Senin, 02 Maret 2020

Satsang With The Master

Bhagawan Nityananda 
Bhagavan Nityananda


Satsang With The Master



P
encerahan adalah Kesadaran akan Jati Diri. Puncak Kesadaran Tertinggi. Keadaan yang berhasil digapai oleh para mesias, nabi, rasul, utusan, buddha, dan avatar.

Keberadaan mereka untuk membebaskan kita dari pikiran-pikiran liar. Pikiran-pikiran liar menyebabkan kesadaran kita mengalir keluar terus-menerus. Pikiran yang liar menjadi penghalang terhadap penitian jalan ke dalam diri.

Tujuan mereka untuk mengembalikan manusia pada khitah asalnya atau awal mulanya.
Sin, atau dosha dalam bahasa Sanskrit adalah kekhilafan, kesalahan yang terjadi karena pandangan yang kurang jelas.

Kedatangan mereka untuk menyadarkan kita, untuk membebaskan manusia.

Ia menunjukkan kesalahan dan kelemahan diri kita. Pada saat yang sama Ia juga menunjukkan kemampuan dan kekuatan diri kita.

Tujuan mereka untuk memberdayakan manusia.

Tuhan itu Satu AdaNya dan Kasih adalah Sifat DasarNya, itu sebabnya Anugrah Allah tidak kenal batas.

Keberadaan para Master untuk mengembalikan, mengingatkan kembali, Guru Nanak mengatakan simran, to bring back, to recall.

Kenyamanan yang berlebihan akan menidurkan kita. Penderitaan yang berlebihan juga bisa menidurkan kita. Yang bisa sadar adalah mereka yang tidak terlalu kaya dan tidak terlalu miskin, hidup dinamis, bergejolak. Kadang pasang kadang surut. Tidak mati juga tidak bisa dikatakan hidup sepenuhnya. Dalam keadaan sekarat seperti itulah, manusia berpotensi menjadi sadar.

Penyerahan Diri Sepenuhnya yang dapat mensinkronkan atau menyerasikan diri kita dengan Sang Master. Hubungkan penyerahan dengan lapisan-lapisan kesadaran.

Yang berjiwa kotor, yang tersesat adalah dia yang tidak menyadari keilahian dalam dirinya. Berserah diri sepenuhnya pada Kehendak Ilahi.

Allah adalah Kesadaran Tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia. Allah adalah Kesadaran Tertinggi yang dapat disadari oleh manusia. Kembangkan kesadaran Anda, tingkatkan kesadaran Anda dan pengalaman yang Anda peroleh pada puncak kesadaran itulah Allah.

Bersabarlah! dan kesabaran merupakan anak tangga terakhir. Salah satu sifat Tuhan adalah As-Shabur, Ia yang Maha Sabar. Dalam kesabaran itu sendiri Anda dapat bertemu dengan Allah.

Masukilah Kuil Hatimu, ini yang disebut metanoia, ini yang disebut meditasi. “Hatimu itulah KuilNya. Disanalah Ia bersemayam untuk selama-lamanya.”


Tempat ibadah harus memenuhi beberapa kebutuhan manusia :

1)      Ritus-ritus agama untuk mengembangkan rasa dalam diri manusia.

2)      Wejangan-wejangan yang diberikan membantu untuk melampaui pikiran.

3)      Ada latihan-latihan yang menyentuh raga manusia.

Keyakinan Penuh. Kematangan jiwa itulah Keselamatan. Berkarya pada saat yang sama bersabar, Anda akan selamat.

Kerinduan Yang Mendalam. “Ia melihat dan merasakan Tuhan dalam semua nama dan wujud”. Berbagi kesadaran dengan yang lain. “Dan Yang Melampaui semua nama dan wujud.”

Kesungguhn Niat. Cinta Kasih untuk Tuhan dan Persaudaraan Umat Manusia.

Unsur dasar Sanatana Dharma (Refleksi sejarah ‘Hindu’) :

1.      Saling Mengasihi

2.      Persatuan

3.      Kewajiban moral membebaskan diri dari rasa pamrih

4.      Keyakinan pada Tuhan

Jika Anda memiliki patriotisme yang dalam dan nyata, Anda harus memuja Ibu Pertiwi, mempertahankan Bharatavarsa (Indonesia) sebagai Dewa yang hidup. Ia (Swami Rama Tirtha) berkata :

“Bila Anda hendak mencapai penyatuan diri dengan Tuhan, capailah dulu penyatuan Anda dengan seluruh anak bangsa. Biarkan perasaan identitas yang dalam ini berdenyut di dalam diri setiap makhluk di negeri ini, dalam setiap otot tubuhmu dan biarkan setiap anak bangsa India (Indonesia) mewakili seluruh bangsa India (Indonesia) terwujud di dalam setiap tunas bangsa.”
Keterangan : (Indonesia), dikatkan dengan bangsa Indonesia.


“Dharma Nasional dan Cinnta Kasih terhadap Ibu Pertiwi merupakan suatu dharma spiritual dari virat prem.”
“Satukan dirimu dengan cinta kasih terhadap Tanah-airmu dan Bangsamu… Jadilah seorang prajurit spiritual. Sandarkanlah hidupmu demi kepentingan Tanah-airmu dengan mengesampingkan sedikit ego, dan dengan mencintai Tanah-air seperti itu, merasakankan sesuatu dan Tanah-air akan menyadarkan kita. Berbarislah dan bangsa ini akan mengikutinya. Sesungguhnya, inilah praktek ajaran Vedanta.”
Swami Rama Tirtha
Swami Rama Tirtha
Swami Rama Tirtha


Periapuranam, kisah enam puluh orang suci yang telah mencapai anugrah Shiva.

Kesadaran Diri, itulah kuncinya.

Bhakti, Cinta Kasih terhadap Tuhan.

Introspeksi diri, Kenalilah dirimu, Pengampunan, Syukur dan Pengorbanan.

Kerja keras – usaha manusia sendiri dan Berkah – Berkah Ilahi.

POLOS, LUGU, TULUS, BERSIH, JERNIH, SEDERHANA, MURNI.

KEBEBASAN dan KEMANDIRIAN merupakan syarat utama dalam perjalanan batin.

Reseptivitas atau Keterbukaan.


Bhagavan Nityananda :

“Hati adalah pusat dari semua tempat suci; pergilah kesana dan jelajahi isinya.”

Siddha Yoga mengatakan :

“Hormatilah dirimu sendiri, pujalah dirimu sendiri, bermeditasilah pada dirimu sendiri, sebab Tuhan bersemayam di dalam dirimu.”


Praktek Siddha Yoga :

1)      Meditasi yang menghasilkan Peningkatan Kesadaran
2)  Pelantunan lagu-lagu suci (kirtan, bhajan) yang memberikan Kemanisan dan Kesenangan
3)  Seva, Pelayanan yang mengembangkan karakter Kelepasan, Ketidakterikatan dan Cinta Kasih
4)  Dakshina yang menggugah Kemurahan hati dan Kontemplasi atau Perenungan yang memberikan Pemahaman tentang berbagai pengalaman kita dan Inspirasi untuk mempelajarinya lebih dalam.

Bhagavan berkeyakinan bila seseorang mempraktekkan metode ini di alam ini dengan tulus, ia akan mencapai tujuan Realisasi Diri.


Sumber :
(Wejangan Swami Anand Krishna)
(Gambar : 1. Swami Rama Tirtha, https://id.pinterest.com/pin/120963939961306040/
                2. Bhagavan Nityananda, https://id.pinterest.com/pin/178173728977607127/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar