Sabtu, 07 Maret 2020

Alat Untuk Mengalami Segala Sesuatu

Jagadguru Adi Sankara



Atma Bodha



Ayat 13

Pancha-Praana Mano-Buddhih
Dasha-Indera-Saman-Vitam
Apancheekrita-Bhoototham
Sukshmaangam Bhoga-Saadhanam


Sebelum elemen-elemen alami terbagi,
Terciptalah Lima Praana, Sepuluh Indera,
Mind, dan Inteligensia. Disebut “Badan Halus”,
Dialah alat untuk mengalami segala sesuatu…



Lima Praana.

Praana. Energi murni di dalam diri manusia. Setiap kali Anda menarik napas dan membuang napas, terciptalah energi.

Samana. Khusus untuk membaantu pencernaan. Lalu sebagai hasil pencernaan terciptalah Ojas atau Tejas. Kuaitas dan kuantitas Ojas dan Tejas di dalam badan sangat tergantung pada makanan yang di konsumsi. Ojas, Tejas dan Samana berpusat di sekitar pusar, sehingga pusar menjadi gudang energi.

Vyana. Energi yang membantu Ojas dan Tejas hasil pencernaan, serta Praana hasil napas, menyebar ke seluruh tubuh. Sarana yang digunakannya adalah pembuluh darah dan jaringan syaraf.

Apana. Energi yang mendesak kotoran-kotoran di dalam badan agar keluar.

Udana. Energi yang mendesak soul atau roh keluar dari badan. Dalam meditasi, Udana adalah energi yang paling penting. Sebab energi Praana dan lain-lain bisa berjalan sendiri, bisa berkembang sendiri. Sebaliknya, energi Udana harus dikembangkan. Bila tidak, saat kematian kita akan menderita. Sulit bagi roh untuk keluar dari badan. Untuk memutuskan hubungan dengan badan.

Gerbang keluar yang digunakan roh bisa mulut, bisa hidung, bisa mata, bisa ubun-ubun. Tetapi bisa juga dubur atau alat kelamin.

Mind bersifat “khas”, priibadi.

Inteligensia bersifat universal.

Proses mind dan inteligensia dalam diri setiap manusia bisa berubah-ubah. Bisa turun-naik. Bila proporsi mind naik, inteligensia akan turun. Bila inteligensia bertambah, mind berkurang.

Bila proporsi mind mengalami kenaikan, manusia menjadi ego-sentris. Dia akan mengutamakan kebahagiaan diri, kesenangan diri, kenyamanan diri, kepentingan diri. Mind hidup dalam dualitas. Bagi mind. Anda adalah anda, saya adalah saya.

Sebaliknya, inteligensia bersifat universal. Seorang ber-“inteligensia” akan memikirkan kebahagiaan umum, kesenangan dan kenyamanan umum, kepentingan umum.

Perbedaan keduanya cukup jelas, mind atau mano selalu melihat dualitas; inteligensia atau buddhi selalu melihat kesatuan. Sebetulnya, buddhi juga melihat perbedaan, tapi ia melihat kesatuan di balik perbedaan. Sementara mind hanya melihat perbedaan. Buddhi melihat isi; mano melihat kulit.

Dasha Indera.

Lima Indera Persepsi—pendengaran, penglihatan, perabaan, penciuman dan pencecapan— ditambah lima “Indera Tindakan”—bekerja, berjalan, bicara, membuang air besar atau kecil, dan seks.

Yang dimaksud oleh Shankara bukanlah organ yang berkaitan dengan fungsi diatas. Organ pendengaran atau telinga, misalnya, merupakan bagian dari badan kasar, tetapi fungsi telinga untuk “mendengar” merupakan bagian dari badan halus.

Bila sepuluh indera ininbercampur dengan 5 elemen alami, yaitu api, tanah, air, angin atau udara dan ruang atau kekosongan, ditambah lagi dengan 5 macam praana, mind dan inteligensia, maka lahirlah badan halus.

Kelahiran badan halus atau etheric body bukan tanpa tujuan. Tujuannya untuk “mengalami” panas-dingin, asam-manis, suka-duka, basah-kering, pasang-surut dsb.

Untuk itu dia membutuhkan badan kasar atau gross body. Berarti badan kasar hanyalah “Alat”, “Wahana”, “Sarana” bagi badan halus.

Jadi, pengalaman-pengalaman yang kita alami, di sebabkan oleh adanya pertemuan semua unsur tadi. Gongnya – pertemuan antara badan halus dan badan kasar.



(Sumber:
1.       Buku Atma Bodha, Menggapai Kebenaran Sejati, Kesadaran Murni, Kebahagiaa Kekal, karya Anand Krihna, hal 76-84, Penerbit PT Gramedia Pustaka UtamaJakarta 2001.
2.       Gambar: https://www.booksindonesia.com/produk/atma-bodha/)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar