Minggu, 29 Desember 2019

Temu Hati


Hasil gambar untuk anand krishna

Disampaikan oleh Guruji Anand Krishna, 29 Juli 2006.

Bicara yang benar dan perilakumu juga harus menunjukan dharma, tindakan yang tepat.  Anggap Ibumu sebagai Dewa. Penelitia Sains menyebutkan bahwa di bagian depan otak wanita ada bagian yang lebih cepat berkembang dibanding pada pria, itu yang menyebabkan wanita dapat lebih tahan terhadap penderitaan.

Acharya, para guru, tetua ialah mereka yang memberikan pelajaran lewat tindakan.
Anjuran: Belajarlah dari sejarah atau pengalaman-pengalaman sejarah. Belajar Budaya asal kita sendiri.

Shiva Tatwa, kalau mau diringkas isinya semua mengenai Pikiran.
Otak tidak hanya ada dikepala, lambung juga punya otak, jantung punya otak, otak ada dimana-mana.
Penemuan Sains menyatakan, dalam diri manusia terdapat neuron binatang dan dalam diri hewan terdapat neuron manusia. Pernyataan ini ribuan tahun yang lalu telah dinyatakan dalam Shiva Tatwa, dalam diri manusia terdapat sifat hewani – makan, minum, tidur, seks – dan dalam diri hewan terdapat potensi untuk menjadi manusia.

Sifat kebinatangan tidak dapat dilepaskan maka jadilah Govinda, Ia yang menguasai sifat kebinatangan, atau kita dapat menghaluskannya.
Di Surga tidak ada alam yang berlapis-lapis…Yang Ada hanya Diri-Mu…Sat-Cit-Ananda…Keheningan yang luar biasa.

Bagaimana menghaluskan kebinatangan? Menghaluskannya dengan:
1)      Memberi. Belajarlah memberi, jadilah pemberi dengan penuh keiklasan
2)      Belajar. Sampai kapan pun kita tetap belajar.
3)      Kekuatan Penyampaian atau Kekuatan Kata-kata. Di dengar dan dijalankan.
4)      Argumentasi. Memberikan pendapat atau pandangan dimana dibutuhkan. Indonesia milik kita bersama.
5)      Kebersamaan. Persaudaraan, satu hati. Menerima orang lain seperti menerima saudara sendiri.
6)      Mengatasi tiga duka,
  1. Duka Mental : amarah, iri,…
  2. Duka Brain/otak : epilepsi, tidak seimbang antara otak kiri dan otak kanan, terlambat haid, tidak seimbang hormon.
  3. Duka karena luka-luka ringan. Ada penyakit-penyakit sederhana harus bisa ditangani sendiri.
Dimana ketika Krishna, Shiva, Rama menjadi sekte-sekte, itu merupakan kemunduran bagi kita.
Ringkasan dari 8’th Habit adalah follow your heart, Ikuti kata hatimu. Belajarlah menemukan kata hatimu dan menyampaikannya dengan baik.

Dalam satu negara tidak boleh ada “dualitas hukum”, jika ada Bali harus bicara membela bangsa. Satu Bangsa, Satu Bahasa, Satu Hukum Keadilan Sosial. Sat ini kita butuh Jiwa Vivekananda, Bangkit dan Bersemangat untuk bicara.

Saat tubuh mati pikiran tidak ikut mati.
Penelitian Ilmiah membuktikan bahwa ada “sesuatu” yang keluar dari tubuh pada saat kematian seberat 30-an gram. Dalam Upanisad dinyatakan bahwa “jiwa” hanya sebesar ujung jari, kira-kira seberat 30-an gram. Dalam 30-an gram itulah tersimpan memori dari lahir sampai mati, bahkan memori seluruh kehidupan manusia. Jiwa atau pikiran inilah yang menentukan atau mengendalikan kelahiran dan kematian.

Proses mati sama dengan proses hidup atau lahir.
Kasta adalah Pilihan Hidup, sangat ilmiah.
Setiap sel adalah cakra.

Menumbuh-kembangkan Kebanggaan terhadap Budaya Asal. Fungsi dari setiap ritual adalah untuk melunakkan hati kita. Tidak menambah ritual ala Arab, India atau apapun; ritual yang ada sudah cukup, tinggal dicari Nilai Spiritualnya. Gunakan bahasa populer untuk mengupas Sutasoma, Bagavad Gita, dan literatur lain yang belum terkupas.

Rahayu,
Berkah Dalem Gusti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar