Sabtu, 27 Oktober 2018

Punya Karma


Punya Karma atau Penderitaan yang disebabkan oleh perbuatan yang mulia. Para pemandu rohani seperti Ramakrishna, Hazrat Isa, dan lainnya menderita karena urusan Punya Karma. Mereka adalah genre yang berbeda. Mereka tidak berada dalam kelompok yang sama seperti kita.

Jangan cepat-cepat menghakimi mereka. Jangan pula menganggap kita berada dalam kelompok mereka dan membenarkan penderitaan kita sebagai hasil dari punya karma, perbuatan yang mulia.
Seorang Punya Atma-Diri, Pribadi yang Mulia-tidak hanyatidak terbawa oleh pengalaman duka, tidak hanya tetap berkarya, tapi tetap menjadi berkah bagi semesta.

Ditengah badai topan sedahsyat apa pun, kita akan tetap menemukan mereka-para Maitreya, Mitra Jagat Raya itu-melayani sesama makhluk.

Semoga kita semua bisa menjadi seperti mereka.

Kemudian, tidak ada lagi benih-benih baru yang muncul dan terkumpul. Para Maitreya, Miyra Jagat Raya, bagaikan awan pembawa berkah ditengah musim kemarau, ditengah gurun Sahara. Mereka adalah siraman berkah, hujan berkah. Mereka tidak terbawa oleh gugusan pikiran dan perasaan. Meteka tidak terbawa oleh nafsu. Mereka menggunajan buddhi, Intelijensi untuk menjalani hidup, sekaligus berbagi kehidupan.
Dan, Selagi berbagi itu, mereka mengambil sikap sebagai Saksi - inilah Kesadaran-Jiwa. Sebagai Saksi, mereka melihat "Diri"-nya, melihat Pribadi Agung, melihat Sang Jiwa Agung dimana-mana.

Yang melayani adalah Dia.

Yang dilayani adalah Dia, dan aksi pelayanan itu sendiri adalah Dia. Dengan kesadaran seperti ini, mereka senantiasa hidup dalam kebenadan mutlak, hidup dalam moksa, dalam nirvana. Selagi masih berbadan-masih tampak sama seperti kita-, sesungguhnya mereka sudah bebas dari segala kesadaran rendah, dari segala keterikatan. Mereka adalah...

Manusia Sempurna, Jivan Mukta, sudah bebas dari kesadaran jasmani, pikiran, perasaan, apalagi nafsu rendahan dan tuntutan indra. 

(Di kutip dari Buku Yoga Sutra Patanjali Bagi Orang Modern, hal. 186-187)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar