![Gunungan](https://i.pinimg.com/564x/41/70/1c/41701cfff81a7f6d1dc6fc993d68cf47.jpg)
Hubungan
Sastrojendro sedarah?
Pada zaman Adam dan Hawa, diceritakan mempunyai anak Kain dan Habel,
sesungguhnya siapa Ibu dari Kain dan Habel? Secara Genetika perkawinan satu
sel, keturunan ke delapan akan hancur. Injil perjanjian Lama itu dibuat kapan?
Situasi manusia keturunan yang ke berapa, manusia sudah banyak. Perjanjian Lama
isinya ada berupa sejarah, cerita atau legenda, betapa sulitnya membedakan
kenyataan dan legenda.
Adam dan Hawa - ciptaan yang paling berkwalitas, bisa perorangan, bisa
kelompok. Adam dan Hawa tidak ada tapi personifikasi. Karena yang berbicara
orang ahli atau berkuasa maka dituruti dan dipercaya masyarakat. Semua itu
jangan terlalu dipersoalkan. Lapar didepan ada nasi, ya, dimakan; dari mana
asal nasi jangan dipersoalkan. Yang lebih penting, kawin antara keluarga itu
berkembang membuat orang makin memisahkan diri sendiri, egoisme.
Bertentangan dengan kemanunggalan terhadap sesama.
Kenyataannya walau Agama melarang kawin antara keluarga tetap saja masih ada ras-ras, pembedaan-pembedaan. Harapan Allah semua manusia bersatu tidak ada pembedaan.
Kawin tidak-demokrasi, karena siapa yang mengurus anak, yang bertanggung jawab.
Secara prinsip Gantharwa tidak menerima, karena dampaknya orang
menjadi egois. Secara jujur kita punya pasangan, demokrasi, hati nuraninya
rela nggak? Kejadiannya memang sejarah atau diceritakan karena ada bukti?
Jangan mencari pembenaran yang tidak jelas.
Lesbi,
homo gimana?
Salah satu teman berpendapat setuju, alasannya karena hidup itu tidak
membedakan, ada kebebasan.
Bapak menanggapi, ‘tidak membedakan’ dalam hal apa? Harus jelas,
permasalahannya tidak sesederhana itu. Contoh, orang makan ikan tapi tidak
sekalian makan piringnya. Kebebasan, pendapat umum identik dengan semau gue-melempar
orang bebas dst. Kebebasan yang sehat
adalah merealisasi Kebenaran tanpa ada hambatan. Bebas untuk berbuat baik.
Sikap ‘semau gue’ berkembang menjadi dosa, dampaknya menderita, sengsara dan
akhirnya mati. Boleh makan apa saja kecuali buah terlarang.
Tuhan tidak membedakan, semua orang di undang masuk surga. Kerumunan domba satu gembala. Manusia besikap pada Tuhan berbeda-beda karena manusia bebas. Salah-salah menuduh Tuhan yang membedakan. Kerajaan Surga menabur tidak memilih subur atau tidak subur. Orang berpendapat, saya diciptakan menjadi semak berduri, jalan dan sebagainya. Dalam keluarga, orang tua menyarankan anaknya makan yang baik, perlakuan beda bila anak sedang sakit.
KB,
Keluarga Berencana?
Tidak setuju, menghambat perkembangan manusia. KB adalah alasan manusia
yang khawatir, menderita karena ‘over acting’- pemborosan yang tidak perlu,
padahal sekitarnya banyak orang kelaparan. Karena kelaparan hanyut pada
pikiran-pikiran negatif. Manusia modern adalah manusia-manusia yang
keterikatan.
Dari sisi Kerja atau Karya. Apakah KB mendukung Karya? Pertama,
membuat percaya pada Dia. Kedua, segala sesuatu mendukung Sastro
Jendro. Diluar itu salah, walau dirasakan enak. Racun terasa madu, merasa
lebih bahagia tapi semua palsu. Hidup jangan hanya mengandalkan perasaan
- bisa tertipu, tapi juga mengandalkan kesadaran. Kalau hanya kesadaran bisa bahaya, jadi ‘dingin’,
harus seimbang.
Dari sisi Cinta. Apakah KB sudah Cinta? Seimbang egoisme dan Sosialis, keseimbangan antara kebutuhan ku dan kepentingan masyarakat.
Dari sisi Sastro Jendro. Apakah KB sudah ya, ya, ya?
Allah meng-iya-kankan ngak, diwakili sosial.
Dalam
Agama Islam, istri boleh lebih dari satu maksimal empat,
bagaimana?
Istri lebih dari satu syaratnya, pertama, persetujuan istri
pertama, secara jujur siapa istri yang mau diduakan? Kedua, dapat bersikap
adil, yang adil adalah Tuhan. Istri lebih dari satu adalah sesuatu yang
dibolehkan tapi tidak memungkinkan.
Kesalahan orang, tidak berlogika atau bernalar urut. Misalnya orang yang lupa
dimaafkan, padahal lupa sendiri sudah salah, jika itu dimaafkan berarti
menyuburkan kesalahan. Kelalaian bukan untuk di dukung atau ditolelir tapi
harus dirombak total. Terlanjur bukan untuk dimaafkan, apalagi kata masyarakat
bahwa kelalaian adalah takdir, adalah salah Tuhan sendiri, pendapat seperti ini
dampaknya berbahaya.
Kesalahannya tidak tahu, lalu ini dijadikan basic,
diteruskan dengan nalar lurus dan dibenarkan? Kesalahannya diperbaiki, basicnya kesalahan. Yesus mengadakan perubahan
total, seorang revolusioner. Menyembuhkan langsung, lumpuh jadi bisa jalan,
buta jadi melihat; bukan
bertahap.
Ganti
kelamin?
Gantharwa diawali bicara dengan pokok-pokok dan akhirnya bicara total. Prinsip
ada toleransinya, dapat dirubah atau diralat asal dampaknya lebih
dari prinsipnya. Misal, tidak beristri, secara prinsip salah. Toleransi,
tidak beristri untuk mencintai lebih banyak manusia, boleh. Dilihat
dari motivasi, sistem, dampak dan ‘plus’ kekuatan.
Secara manusia
bingung, buntu, tanggung resiko sendiri. Gunakan pelajaran tiga–puluh-lima hari
dan kliwonan ditambah Lisensi untuk solving problem. Tugas kita, pegang
buku dan tongkat, membuat orang itu mengerti dan memiliki kuasa.
Lebih luas, kita sebagai penonton - menonton sekilas dan mengadili atau belajar
untuk bisa bersikap jelas. Dari potongan-potongan cerita, yang bermasalah
melakukan pembenaran diri. Untuk mutasi atau ganti kelamin, tidak gampang harus
dilihat dari banyak sisi.
Masalah
hukum dan hukuman, tebusan dari hukuman. Benar nggak Tuhan tidak menghukum?
Hukum sama dengan ketentuan, kepastian atau takdir. Takdir ialah Siapa yang Benar bersama Allah di Surga; diuraikan menjadi
Kasih.
Bagaimana menjadi Benar dan bersatu dengan Allah? ‘Mencintai Allah dengan melaksanakan perintah-perintahNya’. Yesus
mengatakan, ‘Aku datang bukan untuk mengadili tapi menyelamatkan’. Secara
duniawi hukuman negatif, ada berat dan ringan.
Perumpamaan,
Kereta Api jurusan Bandung-Jakarta akan berangkat, petugas berkata,
‘Cepat-cepatlah masuk kereta karena kereta akan berangkat ke Jakarta ’ dan kereta
berangkat. Kiamat berarti kereta telah berangkat. Tuhan tidak menghukum tapi
menawarkan dan manusia berkehendak bebas. Bahayanya pemahaman Takdir
jadi selip bahwa hidup manusia tidak ada artinya. Tuhan Maha Pengampun, jangan
selip bahwa dosa-dosa manusia di ampuni total, tidak, diampuni sebanding dengan pertobatannya.
Tebusan atau menebus dosa. Dikatakan bahwa ‘Dosa manusia ditebus dengan mati
dan sengsaranya Yesus’. Pelunasan ada dua faktor, keterkaitan dua pribadi
antara manusia dan Allah. Agar tejadi pelunasan maka, pertama, perlu
Pertobatan. Kalau jalannya salah, kembali; salah jalan dan terperosok
apa bisa kembali? Siapa yang hutang harus bayar, sebelum Yesus yang ada
hanya ini.
Terperosok jatuh adalah resikonya sendiri, maka pihak manusia perlu
pertobatan. Informasi itu disampaikan Nabi, bagaimana menebus dosa. Kedua,
zaman Yesus. Yesus dikatakan penebus, menghadirkan Allah pengampun. Jatuh
kejurang dengan naik ke jurang lebih cepat mana? Jika manusia hanya
mengandalkan pertobatan siapa yang bisa kembali, maka ada pengampunan Tuhan.
Baru penebusan terlaksana.
Melihat bahwa Tuhan Pengampun salah-salah kita menjadi orang cuek. Miliki
Semangat Hindu dan Fasilitas Kristen. Disini kumpul bermacam suku mari kita
petik yang positif. Kita mendapat pengampunan sebanding kita mengampuni sesama,
biar tidak egois. Bertobat - menghentikan kesalahan, bagaimana bertobat jika
kesalahannya tidak tahu, dengan kawruh kita tahu dimana letak kesalahan dan
cara menyelesaikannya. Mari perluas pancaran terang kita.
Penebusan Yesus bukan mati di kayu salibnya, tapi Yesus yang menebarkan
Kebenaran, tentang mana yang salah dan mana yang benar, tentang dimana
kesalahan dan cara menyelesaikannya. Hukuman adalah balas dendam, motivasinya
kebencian. Cinta itu memeluk sambil nendang, nendang dengan basicnya adalah kasih.
(Wejangan Kyai Ganjel pada
Kliwonan 16 Sep 1999, Padepokan
Gantharwa, Cibolerang Indah Blok H1 Caringin, Bandung, Jawa Barat)
(http://gantharwa.org/)
(Gambar: https://id.pinterest.com/pin/840202874206376126/)
(http://gantharwa.org/)
(Gambar: https://id.pinterest.com/pin/840202874206376126/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar