Minggu, 29 Desember 2019

Love is the only one solution

Hasil gambar untuk anand krishna

Hanya sebatas yang dapat kudengar dari Guruku pada 30 Juli 2006

Interaksi dengan lingkungan memberikan dampak :
  1. Kita tidak bisa jadi eksklusif, merasa diatas yang lain atau berbeda. Jadilah inklusif. Eksklusifitas membuat kita stagnan atau berhenti.
  2. Jangan bertengkar karena masalah agama. Jangan memonopoli masalah kebenaran. Tidak satupun agama memonopoli kebenaran.
Mau membina hubungan seperti apa dengan Tuhan? Sebagai Kekasih, Sahabat, Anak, atau Orang tua.
Begitu kita menjelaskan cinta kita membunuh cinta itu. Apa yang bukan cinta dapat kita jelaskan.
Jika perilaku kita tidak mencerminkan iman, kita belum beragama. “Jangan berkata kamu Kristen bila kamu belum mencintai tetanggamu”. “Kamu belum Muslim kalau tetanggamu tidur dengan perut kosong.”

Cinta tidak bisa dijelaskan, tetapi buah-buah dari cinta dapat dijelaskan. Bila tindakanmu tidak menyakiti orang lain itulah tindakan cinta.

Love is expanding…

Cinta yang terus berkembang.
Harus ada pembaharuan terus dalam cinta kita.
Cinta kita harus selalu baru.
Identitas kita juga berkembang terus.
…. Bertemulah bersama,
membicarakan hal yang sama,
memikirkan hal yang sama,
melakukan kegiatan yang sama,
mempunyai tujuan yang sama,
merasakan hal yang sama,
semoga terjadi persatuan dan kesatuan diantara kamu ….

Kesadaran adalah pencapaian suatu proses, saat kesadaran ini dipraktekan terjadilah cinta.
‘Saat’ mengalami klimaks dalam seks atau sanggama, terjadi ‘sesaat’ nafas berhenti. ‘sesaat’ tubuh mengalami kematian, terjadi pengalaman spiritual ‘sesaat’.


Rahayu,
Berkah Dalem Gusti.

Temu Hati


Hasil gambar untuk anand krishna

Disampaikan oleh Guruji Anand Krishna, 29 Juli 2006.

Bicara yang benar dan perilakumu juga harus menunjukan dharma, tindakan yang tepat.  Anggap Ibumu sebagai Dewa. Penelitia Sains menyebutkan bahwa di bagian depan otak wanita ada bagian yang lebih cepat berkembang dibanding pada pria, itu yang menyebabkan wanita dapat lebih tahan terhadap penderitaan.

Acharya, para guru, tetua ialah mereka yang memberikan pelajaran lewat tindakan.
Anjuran: Belajarlah dari sejarah atau pengalaman-pengalaman sejarah. Belajar Budaya asal kita sendiri.

Shiva Tatwa, kalau mau diringkas isinya semua mengenai Pikiran.
Otak tidak hanya ada dikepala, lambung juga punya otak, jantung punya otak, otak ada dimana-mana.
Penemuan Sains menyatakan, dalam diri manusia terdapat neuron binatang dan dalam diri hewan terdapat neuron manusia. Pernyataan ini ribuan tahun yang lalu telah dinyatakan dalam Shiva Tatwa, dalam diri manusia terdapat sifat hewani – makan, minum, tidur, seks – dan dalam diri hewan terdapat potensi untuk menjadi manusia.

Sifat kebinatangan tidak dapat dilepaskan maka jadilah Govinda, Ia yang menguasai sifat kebinatangan, atau kita dapat menghaluskannya.
Di Surga tidak ada alam yang berlapis-lapis…Yang Ada hanya Diri-Mu…Sat-Cit-Ananda…Keheningan yang luar biasa.

Bagaimana menghaluskan kebinatangan? Menghaluskannya dengan:
1)      Memberi. Belajarlah memberi, jadilah pemberi dengan penuh keiklasan
2)      Belajar. Sampai kapan pun kita tetap belajar.
3)      Kekuatan Penyampaian atau Kekuatan Kata-kata. Di dengar dan dijalankan.
4)      Argumentasi. Memberikan pendapat atau pandangan dimana dibutuhkan. Indonesia milik kita bersama.
5)      Kebersamaan. Persaudaraan, satu hati. Menerima orang lain seperti menerima saudara sendiri.
6)      Mengatasi tiga duka,
  1. Duka Mental : amarah, iri,…
  2. Duka Brain/otak : epilepsi, tidak seimbang antara otak kiri dan otak kanan, terlambat haid, tidak seimbang hormon.
  3. Duka karena luka-luka ringan. Ada penyakit-penyakit sederhana harus bisa ditangani sendiri.
Dimana ketika Krishna, Shiva, Rama menjadi sekte-sekte, itu merupakan kemunduran bagi kita.
Ringkasan dari 8’th Habit adalah follow your heart, Ikuti kata hatimu. Belajarlah menemukan kata hatimu dan menyampaikannya dengan baik.

Dalam satu negara tidak boleh ada “dualitas hukum”, jika ada Bali harus bicara membela bangsa. Satu Bangsa, Satu Bahasa, Satu Hukum Keadilan Sosial. Sat ini kita butuh Jiwa Vivekananda, Bangkit dan Bersemangat untuk bicara.

Saat tubuh mati pikiran tidak ikut mati.
Penelitian Ilmiah membuktikan bahwa ada “sesuatu” yang keluar dari tubuh pada saat kematian seberat 30-an gram. Dalam Upanisad dinyatakan bahwa “jiwa” hanya sebesar ujung jari, kira-kira seberat 30-an gram. Dalam 30-an gram itulah tersimpan memori dari lahir sampai mati, bahkan memori seluruh kehidupan manusia. Jiwa atau pikiran inilah yang menentukan atau mengendalikan kelahiran dan kematian.

Proses mati sama dengan proses hidup atau lahir.
Kasta adalah Pilihan Hidup, sangat ilmiah.
Setiap sel adalah cakra.

Menumbuh-kembangkan Kebanggaan terhadap Budaya Asal. Fungsi dari setiap ritual adalah untuk melunakkan hati kita. Tidak menambah ritual ala Arab, India atau apapun; ritual yang ada sudah cukup, tinggal dicari Nilai Spiritualnya. Gunakan bahasa populer untuk mengupas Sutasoma, Bagavad Gita, dan literatur lain yang belum terkupas.

Rahayu,
Berkah Dalem Gusti.

Malam Selasa Kliwon, 21 Agustus 2000


Kyai Ganjel dan Pak Bagyo


[Wejangan diwedar oleh Kyai Ganjel, Kadang Sampurna Raja]

Sarasehan : Penyatuan pengertian

Bagaimana bisa serasi dengan sesama dan Allah? Serasi dengan Allah dulu baru sesama atau bagaimana?

Keserasian secara luas yaitu, keserasian dengan kalimasada (Allah, malaikat, manusia, binatang, dan alam).
Harusnya serasi mulai dari Allah (umumnya manusia sulit), secara manusiawi umumnya mulai dari alam/materi. Secara umum keserasian itu bersama-sama, berjalan nyatu dan kompak, tidak bisa salah satu. Mulaipun harus bersama-sama.

Marah terhadap hal yang menjengkelkan, suatu kewajaran atau harus dihilangkan?

(…berusaha membahas/meneliti sesuatu dari awal, berpangkal lebih dalam…)
Sederhana: semangat yang negatif menjadi marah (:awal dari pembunuhan) ini sudah salah.
Marah tanda-tanda orang egois (:pribadi), orang miskin (:menuntut)/melarat (:materi), orang bodoh (:pengertian), orang yang sakwasangka negatif (:sikap), reaktor negatif, orang gagal (:cita-cita), suatu penderitaan, kerusakan/merusak (:barang).
Marah dalah wajar bagi yang tidak wajar, ini benar-benar salah, bicara pada lingkungan yang sudah rusak.

Cinta itu kaku, Tegas. Ketegasan Allah ada tiga:
1.      Secara biologis/eksyen/konkrit : marah
2.      Secara rohani : “menghujat roh kudus tiada ampun”
3.      Secara universal : kiamat.
Mengapa? Tanpa ketegasan dunia makin rusak.
Apakah Allah yang Maha Kasih, marah! “Jangan menyebut Nama Allah dengan tidak hormat”.
Menghajar dengan dasar Cinta, tanpa merusak/ketegasan tidak merusak (batasan konkrit tidak mudah: dosisnya bagaimana?!)

Dapatkah kita membuat Tuhan kagum dari diri kita yang apa adanya (:tanpa pertobatan)?

(pertanyaan ini mirip dengan, dapatkah Tuhan menciptakan batu yang Tuhan sendiri tidak bisa mengangkatnya? Tuhan selalu dapat, tapi masalahnya mau nggak. Bukan berarti kalau Tuhan tidak bisa mengangkat Tuan tidak berkuasa)
            Tidak, kalau iya berarti Tuhan menyetujui yang negatif!

Secara mendalam bertobat (:sikap) adalah titik tolak menjadi baik, secara sikap roh sudah suci. Kerusakan diperbaiki menjadi pulih dan kita akan dikagumi Tuhan. Dimana disaat manusia mulai bertobat disitu Allah mulai mengagumi, setelah itu apakah dipertahankan atau turun.

Saat Yesus disalib disebelah kanan ada Paulus, orang berdosa yang bertobat juga disalib, ia berkata,”Yesus jangan lupakan aku”, Yesus berkata, “Hari ini juga kamu bersama dengan Ku”. Inilah bukti betapa besar kasih Allah (hal ini jangan membuat kita menjadi iri atau berpikiran negatif). Perkembangan yang salah, Allah lebih mencintai orang yang berdosa (kita tidak harus sakit dulu baru ketemu dokter tapi saat sehat pun ketemu dokter). Kehangatan/kerinduan bertemu Allah, sindiran bagi yang merasa tidak berdosa kehangatan/kerinduan kurang.

Hubungan manusia dengan Allah :
1.     Secara Hukum/Aturan (:masuk surga syaratnya ini…), Formal. Kena Hukum Karma (:Hindu, Buddha)
2.  Secara Pribadi/Keakraban, Allah itu pribadi membutuhkan kehangatan/kerinduan Kasih (:Kristen, Jawa)

“Yang merindukanKu akan masuk Surga”
Mengenal Yesus sebagai pribadi dan mengenal Yesus sebagai aturan/jalan.
Jangan yang terdahulu menjadi yang terkemudian dan yang terkemudian menjadi yang terdahulu, mengingatkan kepada kita yang dekat/hangat dengan Allah menjadi lupa apa yang harus dilakukan.

Menghargai ‘sesuatu’ sesuai dengan tingkat kesulitan atau karena ini kita menjadi gagal?! Bagaimana agar menghargai obyektif, murni?

            (Perumpamaan : emas dan oksigen)
Menghargai sesuatu sesuai tingkat kesulitan, ini umumnya manusia (:kesalahan mental/rohani).
Diberi gratis, maka meremehkan dan akhirnya menemui kegagalan. Dengan bayaran, pengorbanan maka akan mempertahankan dan menganggap ini benar bermanfaat.
Sangat dipengaruhi kawruhnya untuk bisa menghargai secara objektif. Sharing Guru : Guru menerima Lisensi/Paten setelah 18 tahun dan Guru menggap kurang bisa menghargai yang selamanya dirindukan.

…Dengan fasilitas Lisensi…mau menerima…dengan tanda lahiriah..
Banyak diantara kita yang belum bisa menghargai kehebatan Lisensi, meminta tanpa proses. Allah kaya bahkan Maha kaya minta dikasi ini wajar, logis.

“Tan daya tan upaya”, Jawa memberi start mulai dari sini.

Mbah Guru kepasrahannya tinggi,…jalan diatas air, gantung di daun…
Yang menutupi secara objektif adalah pikiran, “…mana mungkin…”.

“Tiada yang mustahil bagi iman, iman sekecil biji sesawi dapat mengangkat gunung”.

…..kepasrahan…, inti pengertian Lisensi dan kita harus berada disini. Fanatik perlu dalam hal yang positif, karena mengerti (:makna bendera dan Jawa) dan disiplin/pelaksanaannya.
Langkah memantapi : awal perlu kepercayaan – praktek. Mulai dari dimana kita mengerti dan saya praktekkan.

Penerimaan murid ada dua metode :
1.      Menerima dengan seleksi / kemampuan, duniawi : nama terkenal, sukses, bangga.
2.      Menerima dengan apa adanya / kasih, duniawi : nama merosot
Kerajaan Allah menerima murid yang paling bodo, yang paling dikasihani, memberi kesempatan bangun lagi.

Cinta yang baik tanpa syarat, cinta mengalahkan segalanya, maka jangan kalah sama dosa.
Suasana yang membosankan, menjemukan bukan ditinggalkan tapi diperbaiki.


Rahayu,
Berkah Dalem Gusti.


Malam Selasa Kliwon, 17 Juli 2000



Mengapa manusia kekeringan walau sudah sering berdoa/sumeleh terhadap Gusti? Bagaimana mempunyai pikiran/sikap positif yang stabil? Kadang pikiran/sikap positif datangnya terlambat.

            Saat sesuatu yang tidak di inginkan (teguran, amarah, celaan) atau hal yang negatif terjadi pada diriku secara tidak terduga dan itu mengganggu atau membuatku tidak nyaman akibat perilaku orang lain, reaksi spontan yang terjadi adalah marah atau emosi.

Mengapa marah atau emosi ini terjadi, secara sederhana ini merupakan tanda bahwa kita tidak memahami orang lain, karena peranan ego yang tinggi dalam diri, orang bertindak tentu ada alasannya. Cobalah untuk menjadi orang lain.

Kita tidak siap menerima itu, kurang persiapan.
Dari sisi lain marah atau emosi terjadi karena kita bereaksi/bersikap negatif, tidak sabar, merasa lebih mengerti, menganggap orang lain sampah, tidak ada gunanya. Mari kita tinjau sifat umum manusia, tidak ada manusia yang mau diremehkan, ingin dirinya dihargai, manusia tidak mau dianggap dirinya bodoh,jelek, dll.

Faktor yang menyebabkan adanya reaksi/sikap positif adalah kawruh atau pengertian. Belajar melihat tujuh langkah ke samping, depan, belakang, dst. Melihat segala kejadian secara lebih luas. Untuk mengurangi ego dengan cara rilonarimo, rela/iklas dalam memberi tanpa adanya tuntutan, menerima apa pun yang terjadi pada diriku dengan senang hati/ menerima apa adanya dengan syukur.
Umumnya manusia ada ditengah-tengah, belum menguasai nafsu-nafsu, menjadi liar. Ada empat nafsu, yaitu nafsu kekuatan, nafsu semangat, nafsu kecerdikan, dan nafsu kesucin. Dalam Injil disebutkan, “Belum bisa menyangkal diri”.

Langkah-langkah untuk bersikap atau bereaksi positif :
1.      Membutuhkan ketenangan, kuat
2.      Ketenangan akan ada bila memiliki ketentraman bathin
3.      Ketentraman bathin terwujud apabila dapat mengendalikan hawa nafsu
4.      Terkendalinya hawa nafsu dalam diri saat adanya sikap rilonarimo
5.      Sikap rilonarimo hanya akan terjadi jika kita tansa eling (selalu ingat) lan waspada, Eling Kersaning Allah, ingat pada Kehendak Allah.
Apa yang Allah Kehendaki? Dalam bahasa Kristiani ehendak Allah adalah Damai dan Sejahtera.
Terlambatnya bersikap atau bereaksi positif itu menandakan bahwa kita belum Eling. Bagaimana agar tetap eling? Caranya tetap eling (dihubungkan dengan sikap yang harus dijalani seorang murid untuk cepat maju atau menjadi murid tauladan) yaitu :
A.    Cepat Koreksi Diri, secepat mungkin agar kesalahan tidak tambah parah.
B.   Cepat Tidak Mengulang Kesalahan Lagi, jika kesalahannya telah menjadi kebiasaan sulit untuk di perbaiki.
C.     Cepat Mengampuni atau meredakan amarah, umumnya manusia berat mengampuni.
D.    Cepat Bersyukur kepada Allah atas berkat yang diberikan, dan berterimakasih kepada sesama dalam keadaan apapun.
E.     Cepat Berjanji untuk menjadi Murah Hati, Janji Pengorbanan..
Inilah yang sepantasnya dilakukan oleh pribadi manusia hidup di dunia ini.

Pengertian sudah berpola pikir positif tapi marah atau emosi masih ada, kenapa?
            Ini terjadi karena pengertian hanya berhenti pada sebagai pengertian, belum ada pelaksanaan atau menjadi keberadaan. Banyak kita atau manusia mencampur-adukakan antara pengertian dan keberadaan. Keberadaan terserah kita, tergantung kita karena laku urusan masing-masing, Ganthawa fokusnya hanya pengertian.

Pengertian tanpa laku hanya awang-awang atau mimpi, laku tanpa dibarengi dengan pengertian itu ngawur atau sesat. Biar tidak menemui kekecewaan pengertian harus menjadi keberadaanku, kawruh bisanya nyata kanti laku, atau ngelmu iku kelakone kanti laku, antara pengertian dan keberadaan mesti satu, jangan terpisah. Pribadi seperti ini sulit berbuat jahat karena sudah menjadi kebiasaan berada dalam pengertian.

Bagaimana pancer menguasai empat saudara?
            Sedulur papat jika diperas menjadi pikiran, komandannya pikiran. Pancernya roh atau suara hati, konsultannya Sri Krsna, Yesus.
Umumnya manusia mengikuti kuda, sementara hal itu menyenangkan dan memusuhi roh. Belajar mistik tujuannya, keberhasilan memenangkan roh dari pikiran, isi dari pikiran adalah informasi dan pengalaman.

Bagaimana memenangkan roh :
1.      Mengandalkan diri, banyak macamnya.
2.    Diawali dengan pembebasan keterikatan (sementara) roh dari fisik, berhasil kembalikan kesemula atau Ngerogo Sukmo, baru bisa menguasai empat kuda, raga tunduk pada roh. Daging lemah dan justru roh terikat pada daging, menjadi lemah.
3.      Pikiran ibarat kaset, merekam sedulur papat, pikiran-pikiran manusia lain, dunia, lingkungan dengan kebiasaannya. Dengan isi rekaman itu kita bersikap, berkebeeradaan, bereaksi. Tujuan ingin kembali ke Verdus (tidak ada yang bisa mematikan), return to eden.
Bagaimana menghapus rekaman untuk diisi yang baru? 
anggur yang baru tempatnya pun baru”, mempersiapkan diri menjadi manusia yang baru.
Penghapusan seperti proses metamorfosa : untuk menjadi kupu-kupu ulat melewati proses menjadi kepompong. Ulat (:apa adanya saat ini), kepompong (:pengosongan, memisahkan diri dari lingkungan), kupu-kupu (:keberhasilan pancer menguasai empat kuda)
Kaset di ‘program sendiri’ yang baru. Segalanya bagaimana aku! Aku yang berperanan utama. “Kamu terang atau garam dunia”.
Gantharwa mengajak meloncat menjadi ‘programer’, orang percaya pada Tuhan dan memprogram diri. Bagaimana aku mensikapi sesuatu itu.
4.      gentur tapa bratane” dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan menepati janji pada diri sendiri dengan semangat lebih.
Keberhasilan menempati janji akan membuat kita ‘dipercaya’, dengan dpercaya maka akan menjadi “berkuasa atau berwibawa”.
Jaminan makin tinggi kepercayaan sesuai penempatan janji.
Maka dengan ini,
…..Roh memerintahkan…….Hai raga kuatlah…….Raga menjadi kuat…..

Mengapa manusia ‘kering’ walau sudah sering berdoa atau sumeleh?
            aja rumangsa bisa ning bisa ngrumangsani”,  dilihat dari sisi negatifnya. Mari kita tinjau dari sisi positifnya, Yesus dari kecil melakukan penginjilan dan penyembuhan di Bait Allah, sat-saat kritis menjelang kematian di kayu salib merindukan kehariran Allah dan Allah cuek (:kekeringan). Antara hidup dan mati Yesus kekeringan, berteriak-teriak : “eli, eli lama sabaktani”, ya Allah, ya Allah mengapa kau tinggalkan aku, menggerutu, jadi selama ini apa artinya?!

Mengapa?
            Tanpa sadar kita di adu domba,  ditabrakkan dua hal yang berbeda. Dengan doa atau sumeleh tentu tidak kering, kita salah pengertian atau pengertian tidak utuh. Disini ada dua makna, bisa kering ternyata basah atau kering yang sebenarnya. Sebenarnya kekeringan dalam sumeleh itu tidak mungkin.

Figur Yesus, Yesus tidak kering! Karena Yesus tidak pernah menggerutu, dalam hal ini Yesus memerankan diri sebagai umat manusia. Secara sederhana, pada zamanya orang benar dipermandikan, maka Yesus dipermandikan, ini tanda Yesus mengikuti tradisi manusia agar diterima oleh manusia sebagai pribadi yang benar, sebenarnya Yesus tidak perlu dipermandikan.

Pada situasi ‘main drama kekeringan’ ini Yesus mengingatkan, bahwa manusia akan mengalami hal seperti ini, saat kritis antara hidup dan mati manusia akan berteriak-teriak seakan-akan Allah meninggalkan atau tidak memperhatikan. Inilah Penginjilan Yesus, digenapi, bahwa Allah Bapa tidak cuek buktinya Yesus dibangkitkan tiga hari setelah kematiannya di kayu salib.

Hal yang harus di ingat :
            Jangan menerima Ajaran Yesus hanya dalam kata-kata, tapi diperlukan sikap, perbuatan, dan mentauladani.

Jangan kawatir Tuhan akan selalu beserta kita dalam kebenaran, tetaplah dalam pengharapan.
Dalam hal membutuhkan jawaban atas pertanyaan, sering kali terjadi bahwa pribadi manusia membuat pertanyaan benar tapi jawabannya ingin seperti jawabannya sendiri atau sudah punya jawaban sendiri.

Dimana atau bagaimana batas antara Kebebasan dan Kekuasaan?
(Guru sharing, dimana Guru paling sulit menjawab kondisi ini)
            “Apa gunanya Kekuasaan kalau hanya untuk menghargai Kebebasan? Apa artinya Kebebasan jika mengakui Kekuasaan?” (dua hal yang bertentangan)
Sejarah : Dunia diciptakan untuk kebahagian manusia, terjadi serah terima. Terjadinya perang, dunia menjadi rusak, pandangan masyarakat umum, Tuhan cuek, diam saja, terus bagaimana? Apakah manusia juga harus diam?!

Ini adalah urusan manusia sendiri, kekuasaan telah diberikan kepada manusia, apakah dunia mau dirusak atau dipelihara!

Allah memberikan kebebasan pada manusia dan Allah selalu siap menolong pada yang minta, secara total dunia diserahkan kepada manusia.

Peranan kita yang telah diberi kuasa, kebebasan pada ‘kemauan’ manusia tidak bisa diganggu-gugat, kuasa pada action atau tindakan, maksimal yang pantas dimana kita menggunakan kuasa.
Bumerang pada yang menyalahgunakannya, “ngunduh wohing penggawe”.
Penggunaan kuasa maksimal, dalam mempertahankan atau melindungi atau perlindungan (:fisik, kecerdikan, mengelak), termasuk yang minta perlindungan itu dilakukan pemagaran.

Bagaimana jika melakukan action atau ngebuki?
            Hanya boleh dalam batas memberi pelajaran, biar kapok/sadar/bertobat, ‘boleh membuat sakit tapi jangan sampai merusak’.
Kapan membuat ketegasan!

            Secara fisik : Jika itu ambang antara Hidup dan Mati.
            Secara roh : Jika itu ambang antara Kebenaran dan Kesesatan
Sebenarnya antara Kekuasaan dan Kebebasan tidak bertentangan, Kekuasan itu untuk membebaskan, karena kebebasan yang dimiliki manusia liar dengan kekuasaan menjadi kebebasan dalam kebenaran, dengan kuasalah kita membebaskan. Allah Mahakuasa justru membebaskan manusia.
“Bebaskan manusia dari belenggu roh jahat dan niat jahat manusia”.

Sekian wejangan dari Kyai Ganjel.

Rahayu,
Berkah Dalem Gusti.

Meditasi bersama Sang Master, bagian pertama, 11 Juni 2008



[Disampaikan oleh Guruji Anand Krishna]

Bule Shah, Sang Raja Pelupa memilki Guru bernama Hazrat Inayat Khan (bukan Hazrat Inayat Khan yang pernah Bapak singgung di buku, ia juga adalah seorang guru besar spiritual- pen). Bule Shah seorang yang pelupa, sekarang diberi pelajaran lupa; besoknya diberi pelajaran lupa lagi dan begitu terus, pada akhirnya ia diusir. Karena jauh dari Guru muncul kerinduan didalam diri Sang Raja dan kerinduannya itu dituangkan dalam sebuah lagu. Banyak lagu yang tercipta salah satunya adalah,

Tum he mere pooja
Tum he Govinda
Tum he mere Param Brahma
Tum he Bhagavanta

(lagu yang diputar pada awal pertemuan, ini hanya reff-nya saja lanjutannya saya tidak tahu-pen)

Jatta Sutra.

Merupakan salah satu sutra yang dianggap sebagai sari pati dari seluruh ajaran Buddha. Jatta berarti knot atau simpul, simpul-simpul yang tidak teratur. Sutra berarti tali, tali yang mempersatukan. Jatta Sutra berarti kisah tentang simpul.

Ananda adalah seorang murid Buddha yang tidak pernah meditasi, ia hanya sibuk melayani Buddha. Ananda murid yang bersyarat, pernah suatu waktu Ananda mengajukan syarat kepada Buddha, pertama, kalau saya membawa orang lain kamu jangan menolak; kedua, tidak boleh distop melayani Buddha. Ananda akan ikut kemanapun Buddha pergi-meditasi, pengajaran, makan- pendek kata dimanapun ada Buddha disana ada Ananda.

Saat Buddha meninggal para murid mengumpulkan ajaran-ajaran Buddha, dan memori dari Ananda yang paling bagus, karena selama 250-an tahun setelah Buddha meninggal, tujuh puluh persen dari ajaran Buddha adalah merupakan ingatan dari Ananda.
Ananda bercerita dan orang-orang berkumpul.

“Pada suatu saat Buddha berada dibiara, ada dewa yang terang benderang mendekati Buddha…”.
Dewa dalam dalam bahasa sanskerta adalah div, asal kata dari divya yang berarti makhluk yang mengeluarkan cahaya. Setiap orang yang bercahaya-bercahaya karena pengetahuan, harta- disebut dewa.

“…dewa datang memberi salam kepada Buddha terus berdiri dipinggir dan dewa berkata, ‘Ada ikatan, simpul didalam, ada ikatan diluar’…”.
Simpul atau ikatan didalam adalah pikiran-pikiran dan emosi-emosi kita. Setiap pikiran, setiap emosi menyebabkan simpul. Setiap pikiran tidak selalu selaras dengan pikiran lain dan setiap emosi tidak selalu selaras dengan emosi lain. Jika selaras tidak akan terjadi simpul. Simpul juga ada karena friksi. Kenyataan bahwa setiap menit kita dapat memikirkan tujuh hal yang berbeda artinya setiap menit kita menciptakan tiga setengah simpul. Maka pikiran harus diawasi.
Simpul diluar adalah konflik. Apa yang kita ambil dari luar yang tidak selaras dengan pikiran dan emosi kita maka terjadilah simpul, dan bisa juga terdapat banyak simpul-simpul. Orang yang bisa memberikan mukti kepada kamu, yang bisa membebaskan dirimu maka dia adalah orang yang bebas. Curhatlah dengan dia yang tidak ada konflik didalam dirinya.

“…’manusia-manusia semuanya terikat dalam simpul, semua menjadi simpul, oleh karenaitu saya bertanya kepada kamu Gautam, tolong jelaskan siapa yang bisa membuka simpul-simpul ini, yang bisa membereskan simpul-simpul ini?’…”
Gautama adalah nama keluarga bagi Buddha berarti dewa ini akrab dengan Buddha atau ia sudah kenal lama. Dan pertanyaannya dimulai dengan ‘siapa’ bukan dengan ‘bagaimana’, berarti ia sudah berusaha melepaskan simpul, sudah mencoba melepaskan simpul tetapi yang terjdi justru menambah simpul baru lagi, justru tambah kusut.

“…Buddha menjawab, ‘Kamu dapat melepaskan simpul-simpul itu setelah benar-benar sudah mempraktekkan Sila’…”
Sila adalah pedoman prilaku. Pedoman perilaku yang mulia. Pedoman prilaku berdasarkan dharma. Dalam bahasa Jawa susilo, sila yang baik. Nama Presiden kita kita Susilo Bambang Yudoyono, memiliki makna kesiapsediaan yang berdasarkan susilo, menjadi Presiden itu bila perlu perang, ya, perang sekalian; perang berdasar dharma. Siap sedia menghadapi tantangan hidup dengan susila, betapa indah.

“…Selalu cintai jangan menyakiti…”
Dharma adalah demi orang banyak untuk itu saya harus mengamputasi tangan saya yang diserang kangker, butuh operasi untuk kesembuhan. Krishna saat dimedan perang kuruksetra melakukan operasi besar-besaran, operasi dengan dharma base. Susila adalah pedoman perilaku dengan dharma base. Kenapa harus bersusila? Karena itulah satu-satunya cara purifikasi (pembersihan, penyucian-pen) dari segala macam perbuatan. Kondisi sekarang (indonesia-pen), jika orang-orang pada diam berarti ia berkonspirasi dengan kekerasan yang sedang terjadi. Ketika orang bisa membersihkan perilakunya dengan susila maka Sang Buddha menyebutnya sebagai orang yang bijaksana.

            “…Ketika orang bijak membersihkan dirinya dengan sila ia akan memperoleh kesadaran yang lebih tinggi, lebih tinggi lagi dan juga memperoleh insight, perasaan yang lebih dalam, lebih dalam lagi…”
Purification of meditation, difurifikasi lagi menjadi purification of wisdom. Rasa dalam Bahasa Indonesia adalah perasaan yang mendalam atau bhava.

Ringkasan,
  1. Pembersihan action atau fisik dengan Susila
  2. Pembersihan pikiran dan emosi dengan Meditasi
  3. Pembersihan wisdom – kebijaksanaan, pencerahan dengan ‘penuh gairah’ atau antusias.
Kecendrungan orang yang bijaksana menjadi pendiam. Diam, kebijaksanaan yang ‘diam’ akan menjadi kotor, menjadi basi dan mengotori seluruh tubuh.untuk purifikasi wisdom atau meditasi kita harus antusias, menerjemahkan kebijaksanaan dalam tindakan. Kelebihan, kekuatan kelompok meditasi kita khususnya di Bali adalah antusias. Jika antusias di Bali hilang maka di Indonesia hilang.
Saya tidak menginginkan kejadian seperti di Monas kemarin, kekerasan datang pada kita dan kita diam, kita harus melawan bukan dengan kekerasan tetapi dengan kasih, seperti ular murid dari Ramakrishna Paramhansa, dipukuli bukan diam setidaknya kamu mendesis, bersuara. Non-violence yang aktif bukan pasif.
Menbersihkan meditasi kita dengan antusias. Antusias terhadap segala tantangan – pekerjaan, lingkungan, masyarakat, Negara, dst.

“…good censor genlement(?)…”
Jangan segan-segan mencari second opinion, tapi carilah yang lebih tinggi dari kita, memastikan yang kita mintai lebih bijak dari kita. Krishna berkata kepada Arjuna, “Carilah orang bijak untuk menuntunmu”, Arjuna menjawab, “Engkaulah yang paling bijak”. Buddha walaupun bijak tetap memberikan pilihan.

“…bebas dari birahi, kebencian dan ketidaktahuan, ketiga hal ini tidak natural dalam diri kita…”
Saat kita anak-anak ketiga hal ini tidak ada, makin lama makin dipertebal didalam diri kita. Avidya bukan tanpa pengetahuan tapi ketidaktahuan.

“…pengaruh yang tidak baik dari luar seperti jamur pada pohon atau kangker yang dapat merusak tubuh kita seluruhnya…”
Jamur pada pohon pertama-tama merusak kulit, hingga mengelupas seluruhnya dan seluruh pohon menjadi kering. Sesungguhnya di dunia ini tidak ada yang baru, apa yang saya sampaikan sekarang bukan hal yang baru, intinya sama. Kadang saya mengambil dari tradisi Hindu, kadang Buddha, kadang Islam. Semuanya untuk menghibur agar tetap bersama.

Siapa bilang orang yang cerah tidak perlu baca lagi? Dengan banyak baca ia akan dapat menyampaikan sesuatu lebih baik, menggunakan berbagai refrensi. Pengeluaran saya yang terbesar adalah pembelian buku bisa puluhan juta. Itu belum apa-apa, Osho sehari bisa menghabiskan tiga buku, kalau seminggu harus ada sepuluh buku, seperti makan saja ha..ha..  Buku yang ia tulis hampir 500 sampai dengan 600-an, itu bisa, saya dengan menulis sendiri dapat menghasilkan ratusan buku apalagi kalau seluruh ceramah saya dijadikan buku bisa mencapai 500-an juga.

Bonus, angka 25 adalah angka mistis. Saat kita makan dan baru setelah 25 menit otak merespon bahwa tubuh sudah makan, sebelum itu otak akan merespon bahwa tubuh belum makan. Ini juga tips untuk diet, makannya pelan-pelan hingga sampai 25 menit. Begitupun dalam Yoga, latihannya kurang bermanfaat jika kurang dari 25 menit, karena setelah 25 menit baru direspon oleh otak.

“…jangan terpengaruh orang lain…”  
Orang lain makan burger kita makan burger juga.

“…mind and matter tidak ada sisa dalam diri kita…”
Mind adalah sesuatu yang abstrak dan benda-benda, dua-duanya harus hilang tanpa bekas.

“…dalam sense segala pikiran-pikiran dan emosi-emosi yang tidak enak harus hilang…”
Hasil dari meditasi atau budhi harus dikeluarkan, harus diterjemahkankalau tidak akan merusak diri. Seperti Wiswamitra mimiknya selalu marah karena kebanyakan diam di padepokan, lain dengan Vasistha ia melayani, mendampingi Dasaratha. Kegiatan-kegiatan kita – NIM, Pesta Rakyat, Pendidikan dll- jangan pernah menganggap bahwa kegiatan itu untuk melayani orang lain tapi untuk melayani diri sendiri, tujuannya agar tidak ada sisa dari ego kita. Menjadi personal sadhana.
Tradisi Sai dulu, mudah-mudahan sekarang masih, tiap minggu punya waktu dua-setengah jam untuk melayani – orang tua, masyarakat dsb.

Tanya-jawab.
Ambisius kaitannya dengan antusias.
Awalnya ambisius masuk center – mau sehat, tenang, atau mau ketemu Tuhan. Ambisius tidak boleh lama-lama. Tidak ada ambisius tidak ada antusias. Ambisius diarahkan menjadi kepedulian terhadap sesama. Antusiasme untuk melakukan pekerjaan, yang hasilnya untuk perkembangan jiwa, dan menjadi personal sadhana. Jika masih terpengaruh oleh hal-hal diluar berarti belum antusias, atau baru belajar antusias. Harus ada kegiatan-kegiatan baru, karena sifat pikiran cepat jenuh. Every day is new. Terus pelajari, antusias tidak ada titik jenuh, kalau jenuh belajar lagi.


Rahayu,
Bekah Dalem Gusti.

Selasa, 24 Desember 2019

112 Teknik Meditasi - TEKNIK KEEMPATBELAS

Hasil gambar untuk vertebral column

14. TEMPATKAN SELURUH PERHATIANMU PADA SARAF, SEHALUS BENANG DARI BUNGA TERATAI, DI PUSAT TULANG BELAKANGMU. DALAM KEADAAN INI BERUBAHLAH (BER-TRANSFORMASI-LAH).


            Untuk Sutra ini, untuk teknik meditasi ini, orang harus menutup mata dan membayangkan tulang belakangnya. Ada baiknya untuk mencari dalam beberapa buku fisiologi tentang struktur tubuh, atau pergi ke beberapa perguruan tinggi medis atau rumah sakit dan melihat struktur tubuh. Kemudian tutup matamu dan bayangkan tulang punggungmu. Biarkan tulang punggungmu lurus, tegak. Bayangkan itu, lihat itu, dan tepat di tengah-tengahnya, bayangkan sebuah syaraf, sehalus benang teratai, melalui pusat tulang belakangmu. DALAM KEADAAN INI BERUBAHLAH (BERTRANSFORMASILAH).

            Jika engkau bisa, berkonsentrasilah pada tulang belakang, dan kemudian pada sebuah benang di tengahnya - pada sebuah syaraf yang sangat halus seperti benang teratai yang melaluinya. Berkonsentrasilah padanya, dan konsentrasi ini akan melemparmu ke pusatmu. Mengapa?

            Tulang belakang adalah dasar dari struktur seluruh tubuhmu. Semuanya bergabung padanya. Sungguh, otakmu hanyalah salah satu kutub dari tulang belakangmu. Ahli fisiologi (ilmu tubuh) mengatakan ia tidak lain adalah suatu pengembangan dari tulang belakang; otakmu sesungguhnya adalah satu perkembangan dari tulang belakangmu.

            Tulang belakangmu terhubung dengan seluruh tubuhmu - semuanya terhubung dengannya. Itulah sebabnya ia disebut tulang belakang, tulang punggung, dasarnya. Di tulang belakang ini sebenarnya ada benda seperti benang, tetapi fisiologi tidak akan mengatakan apa-apa tentangnya karena ia bukan materi. Di tulang belakang ini, tepat di tengahnya, ada kabel perak - saraf yang sangat halus. Ia bukan benar-benar syaraf dalam arti fisiologis. Engkau tidak dapat beroperasi dan menemukannya; ia tidak akan ditemukan di sana.

            Namun dalam meditasi mendalam ia terlihat. Ia disana; ia bukan-materi. Ia adalah energi, bukan materi. Dan sesungguhnya, kabel energi di tulang belakangmu adalah hidupmu. Melaluinya engkau berhubungan dengan dunia tak terlihat, dan melaluinya engkau juga terkait dengan dunia terlihat. Ia adalah jembatan antara yang tak terlihat dan yang terlihat. Melalui benang itu engkau berhubungan dengan tubuh, dan melalui benang itu juga engkau terkait dengan jiwamu.

            Pertama, bayangkanlah tulang belakang. Awalnya engkau akan merasa sangat aneh, engkau akan dapat membayangkannya, tetapi sebagai satu imajinasi. Dan jika engkau terus berusaha, maka ia tidak akan hanya menjadi imajinasimu. Engkau akan mampu melihat tulang belakangmu.

            Orang dapat melihat struktur tubuhnya sendiri dari dalam. Kita belum pernah mencobanya karena ini sangat, sangat menakutkan, menjijikkan; karena ketika engkau melihat tulangmu, darah, pembuluh darah, engkau menjadi takut. Jadi benar, kita telah sepenuhnya menghambat pikiran kita melihat yang di dalam. Kita melihat tubuh dari luar, seperti orang lain yang melihat tubuh kita. Hal ini sama seperti jika engkau pergi ke luar ruangan ini dan melihatnya - maka engkau tahu dinding luarnya. Masuk dan lihatlah rumah - maka engkau dapat melihat dinding dalamnya. Engkau melihat tubuhmu dari luar seolah-olah engkau adalah orang lain yang melihat tubuhmu. Engkau belum pernah melihat tubuhmu dari dalam. Kita bisa melakukan itu, tapi karena takut, ini telah menjadi hal yang aneh.

            Dalam tantra kuno dan sekolah yoga mereka menggunakan banyak tulang. Bahkan kini seorang praktisi tantra akan selalu ditemukan dengan beberapa tulang, dengan tengkorak manusia. Sesungguhnya, itu adalah untuk membantu konsentrasi dari dalam. Pertama ia berkonsentrasi pada tengkorak, lalu ia menutup matanya dan mencoba untukmembayangkan tengkoraknya sendiri. Dia terus mencoba untuk melihat tengkorak luar di dalam dirinya, dan perlahan-lahan dia mulai merasakan tengkoraknya sendiri. Kesadarannya mulai terfokus. Tengkorak di luar itu, konsentrasi tentangnya dan visualisasi, hanyalah membantu. Begitu engkau terfokus di dalam, engkau dapat berpindah dari jari kaki sampai kepalamu. Engkau dapat bergerak di dalam - dan itu adalah alam semesta yang besar. Tubuh kecilmu adalah alam semesta yang besar.

            Sutra ini menggunakan tulang belakang karena dalam tulang belakang ada benang kehidupan. Inilah mengapa begitu ditekankan supaya tulang punggung lurus, karena jika tulang punggung tidak lurus engkau tidak akan mampu melihat benang batin. Ia sangat tipis, sangat halus - ia sangat kecil. Ia adalah aliran energi. Jadi jika tulang belakang lurus, benar-benar lurus, hanya dengan ini engkau dapat melihat benang itu sekilas.

            DENGAN INI BERUBAHLAH. Setelah engkau dapat merasa, berkonsentrasi dan menyadari benang ini, engkau akan diisi dengan cahaya baru. Cahaya ini akan datang dari tulang belakangmu. Ia akan tersebar di seluruh tubuhmu; bahkan mungkin melampaui tubuhmu. Ketika ia melampaui, aura akan terlihat.

            Ketika benang tulang belakang ini disadari, auramu menjadi tercerahkan. Tulang belakangmu mulai memancarkan cahaya. Di dalam, engkau menjadi tercerahkan - seluruh tubuhmu menjadi tubuh cahaya – yang kemudian menembus bagian luarnya.

            Ketika benang tulang belakang disentuh, dilihat, disadari, aura mulai tumbuh di sekitarmu. ... DALAM KEADAAN INI BERUBAHLAH (TRANSFORMED). Isilah dirimu dengan cahaya itu dan berubahlah. Ini juga sebuah pemusatan – pemusatan di tulang belakang. Jika engkau berorientasi tubuh, teknik ini akan membantumu. Jika engkau tidak berorientasi tubuh, ini sangat sulit, akan sangat sulit untuk membayangkan dari dalam. Maka untuk melihat tubuhmu dari dalam akan sulit.

            Sutra ini akan lebih bermanfaat bagi perempuan daripada laki-laki. Mereka lebih berorientasi pada tubuh. Mereka tinggal lebih di dalam tubuh; mereka lebih merasa. Mereka dapat lebih membayangkan tubuh. Wanita lebih berorientasi tubuh dibandingkan laki-laki, tetapi bagi siapa saja yang bisa merasakan tubuh, yang merasakan tubuh, yang dapat membayangkan, yang bisa menutup matanya dan merasakan tubuhnya dari dalam, teknik ini akan sangat membantu baginya.

            Kadang-kadang ini juga dapat terjadi tanpa usaha apapun. Ini terjadi kadang-kadang. Sekali lagi, dalam tindakan seks yang mendalam ini kadang-kadang terjadi. Tantra tahu: di seks yang mendalam, seluruh energimu menjadi terkonsentrasi dekat tulang belakang. Sesungguhnya, dalam seks yang mendalam tulang belakang mulai melepaskan listrik. Dan terkadang, bahkan, jika engkau menyentuh tulang belakang, engkau akan mendapatkan kejutan. Jika hubungan seksual sangat mendalam dan sangat mencintai dan panjang - sesungguhnya, jika sepasang kekasih hanya dalam pelukan mendalam, diam, tidak-bergerak, hanya dipenuhi dengan satu sama lain, hanya tersisa dalam pelukan mendalam - hal ini terjadi. Hal ini telah terjadi berulang-kali bahwa ruangan yang gelap akan tiba-tiba menjadi penuh dengan cahaya, dan kedua tubuh akan dikelilingi dengan aura biru.

            Jadi kadang-kadang, dalam seks yang mendalam juga - dan tantra tahu ini dengan baik dan telah bekerja dengannya - engkau mungkin menjadi sadar, jika engkau dapat melihat ke dalam ke benang yang lewat di tengah tulang belakang. Dan tantra telah menggunakan hubungan seks untuk realisasi ini, tapi kemudian hubungan seks harus benar-benar berbeda, kualitasnya harus berbeda. Ini bukan sesuatu yang harus diselesaikan; bukan sesuatu yang harus dilakukan untuk melepaskan; bukan sesuatu yang harus diselesaikan terburu-buru; bukan hanya tindakan tubuh. Tapi itu menjadi penyatuan spiritual yang mendalam. Sebenarnya, melalui dua badan ini adalah pertemuan mendalam dua rasa mendalam (innerness), dua subjektivitas, menembus satu sama lain.

            Jadi aku akan menyarankan kepadamu untuk mencoba teknik ini ketika dalam hubungan seks yang mendalam – ini akan lebih mudah. Lupakan saja tentang seks. Ketika dalam pelukan mendalam, tinggallah di dalamnya. Lupakanlah pasanganmu juga, masuklah ke dalam dan bayangkan tulang belakangmu. Ini akan lebih mudah, karena lebih banyak energi yang mengalir dekat tulang belakang, dan benang akan lebih terlihat karena engkau diam, karena tubuhmu sedang beristirahat.

            Dalam kehangatan cinta, isilah dirimu, bersantailah, tutuplah matamu, dan rasakan tubuhmu. Bersantailah. Berkonsentrasilah pada tulang belakang. Dan sutra ini mengatakannya dengan sangat sederhana, DENGAN INI BERUBAHLAH. Dan engkau akan berubah melaluinya. 


Rahayu,
Berkah Dalem Gusti.

Gambar terkait