![Shiva Parvati](https://i.pinimg.com/564x/03/2d/7b/032d7bf85114d9c6b5b40b8db0b69e92.jpg)
Shiva-Shakti
T
: Adakah yang dapat menjelaskan senggama itu apa?
J
: Menyangkut rasa.
T
: Apa rasa seperti manis, asam, pahit?
J
: …..
T
: Bagaimanakah rasa senggama itu?
Suatu rasa yang tidak
terjelaskan. Tuhan tidak terjelaskan maka seks itu Tuhan. (Tertawa)
Dalam urutan anak
tangga, seks adalah anak tangga pertama dan spiritualitas anak tangga terakhir.
Dapatkah dipisahkan?
Mungkinkah sampai
pada lantai teratas tanpa melalui lantai dasar? Sekotor apapun lantai dasar,
bagaimanapun adanya ia tak dapat dipisahkan dengan lantai teratas.
Pada saat puncak
senggama napas berhenti sejenak,
berhenti secara alami. Sesaat itu kita melupakan segala-galanya, terjadi rileksasi total.
Orang dengan
melakukan seks dapat melupakan segalanya, kita dengan meditasi melupakan
segalanya nggak?
Meditasi meningkatkan
energi dan energi yang meningkat itulah Kundalini.
Cinta
dapat di Tumbuh-kembangkan :
Pertama,
PIKIRKAN TENTANG CINTA.
Dalam keadaan apapun
mengingat Cinta, mengingat Tuhan. Apapun yang kita lakukan yang terpikir adalah
Cinta.
Keadaan sekarang,
seluruh energi terfokuskan pada obyek Cinta bukan pada Cinta itu sendiri.
Cinta dalam bahasa
lain disebut bhavana,
perasaan yang sudah melekat pada jiwa. Bhavana dapat ditempuh dari vipassana,
masuk kedalam diri. Baru dari dalam kita melihat gerakan energi kita apakah ke
bawah atau ke atas.
Ini dapat disebut
Kundalini meningkat. “Dengan penuh
kesadaran menyadari bahwa selama ini kita telah menghamburkan energi dan
sekarang kita akan berusaha meningkatkan”.
Buddha memberikan
nasihat:
“Berikan 25% energimu
untuk Cinta”. Energi yang terpusatkan pada Cinta, Metta, Maitreya,
persahabatan.
Cerita:
Suara awal saat Big Bang mungkin “darrr”. Setelah suara
itu terdapatlah Raksasa atau Danawa, Dewa dan Manusia. Masing-masing
menerjemahkan “suara” itu sesuai dengan tingkat kesadaran yang yang dimiliki.
Raksasa menerjemahkan
sebagai “dhea”, passion atau Nafsu. Dewa
yang sedang bersenang-senang menerjemahkan sebagai “dham”, Mengendalikan Diri. Dan
manusia menerjemahkan sebagai “dham”, Berbagi Rasa.
Manusia sekarang
adalah 3 in 1, dalam diri manusia ada
raksasa, dewa dan manusia.
25% energi untuk
mengembangkan cinta, baru mengembangkan diri. Bagaimana mengukur energi? Buddha
memberi tips, 25% waktumu untuk cinta.
Afirmasi : “Aku penuh dengan cinta”.
Kedua,
MEWUJUDKAN PIKIRAN KITA.
Nasihat :
“Hati-hatilah
tentang apa yang kau pikirkan, karena pikiran dapat mewujud”.
Buddha sangat yakin 25%
energi untuk cinta cukup, ia akan membakar 75% hal lainnya. Seperti bangunan
bertingkat, jika lantai dasar terbakar maka semua bangunan akan terbakar.
Ketiga,
DIJAGA, DIPELIHARA.
Agar cinta tumbuh
terus. Tanpa ini tidak akan terjadi apa-apa.
Keempat,
MELAKONI CINTA DALAM HIDUP SEHARI-HARI.
Buddha memberi tips
25% waktu untuk cinta. Guruji memberi discount hanya 4 Jam sehari untuk cinta.
4 Jam untuk melakukan
hal-hal yang ada kaitannya dengan cinta. Pada awalnya dapat difokuskan dalam
satu ruangan, disitu kita membaca buku-buku tentang cinta, nonton film cinta
dll.
Keadaan sekarang,
kekerasan ada dimana-mana—di koran, televisi, masyarakat dsb. Tidak mau ngantri
adalah kekerasan, membanting pintu adalah kekerasan, nyalip mobil lain adalah
kekerasan, membuat orang lain menunggu juga adalah kekerasan.
Banyak hal disekitar
kita yang membutuhkan cinta—tanaman, bebatuan, hewan, manusia, segalanya
membutuhkan cinta.
Jadilah
Pekerja Cinta. Lapangan kerja sangat luas.
Cinta
menuntut agar mengelola Bali dengan baik, Bali tidak butuh
ruko, yang hanya membebani Bank, pemerintah. Jika tidak pergeseran atau
perubahan ke arah kehancuran akan terjadi. Terjadi perlahan, sedikit demi
sedikit, seperti kodok dalam panci air yang sedang dipanasi, mati perlahan.
Apa yang terjadi di
Bali, terjadi di Indonesia. Bali harus
menjadi Harmoni dan Menyebarkan Cinta.
Kelima, MENGEKSPRESIKAN, MENULARKAN CINTA DAN
MENGUKUHKAN CINTA DALAM MASYARAKAT.
Ini tugas kita semua.
Ciri-ciri
Pecinta atau ciri-ciri Cinta ada dalam diri :
1.
Gampang tidur.
2.
Gampang bangun.
3.
Tidak mimpi buruk atau mimpi yang
membuat gelisah.
4. Dicintai lebih banyak orang dari pada
yang memusuhi. Karma 20, yang mencintai
tidk lebih dari 20-an orang dan yang memusuhi tidak lebih dari 20-an orang.
5. Dicintai lebih banyak makhluk-makhluk
halus dari pada yang memusuhi. Roh gentayangan karena tidak mengenal cinta,
baru mengenal keterikatan.
6. Dilindungi malaikat atau dewa—roh-roh
yang sudah tinggi, yang tidak buru-buru bersatu dengan Tuhan.
7. Selalu selaras dengan elemen-elemen
alami. Buddha menyebutkan orang-orang seperti ini tidak dapat di
celakai oleh api, senjata tajam dan racun.
Bahasa sekarang, api—sangat panas dalam diri, sering sariawan. Senjata—orang yang sering kecelakaan, kena pisau. Racun—maakanan yang menciptakan racun.
Orang
tidak selaras atau tidak alami, banyak sendawa, terlalu banyak kentut, terlalu
kedinginan, terlalu kepanasan, sedikit-sedikit minum obat.
8.
Mudah memasuki alam meditasi.
9.
Cinta membuat wajah berseri-seri.
10. Ketika mati atau ajal tiba, pikiran
tidak kacau. Pikiran mempunyai potensi kacau saat kematian.
Janji Tuhan :
“Kau
berasal dari Tuhan akan kembali pada Tuhan”—purnaam adah purnaam idam.
Tips: Saat mati tagih Janji Tuhan
11. Menyempurnakan Lingkaran. Lahir dalam
keluarga yang mendukung, menunjang spiritual kita.
(Wejangan
Guruji Anand Krishna, pada Temu Hati 4 Maret 2007, pukul: 19.00-21.00 Wita, di
Anand Krishna Center Denpasar, Jl. Pura Mertasari 27 Sunset Road, Abianbase
Kuta, Pemecutan Klod, Kec. Denpasar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar