Selasa, 10 Desember 2019

Pemandu Spiritual

Hasil gambar untuk sai baba Gambar terkait Gambar terkait         Hasil gambar untuk osho      
Seorang Master, Sadguru atau Pemandu Spiritual lahir dengan setidaknya tujuh sifat inheren berikut :

1. Mempelajari Diri
2. Mengubah Diri
3. Menjaga Kesadaran Diri
4. Memelihara Keselarasan
5. Menerima Perbedaan
6. Melayani Sesama
7. Saling Mengasihi

Tujuh sifat yang sudah terprogram di dalam dirinya, dan ketujuh sifat itulah yang menjadi tujuan pendidikan. jadi, sesungguhnya ia tidak membutuhkan pendidikan formal.

Seorang Pemandu Spiritual justru mesti melupakan apa pun yang yang pernah dipelajarinya dari orang lain, dari lembaga-lembaga formal maupun informal  "diluar diri".
Ada kala ia mesti menghabiskan seumur hidup, satu masa kehidupan penuh, untuk melupakan apa pun yang  pernah di perolehnya dari luar. Kadang mereka menjadi buta huruf, kadang fakir miskin.

Mereka harus menjalani proses cleansing, pembersihan diri. Ilmu-ilmu luaran yang membebaniotak harus dilepaskan, tinggal "hikmah"-nya yang tersisa.

Sejak usia dini, ia lebih suka mempelajari diri daripada mempelajari orang lain ataupun hal-hal di luar diri. Ia senantiasa berusaha mengubah diri dan menjadi lebih sadar, lebih selaras dengan alam.

Setidaknya selama 10 tahun pertama, umumnya seseorang yang lahir untuk berperan sebagai pemandu spiritual terkesan introver. Tidak banyak berteman, tidak banyak bergaul. Tidak menyukai tempat-tempat ramai. Kadang ia menjadi kutu buku, kadang suka menggambar atau bermusik-tergantung pada misi dalam hidup.

Baru setelah usia 10 tahun, perlahan-lahan ia membuka diri terhadap lingkungannya, terhadap orang-orang di sekitarnya, terhadap dunia. Dengan bekal diri yang sudah hampir sepenuhnya selaras dengan alam, ia mulai melihat Kebenaran dari berbagai sudut. Ia pun menerima perbedaan yang dilihatnya. Karena, di balik perbedaan itu ia melihat Kebenaran yang satu dan sama adanya. Proses itu berjalan sepanjang hidupnya.

Kadang, saat proses tersebut masih berjalan, ia memutuskan untuk menarik diri dari dunia dan keduniawian. Ia menyepi sepanjang usia untuk menggali diri lebih dalam lagi. Ia terpesona dengan kedalaman yang dicapainya, dengan kedalman yang berlapis-lapis, tidak bertepi, dan tidak berdasar. Ia melewati seluruh sisa hidupnya untuk menyelami misteri kehidupan. Ia menjadi seorang mistik.  Ia boleh terlupakan oleh dunia; boleh jadi tidak ada yang mengenalnya, tetapi hal itu tidak memengaruhi dirinya. Ia tetap bahagia, tetap ceria. Ialah yang biasa disebut Master-Pribadi atau Vyakti-Nath. Ia tidak mengurusi orang lain. Ia mengurusi dirinya saja.

Adalah jenis master yang lain, yaitu para Loka-Nath yang ingin berbagi kesadaran, dan sudi menjadi sais kereta kehidupan kita yang masih tolol, buta arah, dan sering tersesat dalam perjalanan.

Para Loka-Nath adalah Master-Kolektif. Mereka sudi mengorbankan ketenangan dan kedamaian mereka demi kita yang hidup di tengah kebisinga dan keramaian dunia. Mereka sudi mengorbankan kebahagiaan dan keceriaan mereka untuk bersuka dan berduka bersama kita. Mereka "turun gunung" untuk mengasihi dan melayani kita. Sungguh luar biasa, sungguh hebat pengorbanan mereka!

Seorang Master, entah  Vyaktinath atau Lokanath, keduanya memiliki tujuh sifat di depan. Mereka lahir dengan sifat-sifat itu, kendati seorang Vyaktinath tidak selalu mengungkap semua. Ia hanya mengungkapkan lima sifat pertama. Dua siffat yang lain tidak diungkapkannya, walau tetap menjadi warna dasar kepribadiannya. Sebab itu, jika tinggal di tengah hutan, jauh dari keramaian dunia, ia akan menjadi pecinta alam, pencinta hewan-hewan disekitarnya. ia akan menjaga kelestarian hutan.

Pengalaman  seorang Master adalah pengalaman pribadi. Kendati demikian, selama 10 tahun pertama hidupnya ia menjadi kutu buku. Hal itu semata untuk menyegarkan ingatannya, bukan untuk mempelajari sesuatu yang baru. Ia tidak perlu belajar sesuatu yangbaru.

Intinya: Seorang Master, Pemandu, atau Penuntun membantu kita menggali diri kita sendiri.


Rahayu.
Berkah Dalem Gusti


(Dari Buku "Soul Awareness, Menyingkap Rahasia Roh dan Reinkarnasi", karya Anand Krishna, hal: 189-196)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar