Kamis, 02 April 2020

Sharing Para Kadang, Ibu Joko dan Guru




Sharing, saling melengkapi dan sekaligus koreksi diri, apakah aku masuk Gantharwa sudah jenuh atau mendapat manfaat atau apa? Sharing dengan lugu, bukan hanya yang baik-baik saja. Kenapa kita bertahan, tetap setia atau mengalami pasang-surut?

            Suatu keluarga bisa berkumpul, bisa bertahan karena ada yang kita harapkan dan mendapatkan yang diharapkan. Yang diharapkan ada maka tetap bertahan; mendapatkan dan merasa sudah cukup dan pergi. Sejauh mana kita berpengharapan dan sejauh mana kita mendapatkan. Secara duniawi manusia ini tidak akan lama kalau tetap seperti ini, diharapkan untuk meningkat, bukan mengharapkan sesuatu atau mendapatkan sesuatu tapi bisa memberi. Gantharwa ibarat tubuh kita.

Sharing atau Ungkapan Para Kadang:

q       Ventus : Pangil-pangil roh boleh saja tapi jangan seenaknya, jangan mengada-ada. Menyambut tamu, tamu menyampaikan pesan sesuai dengan yang dipesankan. Kebersamaan, menghargai kadang dan Guru sendiri. Menegur salah satu tugas kita, kita tahu salah tegurlah.

q       Muncul ketakutan dalam proses belajar, banyak penampakan-penampakan.

q       Banyak sesuatu itu disampaikan dalam istilah, tetapi yang penting apa yang terkandung dibalik itu.

q       Pengertian yang diterima bertentangan dengan apa yang diyakini, membikin down dan makin tidak mengerti.

q       Terjadinya gap-gap dalam keluarga atau kelompok-kelompok tertentu.

q       Merasa bangga, jika ada kesulitan, ada dorongan untuk maju.

q       Kesombongan Gantharwa dan Guru, suatu kesombongan menganggap paling tinggi.

q       Kekuatan Lisensi bisa di prosentase dari nol hingga seratus. Kitab sama dengan Kuasa dari Roh Kudus.

q       Menjadi kebanggaan masuk Gantharwa. Mengalami kesurutan dalam pemanfaatan Lisensi.

q       Motivasi masuk Gantharwa, ‘Saya ingin menjadi Katolik kwalitas’, bertanya tentang keKatolikan. Memantapkan iman. Mendapatkan apa yang dicari, muncul kesombongan dan pembenaran diri.

q       Masih belajar, tertarik karena omongan Guru, termasuk salah satu orang yang menderita, membantu untuk berpikir positif.

q       Tertarik, berkotbah sederhana dan bisa diterima. Kurang tertarik akan talenta yang penting saya benar.

q       Pertama karena kesaktian dan berlanjut kepada kawruhnya.

q       Sebelum Lisensi bisa ‘melihat’ dan setelah Lisensi ‘pengelihatan’ hilang.

q       Masuk karena terpaksa –kedekatan dengan teman, menyadari goncangan dan merasa menderita. Kalau capek istirahat, serahkan pada Dia.

q       Pelajaran salah, dikembangkan Guru dan siswa tidak sempat salah.

q       Betapa pentingnya penyegaran dan cara penyampaian dengan sharing. Ini kesalahan saya dan tanpa ragu-ragu saya mengganti rugi kesalahan. Semua kembali kepada kita sendiri bukan Paten atau Lisensi. Yang salah dikucilkan bukan justru ditarik dan menegur?!

q       Hambatan mencari kerja, walau telah menerima Lisensi.

q       Secara negatif, manunggal dalam keluarga belum kongkrit, manunggal lahir batin.

q       Bisa menyukuri terhadap yang kita terima. Benar nggak kekuatan Lisensi? Menerima apa adanya.

q       Ibu  Joko :

Yang dirasakan oleh anda saya pun merasakan. Kita manusia lemah, kadang muncul semangat dan kadang down. Saat jatuh ingat Allah selalu menyertai, makin down makin mengingat. Kita cepat mengeluh. Lihat ‘pengelihatan’ Yesus, semakin berbuat baik setan tidak akan tinggal diam atau menyerah, bahkan makin keras mengganggu, sampai dimana kesetiaan kita. Kita melupakan mata sendiri, melihat tapi tidak melihat.

Mendengar kata hati, melihat penderitaan sesama dan menuntun.

Kalau mantap pasti bisa, dengan latihan-latihan dari awal, berusaha dari bawah- misal, lidi yang ringan menjadi berat, tidak mampu mengangkat seratus kilogram, ya, cobalah satu kilogram.

Kita sering ragu-ragu, ragu silakan tapi jangan melupakan doa.

Sharing, selama sepuluh tahun bimbang, apakah ini tepat buat saya, terus berdoa mencari jati diri. Apa yang kita minta pasti diberikan. Lebih banyak berpasrah dan berusaha semaksimal mungkin.

Berusaha mengoreksi diri, Tuhan memberikan tugas saya apa? Bunda Maria diberi tugas berat tapi tidak mengeluh. Merasa tidak benar kembali lagi ke semula, kembali lagi…

Mengada-ada mencelakakan diri sendiri dan orang lain. Ego tidak benar, harus berani menghentikan dari pada membohongi diri dan orang lain. Yang bisa di kembangkan dan yang tidak diterima apa adanya.

Pelajaran yang berharga, paling berharga dalam hidup saya, mendekatkan diri dengan Tuhan dan bisa menolong orang. Merasa bahwa yang menyembuhkan bukan saya. Cara yang tepat adalah menyelesaikan masalah. Apa gunanya berjanji kalau tidak ada lakunya. Kemauan itu tidak tanpa kepasrahan dalam diriku.

q       Tidak ikut pelajaran karena yang diterima bertentangan. Dengn melaksanakan Kehendak Allah maka kita akan merasakan betapa luar biasa Lisensi.

q       Karena banyak masalah maka masuk Gantharwa. Hal materi, dengan keyakinan akan memecahkan masalah. Mengapa babak belur?

q       Pak Joko :

Tidak terhanyut dalam merasa bisa, berkata jujur kalau ada ya ada, kalau tidak ya tidak. Kanuragan cukup sampai disitu, karena kita memiliki banyak PR. Mencoba lebih santai dalam mengerjakan PR, melakukan apa yang saya mampu. Menggali hidup yang lebih baik.

Dalam diri orang yang Percaya ada Kuasa, Allah membukakan pengertian. Memberikan kedamaian di sekitarnya.

Kesempatan untuk memberi lebih pada orang dan itu diterima dengan rela. Bapak sharing, ”Apa yang saya lakukan belum seberapa”.

Bertentangan, beda pendapat karena tidak tahu atau tidak mengerti secara utuh. Bila belajar saling mengerti ya tidak ada masalah. Jangan hanya menjadi diri sendiri tapi jadi dirinya orang lain.

v     Memanggil roh, sering kita bicara tentang  kebenarannya, keaslian. Untuk mendeteksi itu benar ya macam-macam, misal benar bicaranya dan salah actionnya. Gantharwa hanya menawarkan yang benar, anda mau menerima atau menolak silakan, supaya tidak menjadi pertentangan.

v     Unsur Kebenaran pusatnya adalah Kebenaran Illahi, apa perlu memasukan roh dengan bahasa cina tapi kita tidak mengerti. Apa dampanya bagi kita, kenapa Yesus hadir tidak pakai bahasa Ibrani tapi bahasa lingkungan.

v     Yang penting mengerti Kawruh, terserah kita, kita meyakini memfilter yang asli dengan Lisensi, ya kita mantapi, kalau ragu ya silakan bebas.

v     Betapa pentingnya hidup yang efektif, jangan menyia-nyiakan waktu untuk yang tidak penting. Apa manfaat tamu kita hadirkan, apa meningkatkan kawruh? Orang efektif tentu memilih yang mendukung kemajuan.

v     Perbedaan untuk saling melengkapi dan merefleksi diri. Misal bahasa Jawa Kuno, apa cukup waktu untuk belajar bahasa Jawa Kuno?

v     Dengan Lisensi, Program Kebenaran buat diri kita. Lisensi dipergunakan sebenarnya tidak pernah salah, Tuhan tidak pernah salah.

Gantharwa memberikan kebebasan, kasih itu penawaran. Mengadakan pesta, yang ditawarkan adalah makanan yang menurut saya paling bagus, tapi kehendak orang lain beda.

            Menawarkan keset, siapa yang mau menjadi agen atau bahkan menjadi keset.

Bedanya tipis antara kesombongan dan kebanggaan. Apa gunanya masuk Gantharwa kalau tidak punya kebanggaan. Kebanggaan untuk orang yang percaya, untuk interen.

            Bukti terakhir adalah saat mati. Bapak serba repot menceritakan pengalaman yang dialami, kalau ngomong duluan dibilang sombong. Apakah ini di anggap sebagai kebanggaan atau kesombongan atau sharing itu semua bebas.


(Wejangan Kyai Ganjel pada Kliwonan 20 Desember 1999, di Padepokan Gantharwa, Cibolerang Indah Blok H1 Caringin, Bandung, Jawa Barat)
(http://gantharwa.org/)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar