Sabtu, 21 Maret 2020

ONE EARTH, ONE SKY, ONE HUMANKIND



Pertemuan anggota sangha dan anggota AKC (Anand Krishna Center)—non  sangha.

Guruji bertanya pada teman-teman anggota AKC yang hadir tentang tujuan datang ke Ashram dan apakah terpenuhi?

“Kita harus menghormati kebutuhan mereka (Anggota AKC)”. Kepada anggota sangha Guruji bertanya, “Apa visi kita?”.

VISI : One Earth, One Sky, One Humankind. Satu Bumi, Satu Langit, Satu Manusia atau Kemanusiaan.

Adalah visi besar. Bagaimana mewujudkan kedamaian dunia bila negara kita tidak damai? 4 tahun kemuadian visi diturunkan menjadi Indonesia Jaya. Lama-lama dalam visi Indonesia Jaya, misi akan berubah total atau mengalami pergeseran, maka harus cepat-cepat kembali ke visi awal.

Untuk mencapai visi diperlukan:

Ke-1. Menyehatkan Manusianya. Holistic Care. Contoh ketenangan, nyaman. Setelah sehat kita promosikan…

Ke-2. Hidup Berkesadaran. Meditatif way of life. Berdasarkan Nilai-nilai Luhur (basic) antara lain: Peace, Love and Harmony. Orang-orang yang sadar berkumpul untuk…

Ke-3. Menciptakan Masyarakat yang Tercerahkan, to create enlightened society. Enlightened society adalah perkumpulan orang-orang yang tahu persis kelemahan serta kekuatannya dan dapat mengatasi kelemahan dan kekurangannya.

Berviveka setiap saat, peringatan setiap saat terhadap diri. Guruji mengutip Baba, Sai Baba menjelaskan: “Melayani sesama sama dengan melayani Tuhan”.

Apa bedanya kita dengan mereka (organisasi lain)? Organisasi lain melayani orang lain, sedangkan kita melayani diri sendiri. Ditegaskan oleh Baba, “Melayani Aku!”, melayani Guru, itulah devotee, Panembah.

Saat berkarya melayani orang lain atau mengerjakan apapun, yang ada dalam otak kita adalah Svami, Guru dan orang-orang atau sesuatu itu kebetulan mejadi sarana.

Menyinggung the torchbearers-grop musik, Guruji menasehati, “Menyanyilah dengan persembahan, dengan hati, dengan jiwa bukan perfomance atau pertunjukan”.

Berbagi meditasi. Bekerja untuk menuju perfection atau kesempurnaan.

Seorang meditator tidak boleh bicara, “Saya blank, kosong”, atau melamun dan tidak boleh menganggur. Take care of your body, jika tidak kita tidak bisa ngapa-ngapain.

Di seluruh dunia, tidak ada seorang Guru mendirikan Ashram untuk para muridnya. Guru merasa ‘kecewa’, kebanyakan murid-muridnya sibuk dalam banyak kegiatan-kegiatan dan melupakan bhakti, melupakan Guru sendiri, juga kelalaian mengurus Ashram.

Dan teman-teman lama ada yang bicara, “…ini kan komersialisasi…”, Guru sangat kecewa, sampai menyuruh pengembalian apa-apa yang telah di bayarnya. Guru pun berkata, “Jika tidak ada siapapun yang tersisa, tidak apa, saya jual tempat ini dan saya akan pergi!”. “Go to Hell!, saya tidak butuh kalian, kalian ke surga pun toh saya tidak ikut!”

(Seolah ada ledakan yang dahsyat menghantam dada kami, satu-persatu kami pun meneteskan air mata. Seolah-olah Guru menyampaikan salam perpisahan kepada kami semua. Sambil meneteskan air mata, hatiku menjerit, “Jangan Guru, aku belum berkarya apapu Engkau telah pergi, aku masih membutuhkanMu”.- penulis)

Kesadaran saat mati merupakan saldo bagi kehidupan selanutnya.

Sharing Ma Archana tentang bhakti dari buku karya Siwananda.
-          Seuntai tali cinta yang mengikat bhakta pada kaki Sang Guru.
-          Devotion – kesetiaan yang terus-menerus. Keterikatan dengan Guru yang utama.
-          Bhakti tidak bisa dibuat-buat, ia spontan, alami.
-          Benar-benar suci.
-          Tidak mementingkan diri.
-          Cinta Ilahi.
-          Tidak ada alasan dalam cinta.
-          Tidak mengharapkan imbalan dari seorang Guru atau keberadaan.
-          Tidak terungkap dengan kata-kata.
-          Perasaan yang tulus yang menyatukan bhakta dan Guru.

-           
(Wejangan Guruji Anand Krishna, pada Jumat 14 Maret 2008, di Anand Krishna Center Denpasar, Jl. Pura Mertasari 27 Sunset Road, Abianbase Kuta, Pemecutan Klod, Kec. Denpasar)
(Sumber Gambar : https://id.pinterest.com/pin/315814992612052381/)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar