widhi adalah yang memproses adanya Hyang Sukma, sebab terjadinya kelahiran dan Hyang Widhi inilah yang berwenang memproses ketiadaan Hyang Sukma.
DARI TIDAK ADA    ADA    KEMBALI TIDAK ADA
ATMA, SUKMA, PURUSA, ROH KUDUS, PANGERAN, ROH SUCI, JATI DIRI, GUSTI Kang murbe uripe manungsa, yang berfungsi untuk menuntun dan menjadi SANG GURU SEJATI membawa ke alam Nirwana dan sebagai jalan untuk mencapai KESEMPURNAAN SEJATI.
Sifat Sukma adalah tidak mempunyai hasrat, kemauan.
Yang mempunyai kemauan adalah badan fisik dan alat-alat batin, karena kemauan adalah kebebasan dari manusia itu sendiri dan Tuhan sudah memberikan kebebasan penuh kepada manusia untuk menggunakan kebebasannya.
Kebebasan yang telah diberikan itu tidak akan diminta oleh Sang Pemberi sampai manusia sendiri memberikannya. Inilah gambaran Kasih Tuhan kepada ciptaannya.
Bila manusia tidak ada kemauan atau hasrat untuk kembali, tidak ada usaha untuk kembali sempurna, Sukma manusia itu sendiri tidak punya hasrat untuk kembali kepada asalnya, yang artinya Roh Sucinya tidak ada kemauan untuk kembali.
Kemauan untuk kembali inilah yang dimaksud dengan awal gerak kedalam untuk mencapai Ketiadaan. Adalah awal kemauan dan usaha dari si manusia untuk kembali atau belajar Sampurna.
Adanya gerak kedalam dari manusia menimbulkan juga gerak kedalam dari Hyang Sukma untuk bergerak kedalam menuju atau mencapai kesempurnaan.
Hal mengenai energi/prana dan alat-alat batin:
Tenaga dan alat hubung batin.
                     PRANA                             Alam batin
CIPTA                     .......................................       GUSTI
KESADARAN


Berlaku untuk hubungan kedalam dan hubungan keluar.
Kesadaran batin untuk mencapai Hyang Sukma dan untuk mencapai Kesempurnan Sejati.
PRANA
KESADARAN     ---------------   HYANG SUKMA   -------------   KETIADAAN
KUNDALINI


SEBAB KELAHIRAN ALAM
Keadaan itu terjadi, terlahir dari adanya gerak keluar. Hukumnya,
1.  Gerak keluar lemah, gerak kedalam kuat. Gerak keluar lebih kecil dari pada gerak kedalam.
2.  Gerak keluar nol (pasif, diam) dan hanya gerak kedalam 100% atau dengan kata lain meniadakan gerak keluar = meniadakan hasrat hidup.
Dengan adanya gerak keluar maka terjadi adanya keadaan. Sifat Hyang Widhi (berkehendak dan bergerak); hakikat hidup menimbulkan gerak. Kehendak dan gerak dari Hyang Widhi inilah yang menyebabkan adanya kelahiran keadaan alam.
            Gerak keluar yang dipancarkan oleh Diri Hyang Sukma inilah yang menyebabkan terjadinya kelahiran atau adanya manusia. Manusia bisa kembali Tiada bila gerak keluarnya diam tetapi sadar, agar bisa bertemu dengan Hyang Sukma kemudian manunggal dengan Hyang Widhi, Brahman.
Karena Brahman yang punya kekuasaan untuk menciptakan dan meniadakan. Bersamadhi itulah gerak kedalam. Yang dimaksud hening adalah tidak adanya gerak keluar, hanya ada gerak kedalam untuk menuju Moksa, Sempurna.
Usahanya manusia untuk hening adalah memperkecil gerak keluar dan meniadakan gerak keluar, karena dengan hening memperkuat gerak kedalam sehingga geraknya sempurna.
Bagaimana manusia bisa hening, ada tiga hal yang perlu diperhatikan :
1. Memahami, bahwa Tuhan Maha Agung, sehingga kita dengan keterbatasan manusia tidak akan mungkin dapat memahami Yang Tidak Terbatas, hanya Yang Tidak Terbatas yang bisa memahami yang terbatas. Kenalilah Allah sejauh Allah memperkenalkan diri. Penggunaan kata-kata untuk memahami Allah salah-salah hanya membuat kebingungan dan mengecilkan arti sebenarnya.
2. Melihat. Melihat dengan mata batin, karena sesuatu yang tampak nyata sebenarnya tidak nyata dan sesuatu yang tidak nyata itulah kenyataan.
3.  Dengan Belajar Kesampurnaan, melalui kitab suci, tinar buko, dan lain-lain.
Inilah yang dimaksud dengan gerak keluar atau proses lahirnya keadaan alam, segala keadaan :
1.      Zat Kekakl bergerak secara terus-menerus mengadakan Cahaya Sejati.
2.      Gerakan Cahaya, menghasilkan Maha Purusa, Maha Guru, Utusan.
3.      Geraknya Maha Guru menghasilkan Hyang Sukma, Atma, Purusa.
4.    Geraknya Hyang Sukma menghasilkan sedulur papat serta alat-alat batin atau tenaga batin dan badan fisik.
Dan yang dimaksud gerak kedalam, prosesnya :
a.       Meniadakan gerah keluar, sehingga menjadi heneng, pasif dan,
b.      Hanya ada gerak kedalam, gerak masuk.
Gerak masuk ini untuk mencapai :
1.      Bertemu Hyang Sukma.
2.      Bertemu Wisnu Murti = Maha Guru.
3.      Bertemu Brahman = Yang Widhi = bersama Cahaya Tuhan.
4.      Kembali Tiada, Moksa, Sampurna, Langgeng.
Manusia untuk bisa bertemu dengan Hyang Sukma maka harus menyelesaikan kehidupannya dengan benar, menjalani kehidupan harus serasi dengan kalimasada, mengerti dan laksanakan, inilah yang dimaksud dengan manusia jawa yang kembali kepada keasliannya.
Hyang Sukma, harus mengusahakan dan mencapai kemanunggalan dengan Wisnu Murti, supaya sempurna roh sucinya. Kembali ke Kesempurnaan Sejati.
Dalam perjalanan Hyang Sukma jangan sampai krisis kesadaran karena disepanjang perjalanan hal-hal yang memberikan kebahagiaan sementara akan banyak ditemui, jangan sampai terjebak dialam-alam yang hanya akan menghambat perjalanan pada Kesempurnaan.
Ada beberapa golongan manusia :
1.  Manusia yang dalam kehidupannya hanya melulu untuk kehidupan fisiknya atau wadagnya saja. Pengertian yang ada hanya untuk fisik saja, hasilnya juga untuk kebutuhan fisik sehingga menjadi lupa dan acuh tak acuh dengan kehidupan batinnya, lupa akan asalnya, tidak tahu siapa aku atau jati dirinya yang sebenarnya.
2.  Manusia yang kehhidupannya untuk hidup fisik tetapi minta bantuan dari roh-roh yang berada di alam penasaran.
3. Golongan manusia yang kehidupannya sama dengan yang kedua tetapi minta bantuan dari sedulur papatnya, yang akhirnya kehidupannya dikendalikan oleh nafsu.
4.  Manusia yang kehidupannya seimbang, serasi, menjadi manusia jawa. Kebutuhan batin tercukupi dan kebutuhan wadag tercukupi.
5.  Golongan manusia yang mengingkari keadaan fisiknya, keduniawiannya.
Dalam kehidupan manusia sifat apa yang mendominasi, yang kuat. Apakah hewannya? Nafsu-nafsunya? Atau roh sucinya? (Hyang Sukma dan Zat Kekal)
Manusia terdiri dari BATIN—Zat Kekal, Hyang Sukma, sedulur papat, dan LAHIR—badan fisik. Dalam kehidupanmu sekarang jangan merugikan batin, jangan mengorbankan batin, belum cukupkah kelelahan yang kamu rasakan, belum cukup mahalkah bayaran yang harus kamu bayar dengan pengembaraanmu.
Selesaikanlah....

AKTIFITAS MANUSIA YANG BENAR
         Yang dimaksud dengan gerak (aktifitas, kerja) dan hasilnya adalah adanya gerak, itulah menyebabkan terjadinya ke’ada’an. Itulah yang menyebabkan lahirnya alam, dari ke’ada’an cahaya dan seterusnya.
            Untuk melenyapkan, menyempurnakan segala keadaan diri sendiri, individu, atau bisa disebut mikrokosmos,  adalah dengan meniadakan gerak itu sendiri. Yang dimaksudkan dengan meniadakan gerak keluar, heneng dan yang ada hanya gerak kedalam untuk mencapai ketiadaan.
            Gerak kedalam = melenyapkan ke’ada’an.
            Gerak keluar     = meng’ada’kan ketiadaan.
Gerak keluar dari individu ini hasilnya bisa bersifat positif atau bersifat negatif, tegantung dari pengertian yang dipunyai individu itu sendiri.
Gerak atau aktifitas yang benar adalah :
1.  Hal-hal yang menyangkut kebutuhan fisik atau badan wadag diselesaikan dengan tenaga fisik dengan menggunakan alat utama fisik, yaitu otak, pikiran.
2.  Kebutuhan fisik yang tidak bisa diselesaikan dengan tenaga-tenaga fisik, pikiran, baru boleh atau bisa mendayagunakan tenaga batin.
Untuk hal ini alat-alat batin yang difungsikan ialah :
a.       Kesadaran batin
b.      Cipta
c.       Cakra atas
d.      Cakra tengah
3. Bila kita untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan lahir mendayagunakan kedua tenaga—tenaga fisik dibarengi dengan tenaga batin—hasilnya akan produktif, tetapi akan sangat merugikan karena yang banyak dikeluarkan pasti tenaga batin dengan begitu kita akan kehilangan tenaga batin.
Ingat :
a.  Kesempurnaan itu jauh sekali, untuk mencapai hal ini membutuhkan energi batin yang kuat, artinya energi cukup.
b.  Maka jangan memboroskan energi batin untuk sesuatu yang tidak berarti.
4.  Samadhi untuk bertemu Hyang Sukma, dan aktifitas dari Hyang Sukma yang benar dalah:
a)  Aktifitas Hyang Sukma itu menghasilkan, membuahkan cahaya.
b) Cahaya itu mengandung kebenaran dan kesucian, kebahagian lahir dan batin dan lain-lain. Yang perlu diperhatikan, Cahaya ini adalah energi batin yang gunanya untuk melenyapkan kegelapan batin, sehingga keadaan alam batinnya suci, bersih, bening. Cahaya ini anggaplah jalan untuk menuju kesempurnaan.
5.      Dan utuk Hyang Sukma yang keadaannya sudah suci, geraknya adalah untuk :
a)      Meniadakan aktifitas keluar.
b)  Hanya aktifitas kedalam, realisasinya adalah selalu ingat akan Kelanggengan, dan samadhi agar kundalini matang.
Yang dimaksud dengan alat-alat batin :
1.  Cakra Atas, letaknya ditengah-tengah antara kedua belah alis.
Fungsinya untuk penglihatan batin, bisa untuk melihat apa saja yang tidak bisa terlihat oleh kedua mata, masa lalu atau masa depan.
2.  Cakra Tengah, letaknya di dada agak sebelah kiri (posisi apex jantung).
Fungsinya sebagai alat penangkap suara dan untuk pengirim suara, alat komunikasi.
3.  Kesadaran letaknya di otak.
Fungsinya untuk kontak atau mengadakan hubungan. Yang dimaksud adalah hubungan keluar dan hubungan kedalam, yaitu apa yang dituju atau sasarannya. Dengan kata lain untuk menunjukan arah pada apa yang dituju.
Hubungan keluar adalah adanya hasrat hidup dari manusia.
Hubungan kedalam adalah lolosnya manusia dari badan halus atau nafsu dan badan kasar atau keadaan fisik yang mengurungnya dan kesadarannya hanya menuju kedalam, menuju Zat Kekal untuk manunggal, liluh pada Cahaya Tuhan.
Hubungan kedalam adalah menyempurnakan Hyang Sukma dan kehidupannya.
4.  Cipta, letaknya ada di hati.
Fungsinya untuk kontak dan berperan jadi isi pesan yang membawa keinginan manusia, yang bergerak mencapai sasarannya, tujuannya. Tujuannya kedalam atau keluar.
Cipta merupakan jembatan kesadaran menuju realita, menjadi alat produksi, merealisasikan dari kemauan.
5.  Cakra puser, letaknya ada di belakang otot perut.
Fungsinya untuk pelindung, perisai, benteng, tembok.
6.  Kundalini, letaknya didaerah dekat pusat syahwat.
Fungsinya sebagai kendaraan dari Hyang Sukma untuk mencapai kelanggengan.


Berkah Shakti OM






















2 komentar:

  1. woow..makna sejati namun kurang dapat di mengerti makna cahaya..unsur cahaya n hidup kekal setelah tiada itu yg bagaimana?.salam cahaya nur sehati..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang sulit untuk dipahami...keterbatasan dalam kata-kata...penggunaan kata cahaya hanya untuk pengantar atau sarana agar kita dapat lebih mudah memahami...akhir kata mari kita bergerak melampaui kata dan mengalami sendiri Ia Hyang Ada di balik kata-kata.

      Hapus