![](https://i.pinimg.com/564x/f6/b3/4b/f6b34bb346fcafcc20474a82f5ac0062.jpg)
Pertemuan
anggota sangha dan anggota AKC (Anand Krishna Center)—non sangha.
Guruji
bertanya pada teman-teman anggota AKC yang hadir tentang tujuan datang ke
Ashram dan apakah terpenuhi?
“Kita
harus menghormati kebutuhan mereka (Anggota
AKC)”. Kepada anggota sangha Guruji bertanya, “Apa visi kita?”.
VISI
: One Earth, One Sky, One Humankind.
Satu Bumi, Satu Langit, Satu Manusia atau Kemanusiaan.
Adalah
visi besar. Bagaimana mewujudkan kedamaian dunia bila negara kita tidak damai?
4 tahun kemuadian visi diturunkan menjadi Indonesia
Jaya. Lama-lama dalam visi Indonesia Jaya, misi akan berubah total atau
mengalami pergeseran, maka harus cepat-cepat kembali ke visi awal.
Untuk mencapai visi diperlukan:
Ke-1.
Menyehatkan Manusianya. Holistic Care. Contoh ketenangan,
nyaman. Setelah sehat kita promosikan…
Ke-2.
Hidup Berkesadaran. Meditatif way of life. Berdasarkan
Nilai-nilai Luhur (basic) antara lain: Peace, Love and Harmony. Orang-orang
yang sadar berkumpul untuk…
Ke-3.
Menciptakan Masyarakat yang Tercerahkan,
to create enlightened society. Enlightened society adalah perkumpulan
orang-orang yang tahu persis kelemahan serta kekuatannya dan dapat mengatasi
kelemahan dan kekurangannya.
Berviveka setiap saat, peringatan setiap
saat terhadap diri. Guruji mengutip Baba, Sai Baba menjelaskan: “Melayani sesama sama dengan melayani Tuhan”.
Apa
bedanya kita dengan mereka (organisasi lain)? Organisasi lain melayani orang
lain, sedangkan kita melayani diri sendiri. Ditegaskan oleh Baba, “Melayani
Aku!”, melayani Guru, itulah devotee,
Panembah.
Saat
berkarya melayani orang lain atau mengerjakan apapun, yang ada dalam otak kita
adalah Svami, Guru dan orang-orang atau sesuatu itu kebetulan mejadi sarana.
Menyinggung
the torchbearers-grop musik, Guruji
menasehati, “Menyanyilah dengan persembahan, dengan hati, dengan jiwa bukan perfomance atau pertunjukan”.
Berbagi
meditasi. Bekerja untuk menuju perfection
atau kesempurnaan.
Seorang
meditator tidak boleh bicara, “Saya blank, kosong”, atau melamun dan tidak
boleh menganggur. Take care of your body,
jika tidak kita tidak bisa ngapa-ngapain.
Di
seluruh dunia, tidak ada seorang Guru mendirikan Ashram untuk para muridnya. Guru
merasa ‘kecewa’, kebanyakan murid-muridnya sibuk dalam banyak kegiatan-kegiatan
dan melupakan bhakti, melupakan Guru sendiri, juga kelalaian mengurus Ashram.
Dan
teman-teman lama ada yang bicara, “…ini kan komersialisasi…”, Guru sangat
kecewa, sampai menyuruh pengembalian apa-apa yang telah di bayarnya. Guru pun
berkata, “Jika tidak ada siapapun yang tersisa, tidak apa, saya jual tempat ini
dan saya akan pergi!”. “Go to Hell!, saya tidak butuh kalian, kalian ke surga
pun toh saya tidak ikut!”
(Seolah ada ledakan yang dahsyat
menghantam dada kami, satu-persatu kami pun meneteskan air mata. Seolah-olah
Guru menyampaikan salam perpisahan kepada kami semua. Sambil meneteskan air
mata, hatiku menjerit, “Jangan Guru, aku belum berkarya apapu Engkau telah
pergi, aku masih membutuhkanMu”.- penulis)
Kesadaran
saat mati merupakan saldo bagi kehidupan selanutnya.
Sharing Ma Archana tentang
bhakti dari buku karya Siwananda.
-
Seuntai tali cinta yang mengikat bhakta
pada kaki Sang Guru.
-
Devotion – kesetiaan yang terus-menerus. Keterikatan
dengan Guru yang utama.
-
Bhakti tidak bisa dibuat-buat, ia spontan,
alami.
-
Benar-benar suci.
-
Tidak mementingkan diri.
-
Cinta Ilahi.
-
Tidak ada alasan dalam cinta.
-
Tidak mengharapkan imbalan dari seorang
Guru atau keberadaan.
-
Tidak terungkap dengan kata-kata.
-
Perasaan yang tulus yang menyatukan bhakta
dan Guru.
-
(Wejangan Guruji Anand Krishna, pada Jumat
14 Maret 2008, di Anand Krishna Center Denpasar, Jl. Pura Mertasari 27 Sunset
Road, Abianbase Kuta, Pemecutan Klod, Kec. Denpasar)
(Sumber Gambar : https://id.pinterest.com/pin/315814992612052381/)
(Sumber Gambar : https://id.pinterest.com/pin/315814992612052381/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar