Selasa, 22 Januari 2019

Nirvāṇa Ṣaṭakam


Adi Śaṅkara


Nirvāṇa Ṣaṭakam, juga dikenal sebagai Ātma Ṣaṭakam, terdiri dari enam kumpulan sloka (oleh karena itu diberi nama Ṣaṭ-ka berarti enam sloka ) ditulis oleh filsuf Hindu Adi Śaṅkara yang merangkum ajaran-ajaran dasar Advaita Vedanta, atau ajaran-ajaran Hindu tentang non-dualisme. Itu ditulis sekitar tahun 788-820.

Konon ketika Adi Śaṅkara masih bocah berusia sekitar delapan tahun dan berkeliaran di dekat Sungai Narmada di pegunungan Himalaya, berusaha menemukan gurunya, ia bertemu dengan Swami Govinda Bhagavatpada yang bertanya kepadanya, "Siapa kamu?". Bocah itu menjawab dengan sloka-sloka ini, yang dikenal sebagai "Nirvāṇa Ṣaṭakam" atau “Ātma Ṣaṭakam ". Swami Govindapada menerima Ādi Śaṅkara sebagai muridnya.

sloka-sloka  tersebut dapat membantu dalam kontemplasi atau praktik perenungan mendalam yang mengarah pada Self-Realization, Kesadaran Diri. Dalam lima ayat tersebut Shankara berusaha menjelaskan keberadaan Nirvāṇa, keadaan Ātma yang sejati.

"Nirvāṇa" secara sederhana dapat berarti keseimbangan batin, kedamaian, ketenangan, kebebasan dan kegembiraan. "Ātma" adalah Diri Sejati.

Nirvana Shatakam – (Song of the Soul) – Meditation music – Deva Premal Lyrics and translation - YouTube



Nirvāṇa Ṣaṭakam


manobuddhyahaṅkāra cittāni nāhaṃ
na ca śrotrajihve na ca ghrāṇanetre
na ca vyoma bhūmir na tejo na vāyuḥ
cidānandarūpaḥ śivo'ham śivo'ham

(I am not mind, nor intellect, nor ego, nor the reflections of inner self (citta). I am not the five senses. I am beyond that. I am not the seven elements or the five sheaths. I am indeed, That eternal knowing and bliss, the auspicious (Śivam), love and pure consciousness.)

(Bukan pikiran, bukan pula intelek, bukan ego, bukan pula yang menyebabkan ego, bukan panca indera, bukan langit, dan bukan bumi, bukan cahaya dan bukan angin. Aku adalah kesadaran murni, kebahagiaan yang kekal abadi, itulah Aku!)


na ca prāṇasaṅjño na vai pañcavāyuḥ
na vā saptadhātur na vā pañcakośaḥ
na vākpāṇipāndam na copasthapāyu
cidānandarūpaḥ śivo'ham śivo'ham

(Neither can I be termed as energy (prāṇa), nor five types of breath (vāyus), nor the seven material essences, nor the five sheaths(pañca-kośa). Neither am I the organ of Speech, nor the organs for Holding ( Hand ), Movement ( Feet ) or Excretion. I am indeed, That eternal knowing and bliss, the auspicious (Śivam), love and pure consciousness.)

(Apa yang disebut prana-energi bukanlah aku, bukan elemen-elemen alam, buka pula lapisan-lapisan kesadaran dalam diri manusia, bukan badan kasat ini. Aku adalah kesadaran murni, kebahagiaan yang kekal abadi, itulah Aku!)


na me dveşarāgau na me lobhamohau
mado naiva me naiva mātsaryabhāvaḥ
na dharmo na cārtho na kāmo na mokşaḥ
cidānandarūpaḥ śivo'ham śivo'ham

(I have no hatred or dislike, nor affiliation or liking, nor greed, nor delusion, nor pride or haughtiness, nor feelings of envy or jealousy. I have no duty (dharma), nor any money, nor any desire (kāma), nor even liberation (mokṣa). I am indeed, That eternal knowing and bliss, the auspicious (Śivam), love and pure consciousness.)

(Tidak ada yang kusukai dan tidak ada yang tidak kusukai, tidak serakah, tidak pula bimbang, tidak angkuh, tidak iri, tidak ada keinginan apa pun di dalam diriku, sekalipun untuk kebebasan itu sendiri. Karena Aku adalah kesadaran murni, kebahagiaan yang kekal abadi, itulah Aku!)


na puṇyaṃ na pāpaṃ na saukhyaṃ na duhkhaṃ
na mantro na tīrthaṃ na vedā na yajña
ahaṃ bhojanaṃ naiva bhojyaṃ na bhoktā
cidānandarūpaḥ śivo'ham śivo'ham

(I have neither merit (virtue), nor demerit (vice). I do not commit sins or good deeds, nor have happiness or sorrow, pain or pleasure. I do not need mantras, holy places, scriptures (Vedas), rituals or sacrifices (yajñas). I am none of the triad of the observer or one who experiences, the process of observing or experiencing, or any object being observed or experienced. I am indeed, That eternal knowing and bliss, the auspicious (Śivam), love and pure consciousness.)

(Amal saleh dan dosa dua-duanya telah ku lampaui, suka dan duka tidak lagi mempengaruhi aku, ritual dan perjalanan suci, kenikmatan dan nikmat itu sendiri, semuanya sudah ku lampaui. Aku adalah kesadaran murni, kebahagiaan yang kekal abadi, itulah Aku!)


na mṛtyur na śaṅkā na me jātibhedaḥ
pitā naiva me naiva mātā na janmaḥ
na bandhur na mitraṃ gururnaiva śişyaḥ
cidānandarūpaḥ śivo'ham śivo'ham

(I do not have fear of death, as I do not have death. I have no separation from my true self, no doubt about my existence, nor have I discrimination on the basis of birth. I have no father or mother, nor did I have a birth. I am not the relative, nor the friend, nor the guru, nor the disciple. I am indeed, That eternal knowing and bliss, the auspicious (Śivam), love and pure consciousness.)

(Tidak ada lagi rasa takut akan kematian, tidak kukenali lagi perbedaan antara kelompok, ayah, ibu, sahabat, saudara, guru, murid, tak sesuatu pun ku miliki. Kelahiran dan kematian tidak kukenali lagi. Aku adalah kesadaran murni, kebahagiaan yang kekal abadi, itulah Aku!)


ahaṃ nirvikalpo nirākāra rūpo
vibhutvā ca sarvatra sarvendriyāṇaṃ
na cāsaṅgataṃ naiva muktir na meyaḥ
cidānandarūpaḥ śivo'ham śivo'ham

(I am all pervasive. I am without any attributes, and without any form. I have neither attachment to the world, nor to liberation (mukti). I have no wishes for anything because I am everything, everywhere, every time, always in equilibrium. I am indeed, That eternal knowing and bliss, the auspicious (Śivam), love and pure consciousness.)

(Pikiran telah ku lampaui, tak berwujud namun berada dimana-mana, tidak terikat, tidak mengenal kebebasan, dan tidak bisa di ukur. Aku adalah kesadaran murni, kebahagiaan yang kekal abadi, itulah Aku!)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar