Jumat, 01 Mei 2020

Muhammad Prophet for Our Time - Karen Armstrong


Ebook Gratis: Ebook Muhammad Prophet for Our Time Karen Armstrong

Sejarah sebuah tradisi agama merupakan dialog berkelanjutan antara realitas transenden dan peristiwa terkini di ranah duniawi. Orang yang beriman menyelidik masa lalu yang disucikan, mencari-cari pelajaran yang dapat berbicara secara langsung kepada kondisi kehidupan mereka. Sebagian besar agama memiliki figur utama, seorang individu yang menjelmakan ideal-ideal iman tersebut dalam sosok manusia.

Dalam merenungkan kesunyian Buddha, kaum Buddhis melihat realitas tertinggi Nirwana yang ingin diraih oleh masing-masing mereka; dalam Yesus, orang Kristen mendedah kehadiran ilahi sebagai kekuatan kebaikan dan kasih sayang di dunia. Sosok-sosok paradigmatik ini menerangi kondisi yang sering kali suram dalam dunia penuh cacat tempat kita mencari penyelamatan ini. Mereka menunjukkan kepada kita apa yang dapat diraih oleh manusia.

Kaum Muslim telah senantiasa memahami ini. Kitab suci mereka, Al-Quran, memberi mereka sebuah misi: untuk menegakkan masyarakat yang adil dan layak, yang di dalamnya segenap anggotanya diperlakukan dengan hormat. Kesejahteraan politik komunitas Muslim dulu, dan juga kini, merupakan hal yang sangat penting. Layaknya setiap cita-cita agama, hal itu nyaris mustahil untuk dipenuhi, namun setelah setiap kegagalan, kaum Muslim mencoba untuk bangkit dan memulai kembali. Banyak ritual, filosofi, doktrin, teks suci, dan tempat suci Islam merupakan hasil dan kontemplasi atas peristiwa politik dalam masyarakat Islam yang sering kali menyakitkan dan kritis terhadap diri sendiri.

Kehidupan Nabi Muhammad (570-632 M) sama pentingnya dengan upaya perwujudan cita-cita Islam itu di zaman sekarang.

Perjalanan hidupnya menyingkapkan kerja Tuhan yang misterius di dunia, dan mengilustrasikan ketundukan sempurna (dalam bahasa Arab, kata untuk "tunduk" adalah islam) yang harus dilakukan setiap manusia kepada yang ilahi. Sejak masa hidup Nabi, kaum Muslim telah berupaya untuk memaknai kehidupan beliau dan menerapkannya kepada kehidupan mereka sendiri. Kurang lebih seratus tahun semenjak wafatnya Muhammad, ketika Islam terus menyebar ke wilayah-wilayah baru dan mendapatkan pemeluk baru, para sarjana Muslim mulai mengompilasi kumpulan besar ucapan (hadis) dan kebiasaan (Sunnah) Nabi, yang kelak akan menjadi landasan bagi hukum Islam. Sunnah mengajarkan kaum Muslim untuk meneladani cara Muhammad berbicara, makan, mencintai, bersuci, dan beribadah, agar dalam detail-detail terkecil kehidupan sehari-hari mereka, mereka mereproduksi kehidupan beliau di muka bumi dengan harapan mereka akan meraih kecenderungan batin Nabi untuk tunduk sepenuhnya kepada Tuhan.

Muhammad secara paradoks menjadi sosok pribadi yang tak lekang oleh waktu justru karena beliau begitu berakar di dalam periodenya sendiri. Kita hanya bisa memahami pencapaian ini jika kita mau mengerti apa yang dihadapinya pada saat itu. Untuk dapat melihat kontribusi apa yang bisa diberikannya kepada kesulitan yang sedang menimpa kita sendiri saat ini.kita mesti
memasuki dunia tragis yang menjadikannya seorang nabi hampir seribu empat ratus tahun silam, di puncak sebuah gunung yang sepi tak jauh dan pinggiran kota suci Makkah.


Silakan baca bukunya : Muhammad Prophet for Our Time.pdf



Tidak ada komentar:

Posting Komentar