![JAVANOLOGY](https://i.pinimg.com/564x/43/6d/5b/436d5b8d24ae3375966fd686ba3767b0.jpg)
Para Punakawan
Berhasil atau tidak kita harus tetap gembira.
Gantharwa bukan hanya sebagai peramal saja, bukan hanya sebagai penonton,
justru sebagai perencana atau sebagai dalang. Sejauh mana kita dipercaya Tuhan
untuk sungguh-sungguh?.
Kliwonan adalah kesempatan, dalam penghayatan terdapat
hambatan maka di ungkapkan agar pengertian kita satu, serasi. Merupakan
kesempatan bertemu kadang sinarwawedi, gunakanlah untuk ‘take and give’, saling
melengkapi, saling membutuhkan, tukar pengertian -‘sharing’.
Rendah Hati.
Rendah Hati (RH) adalah merek atau nama.
Ciri-ciri atau isi dari RH adalah bisa menghargai
diluar dirinya, tidak tutup mata atau mengerti utuh, tanpa RH akibatnya dapat
meremehkan. Menyadari bahwa kita manusia memiliki talenta masing-masing, ada
positif dan negatifnya. Bisa menghargai terjadi bila kita dapat melihat talenta
orang lain, jika tidak dapat berkembang menjadi sombong.
Dalam pribahasa Jawa, ‘kebo
ngusu godel’, artinya kerbau minta minum pada anak kerbau. Betapa susahnya
kita mendengarkan tentang kekayaan jika yang memberi orang melarat. Atau betapa
susahnya orang tua mendengarkan orang muda.
Bisa RH bila mau mendengarkan. Mendengar dan
memperhatikan, dan tahan nggak mendengarkan, kalau tidak akan menganggap orang
lain salah atau sampah.
Dalam Injil disebutkan, “Orang yang dikatakan jahat itu pun
masih ada baiknya.” Jika seorang anak minta ikan akan dikasi ikan. Yesus
diprotes Rasul, “… itu kan bukan murid-Mu tapi dia mengusir roh atas diriMu,
apa sebaiknya kita usir?!”, Yesus mengatakan, “Jangan.” Yesus mengajak untuk
mengerti bahwa ia juga punya kebenaran; Rasul menganggap jahat semuanya.
RH itu Apa AdaNya, Kedemikian ini!.
Kita menganggap orang lain negatif, ini negatif thingking,
tidak RH.
RH ialah yang tidak banyak menuntut. Sikap menuntut
yaitu kalian harus memilih saya, dst.
Pandangan Jawa tentang RH adalah Rilo Narimo.
Contoh, memberi hadiah kaos, tapi kaos pemberian dipakai
keset; maka si pemberi merasa diremehkan ini adalah tidak RH, ada tuntutan ,
tidak rela. Salah-salah adanya penyiksaan, bisa dua-duanya tersiksa; lebih jauh
dampaknya bisa kelaparan. Memberi tapi ngatur. Tidak narimo, kita
gerutu, masih kurang? Grenengan, ngedumel. Dengan Tuhan saja kita sering gerutu
apalagi dengan sesama.
Jika RH diperas, orang yang RH adalah orang yang senang,
selalu gembira, bahagia. Dihadapan Tuhan, hidupnya selalu
penuh syukur,(:Jawa) selalu untung. Maka akan Fresh, Segar.
Kalau mau RH jangan Sedih. Seperti ayam senyum, domba
senyum, he..he...
Falsafah Jawa, ‘Mandireng Pribadi’.
Punya prinsip sendiri, negatif jadi orang cuek. Orang yang tak terguncangkan,
dipuji tak senang dihina tak sakit.
Umumnya, harga diri seseorang ditentukan oleh orang lain. Bahasa ‘paranormal’, harga
diri seseorang adalah sejauh dia menghargai diri sendiri bukan ditentukan
orang lain. Maka sering paranormal apa adanya, aneh, nyentrik, nyleneh. Ada
pula yang sengaja ini tidak RH.
Terima Kasih.
Orang bisa menerima kasihnya orang karena positif thingking.
Ada hajatan, di desa dikasi beras, tapi bagi kita –yang ada di kota- itu
menghina, tapi bagi dia itu beras yang paling baik.
Jangan hanya cukup di dengarkan tapi dilaksanakan, jangan
harus berhasil seratus persen, satu persen pun itu keberhasilan.
Kekayaan
Yang Sejati.
Pendapat para Kadang tentang apa itu kekayaan yang sejati,
Ø
Kaya di lihat dari segi manusia yaitu pangkat, kedudukan, harta;
dari segi Allah adalah buah-buah roh.
Ø
Abadi, memiliki Roh Kudus.
Ø
Tetap dalam Kemanunggalan.
Ø
Yang membuat kita Tidak Terikat.
Ø
Yesus ketemu iblis di tawarkan kekayaan duniawi, untuk apa kamu memiliki
itu semua tapi kehilangan dirimu. Menemukan Jati Diri dan memiliki.
Secara umum sederhana tidak punya keinginan ialah
orang kaya, makin banyak keinginan makin melarat. Membutuhkan kekayaan karena
kita punya pikiran, yang membutuhkan kekayaan(:duniawi) adalah pikiran. Orang
yang tidak melarat adalah orang mati, pingsan,dan tidur; tetapi kekayaan
sementara.
Kaya.
Kaya menurut Jawa, punya Sikap Rilo Narimo(:arti
pasif).
Injil menyebutkan, “Carilah harta yang tidak bisa
diambil orang, tidak dimakan ngengat, dan tidak dapat berkarat”.
Dimana?
(cara mendapat) “Carilah Kerajaan Allah dan Kebenaran
maka segala sesuatu diberikan sebagai tambahan.”
Arti Sifat, orang kaya adalah orang yang gentur
tapa bratane, orang yang menepati janji dengan semangat lebih. Yang
kaya ia yang banyak janjinya. Allah Kaya karena Allah banyak Janji-Nya. Yang
masih minta belum kaya. Kaisar kaya tapi minta pajak(:rakus), maka belum kaya.
Dan Janji-janji itu berkwalitas.
Janji apa?
Perumpamaan : Ketemu Kaisar dikasi mobil belum puas
tapi diberi kuasa menjadi puas, kuasa untuk apa saja. Kekayaan sejati bukan
karena kenal terus dikasi hadiah tapi nyatu dengan kaisar atau Gusti. Gusti
adalah sebagai Teman, sebagai Ayah, sebagai Ibu, dan Gusti adalah Segala-galanya.
Saudara Yesus adalah ia yang melakukan kebenaran.
Orang kejebak hanya melihat sekarang ini, ngapain
begini-begini…membuat melarat.
Orang sekolah dari TK, SD, SLTP, SLTA hingga Maha Siswa untuk
apa? Sasarannya adalah Kemanunggalan, itulah kaya sejati.
Sehari-hari banyak janji dan menepati dengan semangat lebih.
Jangan terperosok pada harta duniawi tapi mengutamakan harta illahi. Gantharwa
bukan menolak duniawi tapi secukupnya. Kaya Kawruh Kaya Laku, bukunya tebal
tongkatnya kuat.
Sejati : Asli, Mula, Allah Sendiri.
Sesuatu yang asli dari sumber. Keaslian semua menuju Allah.
Kaya sebenarnya itu Pas, Cukup. Bukan
berlebih itu tidak kaya, orang menerjemahkan kaya itu berlebih. Kaya itu tidak
kurang tidak lebih. Lebih menjadi melarat lagi.
Pas yang dimaksud Allah itu apa?
Dalam bahasa, Dimensi, ‘klop, cocok’, Kehendak,
’yang dimaksudkan ada’, Indah, ‘serasi’, Jawa, ‘kesatuan
ukuran’.
Mau naik tangga ada nggak tangganya biar sampai diatas.
Ditutup
dengan doa, ” Ya Bapa, berkati kami agar kami punya kemauan untuk
memperbaiki dan kekuatan untuk disiplin pelaksanaannya”. Amin.
(Wejangan
Kyai Ganjel pada Kliwonan 21 Oktober 1999, di Padepokan Gantharwa, Cibolerang
Indah Blok H1 Caringin, Bandung, Jawa Barat)
(http://gantharwa.org/)
(http://gantharwa.org/)