Rabu, 29 April 2020

Menuju Sang Dia


Kiai Ganjel dan Pak Bagyo



Metode efektif (Umum, Relatif). Umum–yang paling cepat mencapai tujuan; diajarkan yang terbaik, yang populer diterima masyarakat.

Berpegang teguh pada Ajaran Jawa, "gentur topo brotone", Ngerti dan Laku. Realisasi Janji padaTuhan : Realisasi Kebenaran.

… Pernafasan, Konsentrasi… : dipercaya masyarakat umum, inilah jalan!

Bagaimana mempelajari Kebenaran dan berusaha Melaksanakan, ini luas biasa. Bagaimana membuat orang : meng-iya-kan tanpa berpikir. (Cara lain-lain)

Inti : Pendekatan Kawruh dan laku, peningkatan dan pengembangannya.

Tri Premana (hindu) :
1.      Praktek langsung
2.      Analisa
3.      Meyakini Kebenaran.

Umum digunakan ini. Dalam Gantharwa dibalik. Pengertiannya jauh tapi fisik ketinggalan. Alasan, nuntun dengan laku kapan selesainya. Guru : fokusnya Kawru, Murid : fokusnya Laku.

Metode praktis umum : Gentur Topo Brotone. Secara sederhana mulai dari diri sendiri, tidak usah banyak atau tinggi-tinggi. Misal janji bangun pagi, ‘tepati’, tidak usah dulu untuk orang lain atau Tuhan. Janji sederhana, hal-hal biasa. Disiplin : tanda iman. Misal untuk Mahasiswa, janji belajar tiga jam sehari.

Tolong sebaik mungkin, jangan lihat keberhasilan. Kita bekerja hanya untuk nama Tuhan.
Dengan ‘Jujur dan Rendah Hati’ menerima atau melihat diri sendiri.

“Makan selagi tak lapar, minum selagi tidak haus”, berbuat sesuatu jangan karena nafsu (: dampak muncul halusinasi), jangan sesuatu itu tenggelam karena emosi.

Panca Srada (Hindu):
1.      Percaya pada Tuhan
2.      Percaya pada Atma
3.      Percaya pada Hukum Karma
4.      Percaya pada Samsara/Reinkarnasi
5.      Percaya pada Moksa, Moktah, Mukti - Sempurna bersatu dengan Tuhan (:tujuan hidup)

Samsara, kenapa kelahiran dikatakan kesengsaraan? : Reinkarnasi. Umumnya ini yang terjadi, Cinta belum utuh. Lahir karena solidaritas, Kasih Yang Tinggi tidak tega melihat penderitaan makhluk di alam.

Kemanunggalan dengan Tuhan Kekal, tetap selama manusia mau.

Teman sharing : Doa bonceng Pak Joko, dimana Guru disitulah keberadaan ku.

…pasang pilot otomatis… ‘gunakan kesempatan saat sadar’ (BerLisensi/paten). Perumpamaan, secara manusia punya anak-anak dan harta, saat mati salah-salah rebutan maka pergi ke notaris dan yang berlaku yang dinotariskan, ada perkembangan kenotaris lagi dan yang berlaku yang terakhir.

… "Apapun yang terjadi kita ada dalam kesadaran notaris"…(pingsan, mati, tidur dan sadar).

Pernyataan notaris adalah dengan Lisensi : Pkx3. Sesungguhnya saya …..

Gunakan Lisensi untuk hal-hal besar.

Perubahan jabatan : pegawai – kepala bagian – manager, sesuai talenta masing-masing. Fasilitas dan tuntutan sesuai tingkatan. Roh tetap, fasilitas dan fungsi berbeda. Penderitaan : tergantung ‘mensikapi’ talenta yang dimiliki. Talenta dipandang dari kwalitas, kedudukan duniawi.

Abadi, Tuhan memberi kesempatan Abadi. Fasilitas Tuhan Abadi.

Sikap umum : jangan menyia-nyiakan Janji atau Fasilitas Allah. Jeli pada Janji atau Fasilitas Allah.
Roh : Sikap ‘Lisensi’ atau Sikap ‘Paten’ adalah Kepasrahan Total, yang akan membuat kita menerima makin banyak.

: “ Ya Bapa dengan ini Kuserahkan….
 Bisa pasrah dengan Paten/Lisensi.

Cita-cita itu makin memfokus, makin memfokus. Mau maju jangan berhenti.
…"Ayo dekat-dekatan dengan Gusti"…

 Aku(:kemauanku)……………….Lisensi(:sikap manusia dengan Allah)……………………Gusti

 “Kenalilah Allah sejauh Allah memperkenalkan Diri, sejauh mengenal sejauh itu kita bersikap, sejauh  kita bersikap disitulah keberadaanku”

“Kita akan dianggap Allah sebagaimana kita menganggap Allah” (…Hamba, Anak, Bersatu…     …Raja, Bapak, Aku adalah Dia…)


Kita ‘mbebek’(ikut-ikutan) menuju pada gusti?

            Melihat dari sisi mana, dalam hal apa? Pada awal atau mulanya Allah menciptakan ‘sesuatu’ baik adanya. ‘Semua’ selama ia Berperan dalam Panggilan, ada dalam janji full akan mancapai moksa.
: yang bicara manusia (?)

Masuk Sorga berlaku umum, ‘mati jangan berkeinginan’, hati-hati membuat perjanjian?!

‘Pelaksanaan janjinya dengan semangat lebih’, kwalitas manusia terlihat dari sini.

Janji : kemauan yang sungguh-sungguh, menghargai kebebasan, bahasa lain dari jaminan. Dari awal Allah telah menjanjikan.

‘Berperan dalam panggilan’ pasti masuk sorga.

Jaminan tidak malas dan lalai berperanan dalam panggilan, dimasukkan dalam ‘pernyataan notaris’. Janji bisa jika kita berkuasa.


(Wejangan Kyai Ganjel pada Kliwonan 22 Februari 2001, Padepokan Gantharwa, Cibolerang Indah Blok H1 Caringin, Bandung, Jawa Barat)

(http://gantharwa.org/)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar