Jumat, 24 April 2020

Aṣhtāvakra Gita : Sutra 1:1 - 2:25


#spiritualitys a revered Vedic sage in Hinduism. His name literally means "eight bends", reflecting the eight physical handicaps he was born with. His maternal grandfather was the Vedic sage Aruni, his parents were both Vedic students at Aruni's school. Ashtavakra studied, became a sage and a celebrated character in the mythologies of the Hindu Epics and Puranas. #themodernvedic #gita #ashtavakra #ashtavakra_gita #ashtavakra_samhita #non_dualistic_rationality #advaita #absolute #mukti
Aṣhtāvakra Gita
Ekspresi Kebenaran Paling Murni


Dengan ini dimulailah kitab Aṣhtāvakra Gita.

1:1
Janaka bertanya:
Bagaimanakah seseorang mencapai Kebijaksanaan? Dan Bagaimana Mukti, atau Kebebasan terjadi? dan bagaimana pula Ketidakterikatan dapat tercapai? Mohon jelaskanlah hal ini, Oh Paduka!

1:2
Aṣhtāvakra menjawab:
Anakku, bila Engkau menginginkan kebebasan, Engkau harus meninggalkan semua obyek keinginan dan menganggap itu sebagai racun, kembangkan sifat-sifat mulia seperti memaafkan, keteguhan hati, baik budi, puas diri, dan berpijak pada kebenaran dan anggap ini sebagai nektar kehidupan.

1:3
Untuk mencapai Mukti Engkau harus mengetahui dengan pasti bahwa atma adalah Saksi yang melihat semuanya. Engkau bukan badan yang terdiri dari pertiwi, air, api, udara, dan ether, tetapi sebagai Atma itu sendiri.

1:4
Apabila Engkau pisahkan diri diri dari ikatan tubuh ini dan berstana di dalam atma, sekarang juga Engkau mencapai kebahagiaan, damai dan bebas dari semua keterikatan.

1:5
Engkau bukan dari golongan brahmana atau yang lainnya, tidak memiliki kasta, pun tidak dapat dipersepsi oleh indriya, Engkau bebas, tak berbentuk, Saksi seluruh alam semesta, berbahagialah.

1:6
Dharma dan adharma, suka dan duka hanya ada dalam pikiran tidak dalam dirimu wahai yang meresapi segalanya! Engkau bukan pelaku, pun bukan yang menikmati hasil perbuatan, Engkau selalu dalam kebebasan.

1:7
Sebenarnya Engkau selalu dalam kebebasan sebagai Saksi Hyang Tunggal, yang membuat keterikatan adalah Engkau melihat dirimu sebagai ‘entitas yang melihat’ sebagai sesuatu yang lain.

1:8
Ibarat Engkau telah dipatuk ular besar berbisa ’rasa aku sebagai pelaku’ hanya bisa dibebaskan dengan meminum nektar pengetahuan ‘aku bukan pelaku’, karena itu berbahagialah.

1:9
Dengan keteguhan pada ideasi aku sebagai Kesadaran Murni Hyang Tunggal, bakarlah belantara kegelapan pikiran, bebaskan diri dari derita olehnya dan berbahagialah.

1:10
Halnya dunia ini, ibarat ular yang nampak dari seutas tali, demikianlah Engkau adalah ananda, Kebahagiaan Tertinggi, dari mana dunia ini termanifestasikan, berbahagialah.

1:11
Yang yakin dirinya bebas, bebaslah dia; dan yang merasa diri terikat berada dalam keterikatan; disini benarlah perkataan bahwa orang akan menjadi seperti apa yang dipikirkannya.

1:12
Atma adalah entitas yang melihat yang melingkupi semuanya, sempurna, bebas dari unsur kegiatan, tanpa ikatan, tanpa keinginan dan damai, hanya karena pengaruh ilusi menyebabkan di nampak seperti dalam keterikatan.

1:13
Dengan memusatkan pikiran tanpa tergoyahkan pada atma yang bebas dari dualisme, jauhkan diri dari keakuan yang semu, Engkau mencapai kebebasan dari pengaruh ilusi eksternal dan internal.

1:14
Anakku, Engkau telah lama tercengkram dalam asosiasi dengan tubuh ini,  bebaskan dirimu dengan pedang pengetahuan ‘aku adalah kesadaran’ dan berbahagialah.

1:15
Engkau tidak terikat, tidak berbuat, Engkau adalah yang bercahaya, murni tanpa noda, inilah yang yang menyebabkan Engkau terikat yaitu ‘Engkau’ melakukan ‘Latihan meditasi’.

1:16
Sesungguhnya Engkaulah yang meresapi alam semesta ini dan alam semesta ini terpancar dalam dirimu, Engkau adalah Kesadaran Murni, itu yang merupakan sifat aslimu, jangan berpikir kerdil.

1:17
Engkau tanpa hubungan sebab akibat, tanpa bentuk, tanpa faktor pendukung, tidak bergerak, selalu menyenangkan, tak terjangkau oleh pikiran dan tak tergoyahkan, capailah kesadaran itu selalu.

1:18
Ketahuilah segala yang berbentuk adalah tak nyata, yang tak berbentuk itulah yang kekal, dengan memegang disiplin ini saja orang menjadi bebas dari lingkaran kelahiran.

1:19
Seperti halnya cermin berada diantara obyek dan bayangannya, demikian pula atman, berada di dalam dan diluar badan.

1:20
Seperti halnya ether meresapi ruang di dalam dan diluar kendi sebagai satu kesatuan, demikian pula Brahman sebagai yang meresapi semua yang ada.

2:1
Janaka berkata:
Oh, Aku sebenarnya tak ternoda, damai, sebagai kesadaran, tak terpengaruh oleh sifat alam, selama ini aku hanya tertipu oleh ilusi.

2:2
Seperti halnya Aku yang esa menampakkan badan ini, demikian juga seluruh alam ini dalam diriKu, atau tidak akan ada sesuatu diluar itu.

2:3
Oh, dengan meninggalkan ikatan badan dan dunia ini sekarang juga, melalui usaha yang cermat Aku dapat menyaksikan dengan jelas keberadaan Paramatma.

2:4
Seperti halnya antara riak, buih dan gelembung dalam air tiada perbedaannya, demikian pula jagad ini berasal dari atma, tidak ada perbedaan dalam atma.

2:5
Seperti halnya kain kalau dianalisa hanya terdiri dari benang saja, demikian juga jagad ini kalau dianalisa hanya terdiri dari atma.

2:6
Seperti halnya sari tebu dari apa gula itu terbuat, diresapi olehnya, demikian pula jagd ini terbentuk dalam diri aku, diresapi tanpa batas olehKu.

2:7
Tanpa memiliki pengetahuan atma, dunia ini kelihatan ada demikian, dengan pengetahuan atma dunia ini tiada nampak, seperti halnya tidak mengetahui tali menyebabkan melihat ular, dengan pengetahuan tentang tali tersebut, ilusi ular pun sirna.

2:8
Sifat asliKu adalah Hang Bercahaya, aku tidak lain dari pada cahaya, ketika dunia ini tercipta, sebenarnya Akulah yang bercahaya.

2:9
Oh, imajinasi jagad raya ini nampak dalam diriKu, karena ketidaktahuan akan atma, seperti melihat perak dalam kerang, ular dalam seutas tali atau air dalam silau matahari.

2:10
Jagad raya yang tercipta dariKu, pasti akan larut kembali dalam diriKu seperti halnya, kendi ke dalam tanah, riak ke dalam air, gelang ke dalam emas.

2:11
Oh, Sembah Sujud pada Aku, keagungan diriKu, yang tak mengenal kebinasaan, walaupun kehancuran terjadi pada jagad raya ini dari Brahma sampai sehelai rumput Aku tetap ada.

2:12
Oh, Sembah Sujud pada Aku, keagungan diriKu, walaupun dengan tubuh ini Aku adalah Esa, yang tidak pergi kemana-mana, pun tanpa asal mula, namun meresapi seluruh yang ada di jagad raya ini.

2:13
Oh, Sembah Sujud pada Aku, keagungan pada diriKu, tiada yang menyamai, senantiasa menopang alam semesta ini tanpa tersentuh dengan badan ini.

2:14
Oh, Sembah Sujud pada Aku, keagungan dalam diriKu, yang tidak memiliki apapun, namun semuanya yang dapat diungkapkan dalam jangkauan pikiran dan indra ada dalam diriKu.

2:15
Pengetahuan, yang mengetahui dan objek pengetahuan ketiga hal ini tidak ada dalam kenyataan yang sesungguhnya, Aku adalah dia yang tak ternoda dimana dari ketidaktahuan ketiga ini nampak ada.

2:16
Oh, penyebab semua penderitaan ini adalah dualisme, tiada kesembuhan dari penderitaan selain dengan menyadari bahwa semua objek yang dilihat sebagai tak kekal dan melihat Aku adalah kesadaran penuh rasa bahagia yang murni tanpa noda.

2:17
Aku adalah Kesadaran Murni, namun akibat ketidaktahuan aku membayangkan sebaliknya, dengan selalu mengingat kebenaran ini, aku mencapai Kesadaran Absolut.

2:18
Aku tidak memiliki ikatan ataupun kebebasan, sehingga tanpa faktor pendukung kekeliruan itupun berakhir, jagad yang berada dalam diriKu pun pada kenyataannya tiada.

2:19
Tubuh dan jagad ini kenyataannya tidak pernah ada, hanya Kesadaran Atma yang murni itu saja yang ada, sehingga dengan apa kita membuat imajinasi sekarang?

2:20
Badan ini, surga dan neraka, keterikatan dan kebebasan demikian juga ketakutan, semua ini hanyalah produk pikiran, apa yang kulakukan dengan semua ini? Aku sebagai Kesadaran Atma?

2:21
Sekalipun diantara banyak orang aku tiada melihat dualisme, sehingga menjadi seperti orang yang terasing dari semuanya, pada apa aku mesti mengikatkan diri?

2:22
Aku bukan tubuh ini dan aku tidak memiliki tubuh, pun aku bukan jiwa, yang membuatku berada dalam keterikatan adalah keinginan akan kehidupan.

2:23
Oh, gelombang kehidupan sebenarnya lahir dan menyebar dari arus pikiran dalam kesadaran tanpa batas dalam diriKu.

2:24
Dengan melarutkan arus pikiran di dalam diriKu, fondasi alam semesta bagi unit jiwa yang malang ini mengalami kenihilan.

2:25
Sungguh menakjubkan, di dalam kesadaran tanpa batas dalam diriKu, semua makhluk muncul, bermain dan larut kembali sesuai sifat alamiahnya.



(Sumber : Buku Astavakra Samhita, alih bahasa oleh Acarya Gopalkrsnananda Avadhuta, Penerbit Paramita Surabaya 2006.
Gambar : https://id.pinterest.com/pin/490470215663609953/ )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar